"Saya lalu tanya di mana siswa yang terkena pukul tadi? Temannya bilang sudah pulang."
Dia mengaku sempat menanyakan apakah ada siswa yang terluka. Siswa lainnya menjawab tidak ada.
"Tapi saya sampaikan salam permohonan maaf termasuk ke A lewat temannya. Saat itu siswa pulang sekolah pada pukul 14.15 Wita," imbuh dia.
Setelah pulang, Akbar mendapatkan telepon dari Kepsek yang mengabarkan bahwa ayah A datang ke sekolah.
"Saya sudah minta maaf kepada orangtua siswa. Bahkan mediasi dilakukan oleh pihak sekolah sampai tiga kali," sebutnya.
Baca juga: SOSOK Akbar, Guru Dipolisikan Wali Murid Setelah Hukum Anak Tak Mau Salat, Dituntut Rp 50 Juta
Dilaporkan
Ternyata keesokan harinya, orangtua A melaporkan kasus dugaan pemukulan yang dilakukan Akbar ke Polres Sumbawa Barat.
Setelah pengaduan di kepolisian, sudah dilakukan upaya mediasi, tetapi tak kunjung ada jalan damai.
Orangtua tak kunjung membuka pintu maaf sampai kasus ini bergulir ke persidangan.
"Saya berharap hakim bisa mengambil keputan yang adil. Saya berharap bisa restoratif justice mendapatkan keadilan sesuai fakta persidangan," harap Akbar.
Kompas.com sudah berupaya menghubungi orangtua siswa yang menjadi korban.
Namun mereka menolak memberikan komentar.
Artikel ini diolah dari TribunJakarta.com dan TribunSumsel.com.