"Kebanyakan orang akan takut menjalani [jantung buatan] dalam waktu yang lama."
"Tetapi saya hanya ingin memberi tahu mereka bahwa Anda harus melewati rasa takut itu, karena itu membantu Anda," katanya kepada CNN setelah operasi.
"Saya pulang begitu cepat setelah transplantasi karena ini membantu saya tetap sehat sebelum transplantasi."
Sayangnya, mereka yang menunggu transplantasi harus menunggu bertahun-tahun untuk mendapatkan perawatan menurut Dr. Billy Cohn, seorang ahli bedah kardiovaskular.
Hal ini tentu membuat kesehatan para penyintas jantung menurun dan akan kesulitan saat melakukan operasi transplantasi.
"Banyak dari pasien ini memiliki jantung yang sangat lemah, ginjal, hati, dan organ penting lainnya akan gagal berfungsi saat mereka menunggu (transplantasi)," katanya.
"Banyak dari pasien ini akan meninggal tanpa bentuk dukungan apa pun."
Stan Larkin membutuhkan transplantasi karena bentuk genetik penyakit jantung yang disebut kardiomiopati familial.
Pria itu bahkan tidak menyadari bahwa jantungnya menderita hingga tahun 2007 lalu.
Di mana saat itu Stan tiba-tiba pingsan saat pertandingan basket.
Kardiomiopati familial adalah 'gangguan jantung yang ditandai dengan jantung yang membesar diameternya dan lemah dalam fungsi pemompaan,' menurut Divisi Kardiologi.
Dr. Jonathan Haft, dokter bedah yang mengoperasi Stan, mengatakan jenis kardiomiopati yang terlihat pada Stan menyebabkan aritmia dan kegagalan pada kedua sisi jantung.
Hingga akhirnya membuat Stan gagal jantung di tempat.
(*)
--
(TribunTrends/Dhimas)