TRIBUNTRENDS.COM - Pilu seorang bayi berusia enam bulan jadi yatim piatu karena semua keluarganya meninggal dunia.
Bayi bernama Noor Ahmed dari Gaza ini selamat dan masih hidup.
Padahal bayi mungil ini sudah kena bom sebanyak tiga kali.
Dikutip dari mStar, Rabu (22/11/2023), dI tengah tensi persoalan yang melanda Gaza akibat perang antara Israel dan Hamas, di luar dugaan terjadilah 'keajaiban'.
Baca juga: Albert Eisntein: Israel Terbentuk dari Laras Senjata, Dinamit dan Darah Orang-orang Palestina
Seorang bayi perempuan dikabarkan selamat dan masih hidup meski terlibat serangan militer Israel.
Namun, bayi tersebut kini menjadi yatim piatu dan hanya tinggal satu kara.
Melalui kemitraan, bayi berusia enam bulan bernama Noor Ahmed Ashour, putra dari pasangan syahid, Khamis Younis dan Ashour.
Kediaman Meeka di lingkungan Rimal dibom, dan semuanya selamat termasuk Noor.
Mereka kemudian bermigrasi ke Khan Younis untuk mencari perlindungan, namun daerah itu juga dibom.
Ibu dan saudarasaudaranya menjadi martir.
Kediaman keluarga ayahnya, kakek dan neneknya juga dibom, semuanya syahid.
Namun Noor selamat dari kejadian tersebut.
Baca juga: Derita Bertubi-tubi Warga Palestina, Kini Bahan Bakar Habis: Komunikasi di Gaza Padam Total
Kabarnya, Noor menyaksikan tiga tragedi yang merenggut nyawa keluarganya dan masih bertahan.
Dia kehilangan orang tuanya, saudara kandungnya, kakek neneknya.
“Doakan Noor tetap selamat,” demikian sharing di halaman X.
Kisah 'keajaiban' Noor juga diberitakan di beberapa media internasional.
Albert Eisntein: Israel Terbentuk dari Laras Senjata, Dinamit dan Darah Orang-orang Palestina
Publik saat ini dibuat prihatin dengan serangan Israel terhadap Palestina.
Penyerangan yang diluncurkan Israel ke Palestina, khususnya Jalur Gaza banyak menuai kecaman keras.
Banyak orang berusaha untuk mencari tahu asal muasal permasalahan yang terjadi di antara kedua negara yang sudah terjadi sejak 75 tahun lalu itu.
Seperti diketahui, kependudukan Israel di tanah Palestina memicu konflik yang berkepanjangan.
Setelah kedaulatannya diresmikan pada Mei 1948 oleh David Gurion, Israel mulai untuk menguasai wilayah di Palestina.
Seiring berjalannya waktu mereka mulai memperluas wilayah kedudukannya.
Sontak saja banyak pihak yang mengecam tindakan Israel tersebut, termasuk fisikawan ternama dunia, Albert Einstein.
Baca juga: Tolong Kami Tangis Histeris Anak-anak, Sekolah Al-Fakhoora di Gaza Dibom Israel, Mayat Berserakan
Sepuluh tahun sebelum Israel mendeklarasikan pendiriannya pada tahun 1948 di atas tanah yang dicuri dari rakyat Palestina, Albert Einstein blak-blakan bahwa pembentukan Negara Israel bertentangan dengan sifat esensial Yudaisme.
Meski Albert Einstein adalah orang Yahudi, namun, dia membenci gerakan Zionis yang mendirikan Negara Israel sebagai proyek.
Pada 10 April 1948, sehari sebelum Israel berdiri, Albert Einstein sudah lebih dulu mengecam pendirian negara Yahudi tersebut.
Pengecaman itu disampaikan oleh Albert Einstein melalui surat yang ditujukannya kepada Shepard Rifkin, Executive Director American Friends of the Fighter for Freedom of Israel.
Surat Einstein yang hanya berisi sekitar 50 kata, berisi refleksi tentang nasib akhir Israel ketika dia diminta membantu mengumpulkan dana untuk apa yang dia sebut "sel-sel teroris" partai berkuasa Israel kala itu.
Dalam surat itu, Albert Eisntein menyebut pendirian Israel akan membawa bencana terhadap Palestina.
Albert Einstein pun menyebut ada dua pihak yang harus bertanggungjawab atas permasalahan tersebut.
"Ketika bencana nyata dan terakhir menimpa kita di Palestina, yang pertama bertanggung jawab atas hal itu adalah Inggris dan yang kedua bertanggung jawab untuk itu, organisasi teroris yang dibangun dari barisan kita sendiri," tulis Albert Einstein dalam suratnya.
Namun sayangnya, aksi Albert Eisntein itu dianggap angin lalu saja.
Walaupun aksi protesnya tak didengarkan, tujuh bulan setelah Israel didirikan, Albert Einstein bersama 29 tokoh ternama Amerika Serikat lainnya menulis surat terbuka kepada The New York Times.
Surat bertajuk 'New Palestine Party: Visit pf Menachem Begin and Aims of Political Movement Discussed itu diterbitkan pada 4 Desember 1948.
