TRIBUNTRENDS.COM - Kasus penculikan dan pembunuhan terhadap Mohamad Ilham Pradipta, Kepala Cabang Bank BUMN di Cempaka Putih, Jakarta, terus menyedot perhatian publik.
Dari delapan tersangka yang telah ditangkap, nama Dwi Hartono alias DH menjadi sorotan utama.
Sosok yang selama ini dikenal publik sebagai motivator muda, dermawan, hingga pengusaha sukses, kini justru ditetapkan sebagai salah satu aktor intelektual dalam kejahatan mengerikan ini.
Ditangkap Tanpa Perlawanan, Netizen Soroti Penampilannya
Penangkapan Dwi Hartono bersama tiga tersangka lainnya YJ, AA, dan C dilakukan oleh tim gabungan dari Polda Metro Jaya, Polda Kota Semarang, dan Polda Demak. DH, YJ, dan AA ditangkap di Solo, Jawa Tengah, pada Sabtu, 23 Agustus 2025, sekitar pukul 20.15 WIB.
Sementara itu, tersangka berinisial C ditangkap di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara, sehari setelahnya.
Baca juga: Pengusaha Motivator atau Dalang Pembunuhan? Dua Wajah Dwi Hartono, Tega Habisi Kacab Bank BUMN
Saat diamankan, DH dan rekan-rekannya tidak melakukan perlawanan. Mereka tampak tenang, bahkan cenderung pasrah.
Netizen menyoroti penampilan mereka, termasuk pakaian yang dikenakan saat penangkapan: kaos garis-garis abu-abu, kemeja hitam, dan kemeja bermotif bunga kecil.
Dalam video penangkapan, ketiganya diinterogasi langsung oleh penyidik di dalam mobil.
Salah satu dari mereka diduga DH diketahui memiliki lebih dari 20 ponsel, meskipun belum jelas apa tujuannya memiliki perangkat sebanyak itu.
Motif Masih Misterius, Ada Dugaan Kredit Fiktif
Hingga kini, polisi belum membeberkan motif pasti di balik penculikan dan pembunuhan Ilham Pradipta. Namun, muncul spekulasi dari publik, termasuk akun TikTok yang menyebut, “kredit fiktif si dugaannya.”
Dugaan ini memperkuat asumsi bahwa ada kemungkinan masalah keuangan atau skema penipuan yang melatarbelakangi kejahatan tersebut.
Salah satu tersangka yang turut diamankan mengaku kebingungan saat harus membuang jasad korban. Dalam rekaman interogasi, penyidik bertanya, “Korban kamu bawa ke mana?”
Tersangka menjawab, “Ke Bekasi, Pak.”