Kematian Brigadir Esco
Kejanggalan Kasus Brigadir Esco, Disebut Ada Organ yang Hilang, Mertua Briptu Rizka: Ini Bukan Luka
Ada kejanggalan yang dirasakan oleh orangtua Brigadir Esco atas kematian anaknya, mertua Briptu Rizka menyebut ada organ anaknya yang hilang
Editor: Nafis Abdulhakim
Ada kejanggalan yang dirasakan oleh orangtua Brigadir Esco atas kematian anaknya, mertua Briptu Rizka menyebut ada organ anaknya yang hilang
TRIBUNTRENDS.COM - Kasus kematian Brigadir Esco Faska Rely kembali menjadi sorotan tajam publik setelah muncul berbagai kejanggalan yang terungkap dalam proses penyelidikan.
Tragedi ini bukan hanya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, tetapi juga menimbulkan tanda tanya besar lantaran sosok yang diduga sebagai pelaku justru orang terdekatnya sendiri.
Brigadir Esco, yang dikenal sebagai anggota Intel Polsek Sekotong, Polres Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan.
Nama istrinya, Briptu Rizka Sintiani, seorang polisi wanita sekaligus ibu dari dua anak, kini menyeruak sebagai pihak yang paling disorot dan akhirnya ditetapkan sebagai tersangka.
Baca juga: Prompt Gemini AI Prewedding Tema Hitam Putih Artistik, Bisa Jadi Referensi!
Pada mulanya, kasus kematian Brigadir Esco sempat dianggap sebagai dugaan bunuh diri.
Pandangan ini bahkan diperkuat oleh keterangan ayah mertua korban.
Namun, seiring pendalaman penyidikan, fakta-fakta baru justru menunjukkan arah berbeda. Polisi menemukan indikasi kuat bahwa Brigadir Esco tidak mengakhiri hidupnya sendiri, melainkan menjadi korban pembunuhan.
Polda NTB pun bergerak cepat. Setelah melalui proses panjang, satu nama ditetapkan sebagai tersangka, yakni Briptu Rizka Sintiani. Temuan polisi terkait sejumlah kejanggalan di lokasi kejadian semakin memperkuat dugaan adanya tindak pidana dalam kematian Brigadir Esco.
Briptu Rizka resmi ditahan pada 19 September 2025. Langkah ini menjadi titik balik penting dalam kasus tersebut, mengingat statusnya sebagai anggota kepolisian yang kini berhadapan dengan tuduhan menghabisi nyawa suaminya sendiri.

Jasad Brigadir Esco ditemukan pada Minggu, 24 Agustus 2025, di sebuah kebun yang tak jauh dari kediamannya, tepatnya di Dusun Nyiur Lembang, Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar.
Tubuhnya ditemukan dalam kondisi terikat, sebuah fakta yang memperkuat dugaan bahwa ia menjadi korban kejahatan.
Meski polisi telah menetapkan tersangka, rasa puas belum sepenuhnya dirasakan pihak keluarga. Mereka menilai masih ada sisi gelap yang belum terungkap dari kasus ini. Bahkan kuasa hukum keluarga belakangan menyingkap adanya sejumlah kejanggalan baru, yang justru semakin menambah keraguan terhadap jalannya proses penyelidikan.
Kasus ini pun kian menyita perhatian publik, bukan hanya karena melibatkan aparat kepolisian, tetapi juga karena drama keluarga yang membelitnya. Publik kini menanti kelanjutan penyidikan dan persidangan, berharap kebenaran sepenuhnya terungkap dan keadilan benar-benar ditegakkan.
Organ tubuh korban ada yang hilang
Kejanggalan keempat kasus pembunuhan Esco adalah terkait dugaan adanya organ tubuh korban yang hilang.
Ayah kandung Brigadir Esco, Samsul Herawadi sempat menceritakan temuan baru yang membuatnya terkajut.
