Breaking News:

Hacker Bjorka Ditangkap Polisi, Ternyata Tinggal di Rumah Kecil di Gang Sempit, Tetangga Syok

Hacker Bjorka yang telah lama buat penasaran publik Indonesia kini berhasil ditangkap polisi, ternyata tinggai di rumah kecil di gang sempit

Kolase Tribunmanado.com/Isvara Savitri
RUMAH HACKER BJORKA - Hacker Bjorka yang telah lama buat penasaran publik Indonesia kini berhasil ditangkap polisi, ternyata tinggai di rumah kecil di gang sempit 

Hacker Bjorka yang telah lama buat penasaran publik Indonesia kini berhasil ditangkap polisi, ternyata tinggai di rumah kecil di gang sempit

TRIBUNTRENDS.COM - Polisi akhirnya mengklaim berhasil menangkap hacker Bjorka, sosok yang sempat membuat geger publik Indonesia dengan aksinya membocorkan berbagai data penting.

Tersangka ternyata adalah seorang pemuda asal Kota Manado, Sulawesi Utara, bernama Wahyu Firmansyah Taha (WFT) yang kini berusia 23 tahun.

Wahyu tinggal di Kelurahan Lawangirung, Kecamatan Wenang, sebelum akhirnya dibekuk Direktorat Reserse Siber Polda Metro Jaya di Rumah Jaga V, Desa Totolan, Kecamatan Kakas Barat, Kabupaten Minahasa pada Selasa (23/9/2025).

Setelah penangkapan, ia langsung diterbangkan ke Jakarta dan diperlihatkan kepada publik pada Rabu (24/9/2025).

Yang cukup mengejutkan, sosok di balik nama besar Bjorka ini bukanlah lulusan bidang teknologi informasi. Ia hanya pernah mengenyam pendidikan di SMK jurusan tata boga, namun tidak sampai lulus.

Dengan latar belakang yang jauh dari dunia IT, fakta ini menambah sorotan publik terhadap perjalanan hacker yang selama ini kerap menantang aparat lewat dunia maya.

Baca juga: Sempat Ganti Username Hacker Bjorka Ditangkap, Tampang Asli Terungkap, Nunduk Saat Konferensi Pers

BJORKA DITANGKAP POLISI - Terungkap keseharian hacker Bjorka sebelum akhirnya ditangkap polisi di Minahasa, Bjorka ternyata tidak lulus SMK.
BJORKA DITANGKAP POLISI - Terungkap keseharian hacker Bjorka sebelum akhirnya ditangkap polisi di Minahasa, Bjorka ternyata tidak lulus SMK. (Kompas)

Gegerkan warga

Penangkapan Bjorka di Desa Totolan, Kecamatan Kakas Barat, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, menggegerkan warga kampung termasuk keluarga.

Tak ada yang menyangka bahwa Bjorka adalah Wahyu Firmansyah Taha (23) yang merupakan warga Kampung Komo Dalam, Lingkungan 5 Kelurahan Lawangirung, Kecamatan Wanea, Kota Manado.

Keluarga Wahyu masih tinggal di sebuah rumah kecil di gang sempit dan terjal di Komo Dalam.

Di rumah itu tinggal adiknya, Nesa Taha, serta paman dan tantenya yakni  Risna Taha, Ririn Taha, dan Idris Taha.

Di sampingnya, ada rumah bercat biru yang ditinggali Wahyu ketika masih di Manado.

Lingkungan tempat tinggal Wahyu Taha yang diduga Bjorka di Komo Dalam, Lingkungan 5 Kelurahan Lawangirung, Kecamatan Wenang, Kota Manado, Sulawesi Utara, Jumat (3/10/2025).
Lingkungan tempat tinggal Wahyu Taha yang diduga Bjorka di Komo Dalam, Lingkungan 5 Kelurahan Lawangirung, Kecamatan Wenang, Kota Manado, Sulawesi Utara, Jumat (3/10/2025). (Tribunmanado.com/Isvara Savitri)

Rumah itu tampak tua dan terlihat sederhana.

Wahyu  sudah lama tak pulang ke Manado dan menghubungi keluarga.

"Kami keluarga sama sekali tidak tahu tentang kabar dia karena memang sudah pergi dari rumah lebih dari setahun lalu," ujar Nesa ketika ditemui, Jumat (3/10/2025).

Keluarga tak menyangka bahwa Wahyu memiliki keahlian khusus di bidang teknologi, meski sedikit banyak paham soal gawai dan media sosial.

