Kode Etik Guru adalah seperangkat norma dan prinsip moral yang menjadi pedoman perilaku profesional guru dalam menjalankan tugasnya. Kode etik ini tidak hanya berlaku dalam konteks pembelajaran, tetapi juga mencakup hubungan guru dengan peserta didik, rekan sejawat, masyarakat, serta diri sendiri sebagai insan pendidik.
Dalam modul yang telah saya pelajari, saya menemukan bahwa Tomlinson dan Little membagi etika profesi guru ini ke dalam tiga kelompok besar yang saling berkaitan. Ketiganya memberi gambaran utuh tentang bagaimana seharusnya seorang guru bersikap dan bertindak dalam menjalankan amanah profesinya, kode etika profesi mengajar tersebut sebagai berikut:
1. Etika terhadap ilmu pengetahuan.
Di sini guru dituntut untuk memiliki integritas intelektual, artinya jujur dalam berpikir dan menyampaikan ilmu, serta tidak berhenti belajar demi pengembangan wawasan. Guru juga harus punya integritas kejuruan, yaitu terus mengasah keterampilan dan profesionalisme sesuai perkembangan zaman. Dan yang tak kalah penting, guru perlu memiliki keberanian moral, yakni keberanian untuk tetap bersikap dan mengambil keputusan yang benar, meskipun terkadang tidak populer atau bertentangan dengan arus umum.
2. Etika terhadap peserta didik.
Ini menyangkut bagaimana guru harus mengutamakan kepentingan Peserta Didik di atas kepentingan pribadi, bersikap adil dan tidak memihak, serta memiliki wawasan kemanusiaan, artinya guru peka terhadap latar belakang sosial dan kondisi tiap anak. Di samping itu, guru juga harus menyadari tanggung jawab pengaruhnya, karena segala ucapan dan tindakan kita bisa melekat dalam ingatan anak-anak hingga dewasa.
3. Etika terhadap profesi.
Dalam bagian ini, guru diharapkan bersikap rendah hati, mampu bekerja sama dan saling menghargai dalam semangat kolegalitas, serta membangun kemitraan yang sehat baik dengan peserta didik, sesama guru, maupun orang tua. Tak kalah penting, guru juga harus punya tanggung jawab dan aspirasi profesi, yakni mau terus terlibat aktif dalam perbaikan sistem pendidikan melalui suara, karya, dan kontribusi nyata. Tiga aspek etika ini bukan hanya teori semata, tapi menjadi bekal saya dalam membenahi diri, membangun relasi yang lebih baik, dan menjadi guru yang bukan sekadar mengajar, tapi benar-benar mendidik.
Pengaruh Kode Etik Terhadap Proses Pembelajaran
Bagi saya pribadi, menjalankan kode etik guru bukan hanya soal menjaga nama baik profesi, tapi juga berdampak langsung pada bagaimana saya mengelola pembelajaran di kelas. Saat guru benar-benar memegang teguh nilai-nilai etikanya, maka proses belajar bukan hanya berjalan, tapi tumbuh dan berkembang dalam suasana yang sehat dan menyenangkan.
Memperbaiki kualitas pembelajaran
Saya menyadari bahwa komitmen pada kode etik mendorong saya untuk terus memperbaiki kualitas pembelajaran. Baik dari segi penyusunan rencana ajar yang matang, pemilihan strategi mengajar yang sesuai dengan kebutuhan Peserta Didik, sampai pada pengembangan kompetensi diri agar bisa memberikan pembelajaran yang lebih bermakna dan relevan.
Relasi dengan Peserta Didik jadi lebih positif
Ketika saya bersikap adil, menghargai perbedaan, dan benar-benar hadir untuk mendukung mereka, maka mereka pun lebih terbuka, lebih percaya, dan lebih aktif di kelas. Suasana kelas jadi terasa hangat dan aman, tempat di mana mereka bisa tumbuh tanpa rasa takut atau tertekan.
Menegakkan aturan dan disiplin dengan cara yang bijak dan konsisten