Samsul menyebut bahwa diduga ada organ tubuh Brigadir Esco yang hilang.
"Kalau ditanya hal kejanggalan sangat banyak karena ada anggota tubuh, organ tubuh yang hilang," kata Samsul kepada Tribun Lombok.
Lebih lanjut, Samsul juga menyoroti luka di tubuh Esco.
Diungkap Samsul luka tersebut bukan cuma luka biasa melainkan bisa jadi petunjuk penyebab kematian Esco.
"Ini bukan luka. Ini hilang organ tubuh. Bukan luka. Namanya luka itu bekas cuma tidak hilang. Jadi disitu luka itu hilang, bukan luka," pungkas Samsul.
Istri tidak buat laporan ke polisi
Kejanggalan pertama yang diyakini keluarga korban adalah perihal motif istri membunuh Brigadir Esco.
Diungkap Pengacara Brigadir Esco, Lalu Anton Hariawan, keluarga sempat curiga dengan Briptu Rizka sebelum jasad korban ditemukan tewas mengenaskan.
Keluarga heran kenapa Briptu Rizka tidak melaporkan hilangnya Brigadir Esco.
Padahal Brigadir Esco sudah hilang sejak 19 Agustus 2025.
Tapi sampai jasad Esco ditemukan pada 24 Agustus 2025, Rizka tak pernah melapor ke perangkat desa sekalipun atau polisi.
"Hal pertama yang janggal menurut kami, setelah autopsi dilakukan bahwa fiks almarhum Brigadir Esco meninggal dunia akibat pukulan benda tumpul, saat itu istri dari korban atau tersangka tidak mau membuat laporan polisi. Jadi yang membuat laporan polisi atas kematian Brigadir Esco adalah ayah dari (korban)," kata Lalu Anton Hariawan, dilansir TribunnewsBogor.com dari tayangan Youtube metro tv news, Selasa (23/9/2025).
Sementara Briptu Rizka tak melapor, ibu Brigadir Esco sejatinya sudah punya firasat buruk sejak lama.
Terlebih saat Brigadir Esco mendadak hilang, ibunya sempat berkomunikasi dengan Briptu Rizka.
"Ada kejanggalan, tanggal 19 Agustus kan almarhum dinyatakan menghilang. Pada tanggal 22 Agustus sampai 23 Agustus, ibu korban itu melakukan komunikasi dengan tersangka," ujar Lalu Anton.
Dalam obrolan antara menantu dan mertua, ibunda Esco heran kenapa ponsel anaknya tidak aktif.
Terkait hal tersebut, Briptu Rizka justru mengurai pernyataan mengejutkan.
Bukannya lapor polisi atau perangkat desa, Briptu Rizka malah mendatangi dukun setelah suaminya hilang.
"Hasil komunikasi itu mempertanyakan kenapa HP Brigadir Esco tidak pernah aktif, dihubungi tidak aktif terus. Tersangka menyampaikan ke ibu (korban), saya akan mencoba mencari orang pintar, dukun, setelah saya mencari (katanya) Brigadir Esco ada di pantai Bangko bangko, sekitar 50 kilometer dari TKP," kata Lalu Anton.
Mendengar ucapan sang menantu, ibunda Esco tak lantas percaya.
Ibu korban yakin Brigadir Esco masih ada di dekat rumahnya.
Dan terbukti, firasat ibu korban soal keberadaan Brigadir Esco pun benar.
Sehari setelah ibu korban mengurai firasatnya, Brigadir Esco ditemukan walaupun dalam kondisi tewas.
"Tapi ibu kandung korban menjawab 'saya seorang ibu kandungnya (korban), naluri seorang ibu tidak pernah salah. Saya meyakini anak saya ada di sekitar rumah tersebut. Satu hari setelah mengatakan seperti, jenazah ditemukan," imbuh Lalu Anton.

Ada luka sayatan dan pukulan di kepala
Kejanggalan kedua adalah terkait jumlah pelaku yang membunuh Brigadir Esco.
Keluarga yakin yang menghabisi nyawa Esco tak cuma istrinya saja.
Dugaan tersebut diurai keluarga korban karena melihat temuan di TKP dan jenazah Esco.
"Saat penemuan jenazah itu sekitar 12 meter dari rumah almarhum. Ada sayatan pisau di lengan kiri Brigadir Esco dan pukulan benda tumpul di belakang kepala. Kami meyakini naluri manusia yang ingin hidup kan melakukan perlawanan. Maka kami meyakini tidak mungkin seorang perempuan memiliki kekuatan fisik untuk melakukan pembunuhan atau penganiayaan seorang diri," ujar Lalu Anton.
Keluarga sempat melihat ada luka bekas perlawanan dari Brigadir Esco.
Menurut keluarga, ada banyak pelaku dengan peran berbeda-beda di balik pembunuhan Brigadir Esco.
"Bukti pisau di sebelah kiri itu bukti Brigadir Esco sempat melakukan perlawanan. Maka kami meyakini kasus pembunuhan Brigadir Esco tidak dilakukan tunggal oleh tersangka R. Kami meyakini banyak yang membantu, membawa jenazah dari eksekusi awal jenazah, melakukan ikat tali di leher Brigadir Esco, terus yang melkukan penghilangan barang bukti, percakapan chat di HP Brigadir Esco," ungkap Lalu Anton.
Pengakuan ayah mertua janggal
Selanjutnya, kejanggalan ketiga di balik kematian Esco adalah terkait cerita ayah mertuanya.
Untuk diketahui, saksi yang pertama kali mengetahui Brigadir Esco tewas adalah ayah mertuanya sendiri, H Saihun.
Saihun sempat menceritakan detik-detik dirinya menemukan mayat Brigadir Esco.
Awalnya pada hari Minggu tanggal 24 Agustus 2025 itu Saihun hendak mencari ayamnya yang hilang.
Namun Saihun malah menemukan jasad Esco dalam kondisi memilukan yakni tergantung dengan tali.
"Awalnya saya nyari ayam, ayam ini sudah hilang satu hari. Saat saya cari ayam ini dan saya lihat tali dari jarak jauh, saya penasaran firasat saya mungkin ada bangkai, tahu-tahu bau amis semakin mendekat dan saya temukan (jasad Esco)," kata Saihun dilansir TribunnewsBogor.com dari Tribun Lombok.
Yang membuat pengakuan Saihun janggal adalah soal penyebab kematian Esco.
Kata Saihun, Esco meninggal karena mengakhiri hidup.
"Korban (Brigadir Esco) baik, enggak ada musuhnya di sini apalagi sama istrinya, enggak pernah saya lihat dia berkelahi. Jadi kami di keluarga ini tidak percaya kalau dia meninggal (mengakhiri hidup)," ujar Saihun.
Belakangan terkuak dari hasil penyelidikan, Brigadir Esco tewas karena dibunuh.
(TribunTrends.com/TribunnewsBogor.com/Disempurnakan dengan bantuan AI)
Cerita Mertua Brigadir Esco Detik-detik Temukan Jasad Menantu, Awalnya Berniat Cari Ayam yang Hilang |
![]() |
---|
4 Kejanggalan Tewasnya Brigadir Esco, Ada Luka Tak Wajar hingga Pengakuan Janggal Ayah Mertua |
![]() |
---|
Karakter Asli Briptu Rizka Dibongkar Orangtua Suami, Mertua Syok Menantu Tega Habisi Brigadir Esco |
![]() |
---|
Jadi Tersangka Kematian Brigadir Esco, Briptu Rizka Diperiksa Propam, Bakal Segera Dipecat? |
![]() |
---|
Temukan Jasad Brigadir Esco, Ini Sosok Amaq Siun, Ayah Briptu Rizka yang Kini Jadi Tersangka |
![]() |
---|