Nesa juga membenarkan bahwa Wahyu tinggal bersama kekasihnya di Desa Totolan.

Risna mengenang keponakannya sebagai sosok yang penurut dan pintar.

Anak Yatim Piatu  yang Jualan Makanan

Wahyu sudah yatim piatu.

Ibunya meninggal pada 2014, sedangkan sang ayah baru kurang lebih 2 tahun lalu.

Wahyu sempat mengenyam pendidikan hingga Kelas XI di SMKN 3 Manado.

Kala itu, ia mengamblil jurusan tata boga.

Ia sendiri tak memiliki pekerjaan tetap, hanya kerap membantu Risna keliling berjualan makanan di Kawasan Megamas Manado.

Wahyu juga cukup pendiam namun sering nongkrong bersama teman-teman di kampungnya.

Waktu masih di Manado ia juga jarang pulang ke rumah.

"Seperti pemuda pada umumnya yang sering nongkrong dan main game saja," tambah Nesa.

RUMAH HACKER BJORKA - Tempat tinggal Wahyu Taha yang diduga Bjorka di Komo Dalam, Lingkungan 5 Kelurahan Lawangirung, Kecamatan Wenang, Kota Manado, Sulawesi Utara, Jumat (3/10/2025). Keluarga Wahyu masih tinggal di sana.
RUMAH HACKER BJORKA - Tempat tinggal Wahyu Taha yang diduga Bjorka di Komo Dalam, Lingkungan 5 Kelurahan Lawangirung, Kecamatan Wenang, Kota Manado, Sulawesi Utara, Jumat (3/10/2025). Keluarga Wahyu masih tinggal di sana. (Tribunmanado.com/Isvara Savitri)

Kaget Punya Uang Dolar

Idris mengaku kaget keponakannya bisa mendapatkan US$ 9 ribu dalam aksinya.

Selama ini, ia tak pernah melihat keponakannya berlaku konsumtif.

"Biasa-biasa orangnya. Sedangkan kuburan orang tuanya saja belum dibikin," tutur Idris.

Meski begitu, Idris tahu bahwa ada sejumlah barang yang disita polisi seperti empat buah handphone dan satu tablet.

"Ada juga sepeda motor dan sepeda listrik tapi tidak dirilis polisi," katanya.

Motif Hacker Bjorka

Direktorat Reserse Siber Polda Metro Jaya mengungkap motif WFT, hacker atau peretas 'Bjorka'' yang mengeklaim memiliki data 4,9 juta nasabah bank swasta. 

WFT ditangkap atas laporan dari pihak Bank Swasta yang merasa diperas oleh pesan dari Bjorka.

Pihak Bank Swasta membuat laporan pada 17 April 2025 dengan nomor LP/B/2541/IV/2025/SPKT/POLDA METRO JAYA.

WFT diduga sosok kuat di balik akun hacker ternama Bjorka alias Bjorkanesia. 

Akun tersebut, sempat viral karena kasus ilegal akses dan manipulasi data seolah-olah otentik dari Dark Forums (Dark Web).

Dark web dan dark forum merupakan bagian dari internet yang tidak dapat diakses melalui mesin pencari biasa seperti Google, dan memerlukan perangkat khusus. Biasanya digunakan oleh seseorang yang ingin berbagi informasi secara anonim.

Pada kasus ini, WFT melakukan aksi peretasan terhadap data nasabah bank lantaran masalah uang. 

“Jadi motivasinya adalah hanya untuk masalah kebutuhan, masalah kebutuhan, motifnya masalah uang."

"Segala sesuatu yang dikerjakan, sementara yang kita temukan, adalah untuk mencari uang,” ungkap  Kasubdit IV Ditreskrimsus Siber Polda Metro Jaya, AKBP Herman Edco Wijaya Simbolon, dalam keterangan pers pada Kamis (2/10/2025).

Terkait pemerasan, sejatinya hendak dilakukan WFT kepada pihak bank swasta, namun uang yang diminta pelaku belum sempat diberikan korban.

"Perihal pemerasan, faktanya terhadap case yang sedang kita tangani ini belum terjadi. Jadi motif dia melakukan adalah untuk melakukan pemerasan, tetapi, karena tidak dituruti atau tidak direspons oleh pihak bank, maka pihak bank berupaya untuk melapor ke pihak kepolisian," tambah Herman.

(TribunTrends.com/Tribunnews.com/Disempurnakan dengan bantuan AI)

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
hackerBjorkaWahyu Firmansyah Taha
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved