TRIBUNTRENDS.COM - Penangkapan delapan pelaku dalam kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN, Mohamad Ilham Pradipta, belum sepenuhnya menjawab tanya dari pihak keluarga.
Meskipun aparat bergerak cepat mengamankan para tersangka, keluarga korban mengaku belum mengetahui siapa sebenarnya para pelaku dan apa motif di balik kejahatan keji ini.
Polisi telah mengamankan empat dalang yang disebut sebagai aktor intelektual kasus ini. Ketiganya berinisial DH, YJ, dan AA dibekuk di wilayah Solo, Jawa Tengah, pada Sabtu (23/8/2025).
Sementara satu tersangka lainnya, C, ditangkap sehari setelahnya, Minggu (24/8/2025) sekitar pukul 15.30 WIB, di kawasan elite Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara.
Baca juga: Tabiat Asli Dwi Hartono Terungkap: Mantan Karyawan Ungkap Sisi Lain Otak Pembunuhan Kacab Bank BUMN
Sebelumnya, empat pelaku lapangan AT, RS, RAH, dan RW lebih dulu ditangkap. RW bahkan diciduk saat berada di Bandara Internasional Komodo, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), diduga hendak melarikan diri.
Keempatnya berperan langsung dalam aksi penculikan Ilham yang berujung pada kematian tragis di wilayah Bekasi.
Namun, di tengah gencarnya pemberitaan, keluarga korban belum bisa mengaitkan para pelaku tersebut dengan kehidupan Ilham sebelumnya.
Saat menatap para pelaku lewat tayang televisi ataupun sosial media, keluarga mengaku tak mengenal para pelaku.
“Kalau berdasarkan pengamatan yang didengar dari media, karena itu pun informasi dari TV.
Keluarga tidak ada yang mengenali. Dari 8, 4 yang sebelumnya dan 4 yang setelahnya. Tidak ada yang mengenal mereka semua,” ujar Widodo Bayu Ajie, juru bicara keluarga Ilham, dikutip TribunTrends dari TribunnewsBogor.com, Rabu, (27/8/2025).
Menanti Jawaban Resmi: Apa Motifnya? Siapa Dalangnya?
Meski kepolisian telah menangkap delapan pelaku, pertanyaan besar masih menggantung.
Apakah pelaku bertindak sendiri atau ada dalang yang lebih tinggi? Apakah motif kejahatan ini murni kriminal, atau terkait dengan urusan pekerjaan korban di bank?
“Kalau memang itu ada skenario, yang sementara kita dengar kan, ada penculik. Misalnya penculik ini bukan yang melakukan. Nah ini kita juga belum mendengar resmi,” sambung Bayu.
Salah satu nama yang mencuat adalah DH, pria berinisial tersebut kini tengah menjadi sorotan publik karena diduga sebagai otak dari perencanaan aksi ini. Namun pihak keluarga Ilham memilih untuk tidak berspekulasi lebih jauh.
“Kita masih menunggu. Informasi ini kan masih kita tangkap dari berita. Kita nunggu nanti hasil dari penyidik.
Sejauh mana. Dari mulai yang terlibat, andaikan dia ada penyuruhnya, yang mana yang melakukannya. Itu kan belum resmi ya sebenarnya. Itu yang kita tunggu dari penyidik,” tegas Bayu.
Baca juga: Aktivitas Mewah Dwi Hartono Otak Pembunuhan Kacab Bank BUMN: Ramah di Publik, Dekat dengan Pejabat
Rasa Syukur dan Harapan Keluarga
Meski masih dibayangi duka, pihak keluarga tetap memberikan apresiasi terhadap kinerja kepolisian yang bergerak cepat dalam mengungkap kasus ini.
Penangkapan para pelaku dalam waktu relatif singkat setelah kejadian, dinilai sebagai bentuk tanggung jawab dan keseriusan aparat dalam menangani kasus pembunuhan yang menyita perhatian publik.
“Pertama kita ucapkan banyak terima kasih. Atas reaksi yang sangat cepat dari pihak kepolisian. Dengan menangkap beberapa yang saat ini diduga sebagai pelaku,” ujar Bayu.
Kini, keluarga Ilham berharap kebenaran sepenuhnya bisa terkuak. Mereka ingin tahu apakah tindakan kejam terhadap Ilham merupakan hasil perencanaan pribadi, dendam, atau bagian dari kejahatan yang lebih besar misalnya berkaitan dengan praktik kriminal seperti kredit fiktif yang santer diberitakan sebelumnya.