Dalam surat yang terdokumentasi dengan baik, mereka mengecam Partai Herut (Kebebasan) pimpinan Menachem Begin, dan menyamakannya dengan partai politik yang organisasi, metode, filosofi politik, dan daya tarik sosialnya sangat mirip dengan partai Nazi dan Fasis.
Herut adalah partai nasionalis sayap kanan yang kemudian menjadi Partai Likud yang dipimpin oleh Benjamin Netanyahu—PM Israel sekarang ini.
Baca juga: Apa Benar Mike Tyson Pro Israel? Legenda Tinju Dunia Hadiri Undangan Makan Malam IDF Tentara Israel
Albert Einstein dan 29 tokoh lainnya menilai partai tersebut mirip dengan Nazi.
Bahkan mereka dengan tegas menyebut tersebut sebagai partai teroris.
"Partai Kebebasan di negara Israel yang baru dibentuk, sebuah partai politik yang organisasi, metode, filosofi politiknya, dan daya tarik sosialnya sangat mirip dengan Nazi dan partai fasis," tertulis dalam surat tersebut.
Terkait kunjungan Begin ke Amerika Serikat juga dinilai memberikan kesan AS mendukung partai Harerut tersebut yang akan mempererat hubungan Israel dan AS.
Tentu saja hal ini dapat membuat eksistensi Palestina akan terganggu.
"Oleh karena itu, yang bertanda tangan di bawah ini (Einstein dkk), menggunakan cara ini untuk menyajikan secara terbuka beberapa fakta penting mengenai Begin dan partainya, dan mendesak semua pihak untuk tidak mendukung manifestasi fasisme terbaru ini," akhir surat itu.
Sementara itu, seorang jurnalis bernama Yvonne Ridley yang meneliti surat tersebut menilai Albert Eintein telah meramalkan kehancuran Israel di masa depan.
Menurut Ridley, melalui surat tersebut Albert Einstein menuangkan rasa muaknya atas kekerasan yang dilakukan oleh Israel sejak mereka berdiri.
Ia pun menilai Israel terbentuk dari darah-darah orang Palestina.
"Bagi Einstein, Israel terbentuk dari laras senjata, dinamit dan darah orang-orang Palestina," jelas jurnalis bernama Yvonne Ridley itu.
Hacker Anonymous Global Beri Peringatan
Seperti diketahui, warga dunia terus mengecam Israel yang menyerang rumah sakit besar di Gaza hingga memicu tindakan genosida, tak terkecuali kelompok Hacker Anonymous Global.
Belum lama ini viral video berdurasi 2 menit 20 detik menampilkan seseorang bertopeng Guy Fawkes yang mengaku sebagai Grup hacker Anonymous.
Di video itu, Hacker Anonymous Global memperingatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menghentikan serangan dan genosida pada penduduk Palestina di Gaza.
Tak hanya itu Hacker kondang itu turut melontarkan ancaman kepada PM Netanyahu apabila pihaknya tak segera mengindahkan perintah gencatan senjata.
“Salam, warga dunia. Kami adalah Anonymous Global, dan kami mempunyai pesan untuk Benjamin Netanyahu,” ujar Anonymous dalam sebuah video yang diunggah akun @AnonGlobalNow01 di platform X.
Baca juga: Hanya Beli Lisensi Pebisnis Ketar-ketir Cuan Tergerus 30-50 Persen Imbas Boikot Terafiliasi Israel
"Pemboman yang sedang berlangsung telah mengakibatkan kehancuran hingga ribuan nyawa tak berdosa melayang, untuk pemerintah Israel apabila Anda terus melanjutkan jalan penghancuran dan genosida ini, kami akan mengambil tindakan sebagai tanggapan atas pembangkangan Anda," tambah Anonymous dikutip dari Express.
Sebelumnya, Hacker Anonymous telah meminta warga Israel untuk menentang pertumpahan darah yang telah dilakukan oleh pemerintahnya di Gaza.
Meski suara warga Israel memiliki kekuatan untuk membawa perubahan ke arah yang lebih positif, namun cara ini dianggap kurang efektif.
Baca juga: TRAGIS Jenazah Menumpuk di RS Al-Shifa Gaza Jadi Santapan Anjing Liar, Israel Tak Izinkan Pemakaman
Belum diketahui serangan seperti apa yang akan dilakukan Hacker Anonymous Global kepada Israel, namun menurut informasi yang beredar serangan cyber akan ditargetkan ke situs web penting milik pemerintahan Israel, di antaranya seperti layanan penduduk, media massa, lembaga keuangan, perusahaan telekomunikasi, dan perusahaan energi.
Sebagai informasi, serangan seperti ini bukan kali pertama yang dialami oleh Israel, pada Oktober lalu Anonymous Sudan sebuah kelompok hacker pro-Rusia mengklaim bahwa pihaknya telah meluncurkan serangan DDoS terhadap aplikasi Red Alert milik Israel, yang menyediakan informasi peringatan secara real-time kepada warganya.
Kemudian, Anonymous sudah bersama dengan Cyber Av3ngers dan Killnet juga mengklaim telah menghapus situs-situs web dari lembaga think tank Israel Policy Forum dan kementerian keuangan negara Israel.
(TribunTrends/Nafis/Jonisetiawan)