Sebelum tragedi kematian puluhan bayi ini terjadi, Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan kalau operasional di kompleks rumah sakit Al Shifa, dihentikan pada Sabtu karena sudah kehabisan bahan bakar.
Baca juga: BERTAHAN Dokter RS Indonesia di Gaza di Tengah Gempuran: Tidak Ada Rasa Ingin Keluar dari Gaza
Pada saat mengumumkan kehabisan bahan bakar itu, Ashraf Al-Qidra, juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza menyebut, sudah ada satu bayi yang meninggal.
“Akibatnya, satu bayi baru lahir meninggal di dalam inkubator, yang didalamnya terdapat 45 bayi,” kata Qidra dilansir Reuters, Sabtu siang.
Pada Sabtu malam, perkembangan terbaru menyatakan sudah ada 39 bayi yang meninggal.
Kompleks rumah sakit Al Shifa, adalah fasiltas kesehatan terbesar di wilayah Gaza.
Militer Israel, menurut kesaksian warga Gaza telah memerangi orang-orang bersenjata Hamas sepanjang malam di dan sekitar Kota Gaza di mana rumah sakit tersebut berada.
“Situasinya lebih buruk dari yang bisa dibayangkan siapa pun.
Kami terkepung di dalam Kompleks Medis Al Shifa, dan pendudukan telah menargetkan sebagian besar bangunan di dalamnya,” kata Qidra melalui telepon.
Siapapun yang Bergerak di Rumah Sakit Ditembak
Militer Israel mengatakan kalau militan Hamas yang mengamuk di Israel selatan bulan lalu telah menempatkan pusat komando di bawah rumah sakit Shifa dan lainnya di Gaza, sehingga membuat mereka rentan untuk dianggap sebagai sasaran militer.
Hamas membantah menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia dan para pejabat kesehatan mengatakan semakin banyak serangan Israel di atau dekat rumah sakit yang membahayakan pasien, staf medis, dan ribuan pengungsi yang berlindung di dalam dan dekat gedung mereka.
“Pasukan pendudukan menembaki orang-orang yang bergerak di dalam kompleks, sehingga membatasi kemampuan kami untuk berpindah dari satu departemen ke departemen lainnya. Beberapa orang mencoba meninggalkan rumah sakit dan mereka ditembaki,” kata Qidra.
Dia menambahkan, sudah tidak ada listrik dan tidak ada internet di area kompleks rmah sakit tersebut.
Dihujani Tembakan
Badan bantuan Doctors Without Borders mengatakan pihaknya “sangat prihatin” terhadap keselamatan pasien dan staf medis di rumah sakit Al-Shifa.