Percakapan Terakhir
Menurut keterangan keluarga, Ilham tampak menjalani hari-harinya seperti biasa.
Bahkan, hanya beberapa jam sebelum penculikan dan pembunuhan terjadi, ia masih sempat berkomunikasi dengan kakak perempuannya melalui telepon.
Baca juga: Pengusaha Motivator atau Dalang Pembunuhan? Dua Wajah Dwi Hartono, Tega Habisi Kacab Bank BUMN
“Terakhir kontekan sama kakaknya itu cuma ngobrolin makanan. Hari kejadian itu.
Kakaknya waktu itu lagi di Surabaya, dan Ilham pun sempat kerja di Surabaya,” ungkap Widodo Bayu Ajie, Juru Bicara keluarga, dikutip TribunTrends dari TribunnewsBogor.com pada Selasa (26/8/2025).
Dalam percakapan ringan tersebut, Ilham sempat bercerita tentang makanan khas Surabaya, memperlihatkan suasana hati yang tenang dan tidak menunjukkan adanya tekanan.
“Kalau orang mungkin kalau ada pikiran yang berat itu mungkin dia cerita. Dia jelasin aja biasa gitu,” lanjut Bayu.
Namun, hanya beberapa jam setelah percakapan itu, keluarga mendapat kabar mengejutkan: Ilham diculik dan ditemukan tewas keesokan paginya di Bekasi, dalam kondisi mengenaskan.
Karier Panjang Tanpa Masalah
Ilham bukan sosok baru di dunia perbankan. Sejak lulus dari bangku kuliah, ia langsung bergabung dengan salah satu bank BUMN dan meniti karier dari bawah.
Ia memulai perjalanannya sebagai staf pemasaran, dan terus menanjak hingga dipercaya menjabat sebagai kepala cabang.
“Dia di BRI itu sudah 13-14 tahun kurang lebih. Yang saya tahu itu,” ujar Bayu.
Selama belasan tahun tersebut, Ilham pernah ditempatkan di berbagai daerah, mulai dari Surabaya hingga Bandung, sebelum akhirnya berpindah ke Jakarta, yang menurut keluarga belum terlalu lama dijalani.
Meski kerap berpindah tugas, keluarga menyebut Ilham tak pernah mengeluhkan adanya persoalan serius di tempat kerjanya.
“Saya juga ngobrol dengan kakaknya, dengan istrinya itu. Dia tidak pernah bercerita ada satu problem ya.
Kalau bercerita mungkin habis dari sini, dari situ, itu kan hal yang biasa. Tapi ada problem besar itu dia tidak pernah cerita,” tutur Bayu.
Baca juga: Dibohongi Dwi Hartono Cs! Penculik Kacab Bank BUMN Tak Tahu Korban Akan Dibunuh: Kami Disuruh Jemput
Keluarga Masih Terpukul
Dengan latar belakang pribadi yang tenang dan profesionalisme yang konsisten, keluarga sangat terpukul atas kepergian Ilham yang begitu mendadak dan penuh tanda tanya.
Terlebih, tidak satu pun dari delapan orang tersangka yang ditangkap oleh polisi dikenal oleh pihak keluarga.
Kejadian ini semakin memperkuat dugaan bahwa pembunuhan terhadap Ilham dirancang secara sistematis dan melibatkan pihak-pihak yang tidak memiliki keterkaitan langsung dengan kehidupan personal korban.
Hingga kini, keluarga masih menanti hasil penyelidikan resmi dari pihak kepolisian untuk mengetahui secara pasti siapa dalang utama, apa motif di balik pembunuhan, serta bagaimana kronologi lengkap tragedi yang merenggut nyawa ayah tiga anak tersebut.
Kini, setelah delapan orang pelaku diamankan, publik menantikan fakta hukum lengkap: apa motif sebenarnya? Siapa perencana utamanya? Dan apakah masih ada pihak lain yang belum tertangkap?
Kasus ini belum selesai. Bagi keluarga, menangkap pelaku hanyalah langkah awal dari perjalanan panjang menuju keadilan.
Mereka menunggu tidak hanya penuntasan hukum, tapi juga penjelasan yang bisa menjawab luka yang tak bisa dipulihkan: mengapa Ilham, seorang kepala cabang bank tanpa riwayat konflik terbuka, harus kehilangan nyawa dengan cara sekeji itu?
***
(TribunTrends/Sebagian artikel tayang di TribunBogor)