Tindakan itu memicu aksi boikot di negara-negara Arab.
Waralaba McDonald’s di Uni Emirat Arab, Yordania, dan Turki kemudian menyeluarkan pernyataan yang mengklaim bahwa waralaba di sana tidak punya kaitan dengan waralaba di Israel.
Tentara disebut makan makanan tak layak
Seorang tentara cadangan Israel yang ditempatkan di sekitar Gaza menyebut makanan yang diberikan kepada tentara tidak layak.
Dia mengklaim sebagian besar makanan yang dimakannya berasal dari sumbangan makanan.
Hal itu karena makanan jatah tentara memang tak layak dimakan.
Sementara itu, seorang juru bicara militer Israel mengakui adanya wabah penyakit perut di antara para tentara.
Dia mengaitkan penyakit itu dengan makanan yang didapat dari sumbangan.
“Kami pintar dalam mencuci tangan kami, tetapi hal itu adalah tantangan dalam bidang tersebut.
Selain itu, menerapkan kondisi kebersihan mendasar di sana susah,” kata dia dikutip dari Watan News.
Baca juga: Kesal Terus Dihujat, Tentara Israel Ejek Korban Erupsi Gunung Marapi, Sebut Indonesia Terbakar
Juru bicara lainnya mengatakan peningkatan jumlah tentara yang terkena penyakit perut disebabkan oleh makanan sumbangan dan makanan yang dimasak.
“Ada peningkatan penyakit pencernaan karena makanan sumbangan dan makanan yang dimasak.
Kami menangani kasus itu, mengeluarkan perintah tentang pengobatan, dan menyelidiki setiap infeksi yang dilaporkan, menyediakan perawatan bagi para tentara yang gelisah," kata dia.*)
(TRIBUNNEWS/TRIBUNNEWSWIKI)
Diolah dari artikel Tribunnewswiki.com