Karier Panjang Tanpa Masalah
Ilham bukan sosok baru di dunia perbankan. Sejak lulus dari bangku kuliah, ia langsung bergabung dengan salah satu bank BUMN dan meniti karier dari bawah.
Ia memulai perjalanannya sebagai staf pemasaran, dan terus menanjak hingga dipercaya menjabat sebagai kepala cabang.
“Dia di BRI itu sudah 13-14 tahun kurang lebih. Yang saya tahu itu,” ujar Bayu.
Selama belasan tahun tersebut, Ilham pernah ditempatkan di berbagai daerah, mulai dari Surabaya hingga Bandung, sebelum akhirnya berpindah ke Jakarta, yang menurut keluarga belum terlalu lama dijalani.
Meski kerap berpindah tugas, keluarga menyebut Ilham tak pernah mengeluhkan adanya persoalan serius di tempat kerjanya.
“Saya juga ngobrol dengan kakaknya, dengan istrinya itu. Dia tidak pernah bercerita ada satu problem ya.
Kalau bercerita mungkin habis dari sini, dari situ, itu kan hal yang biasa. Tapi ada problem besar itu dia tidak pernah cerita,” tutur Bayu.
Baca juga: Dibohongi Dwi Hartono Cs! Penculik Kacab Bank BUMN Tak Tahu Korban Akan Dibunuh: Kami Disuruh Jemput
Keluarga Masih Terpukul
Dengan latar belakang pribadi yang tenang dan profesionalisme yang konsisten, keluarga sangat terpukul atas kepergian Ilham yang begitu mendadak dan penuh tanda tanya.
Terlebih, tidak satu pun dari delapan orang tersangka yang ditangkap oleh polisi dikenal oleh pihak keluarga.
Kejadian ini semakin memperkuat dugaan bahwa pembunuhan terhadap Ilham dirancang secara sistematis dan melibatkan pihak-pihak yang tidak memiliki keterkaitan langsung dengan kehidupan personal korban.
Hingga kini, keluarga masih menanti hasil penyelidikan resmi dari pihak kepolisian untuk mengetahui secara pasti siapa dalang utama, apa motif di balik pembunuhan, serta bagaimana kronologi lengkap tragedi yang merenggut nyawa ayah tiga anak tersebut.
Kini, setelah delapan orang pelaku diamankan, publik menantikan fakta hukum lengkap: apa motif sebenarnya? Siapa perencana utamanya? Dan apakah masih ada pihak lain yang belum tertangkap?
Kasus ini belum selesai. Bagi keluarga, menangkap pelaku hanyalah langkah awal dari perjalanan panjang menuju keadilan.
Mereka menunggu tidak hanya penuntasan hukum, tapi juga penjelasan yang bisa menjawab luka yang tak bisa dipulihkan: mengapa Ilham, seorang kepala cabang bank tanpa riwayat konflik terbuka, harus kehilangan nyawa dengan cara sekeji itu?
***
(TribunTrends/Sebagian artikel tayang di TribunBogor)