Breaking News:

Kematian Brigadir Esco

Kejanggalan Kasus Brigadir Esco, Disebut Ada Organ yang Hilang, Mertua Briptu Rizka: Ini Bukan Luka

Ada kejanggalan yang dirasakan oleh orangtua Brigadir Esco atas kematian anaknya, mertua Briptu Rizka menyebut ada organ anaknya yang hilang

Kolase Kompas TV/TribunLombok/Sinto
KEMATIAN BRIGADIR ESCO - Ada kejanggalan yang dirasakan oleh orangtua Brigadir Esco atas kematian anaknya, mertua Briptu Rizka menyebut ada organ anaknya yang hilang 

"Saat penemuan jenazah itu sekitar 12 meter dari rumah almarhum. Ada sayatan pisau di lengan kiri Brigadir Esco dan pukulan benda tumpul di belakang kepala. Kami meyakini naluri manusia yang ingin hidup kan melakukan perlawanan. Maka kami meyakini tidak mungkin seorang perempuan memiliki kekuatan fisik untuk melakukan pembunuhan atau penganiayaan seorang diri," ujar Lalu Anton.

Keluarga sempat melihat ada luka bekas perlawanan dari Brigadir Esco.

Menurut keluarga, ada banyak pelaku dengan peran berbeda-beda di balik pembunuhan Brigadir Esco.

"Bukti pisau di sebelah kiri itu bukti Brigadir Esco sempat melakukan perlawanan. Maka kami meyakini kasus pembunuhan Brigadir Esco tidak dilakukan tunggal oleh tersangka R. Kami meyakini banyak yang membantu, membawa jenazah dari eksekusi awal jenazah, melakukan ikat tali di leher Brigadir Esco, terus yang melkukan penghilangan barang bukti, percakapan chat di HP Brigadir Esco," ungkap Lalu Anton.

Pengakuan ayah mertua janggal

Selanjutnya, kejanggalan ketiga di balik kematian Esco adalah terkait cerita ayah mertuanya.

Untuk diketahui, saksi yang pertama kali mengetahui Brigadir Esco tewas adalah ayah mertuanya sendiri, H Saihun.

Saihun sempat menceritakan detik-detik dirinya menemukan mayat Brigadir Esco.

Awalnya pada hari Minggu tanggal 24 Agustus 2025 itu Saihun hendak mencari ayamnya yang hilang.

Namun Saihun malah menemukan jasad Esco dalam kondisi memilukan yakni tergantung dengan tali.

"Awalnya saya nyari ayam, ayam ini sudah  hilang satu hari. Saat saya cari ayam ini dan saya lihat tali dari jarak jauh, saya penasaran firasat saya mungkin ada bangkai, tahu-tahu bau amis semakin mendekat dan saya temukan (jasad Esco)," kata Saihun dilansir TribunnewsBogor.com dari Tribun Lombok.

Yang membuat pengakuan Saihun janggal adalah soal penyebab kematian Esco.

Kata Saihun, Esco meninggal karena mengakhiri hidup.

"Korban (Brigadir Esco) baik, enggak ada musuhnya di sini apalagi sama istrinya, enggak pernah saya lihat dia berkelahi. Jadi kami di keluarga ini tidak percaya kalau dia meninggal (mengakhiri hidup)," ujar Saihun.

Belakangan terkuak dari hasil penyelidikan, Brigadir Esco tewas karena dibunuh.

(TribunTrends.com/TribunnewsBogor.com/Disempurnakan dengan bantuan AI)

Tags:
Brigadir EscoBriptu RizkaAmaq Siun
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved