“Selama beberapa jam terakhir, serangan terhadap Rumah Sakit Al-Shifa meningkat secara dramatis,” kata lembaga tersebut dalam sebuah pernyataan yang diposting online pada Sabtu pagi.
“Staf kami di rumah sakit telah melaporkan situasi bencana beberapa jam yang lalu,” kata pernyataan tersebut.
Maher Sharif, seorang perawat yang menuju ke rumah sakit Al-Shifa ketika serangan terjadi pada hari Jumat, menggambarkan bagaimana orang-orang menjatuhkan diri ke tanah.
“Saya melihat banyak mayat, termasuk perempuan dan anak-anak,” katanya, menurut pernyataan Doctors Without Borders.
“Pemandangannya sangat mengerikan,” sambungnya
Hanane, warga Gaza, mengatakan kepada AFP bahwa putrinya dirawat di Al-Shifa setelah terluka saat dia mengantri di luar toko roti.
Dia “mulai gemetar” dengan setiap ledakan, katanya. Banyak orang mengungsi di halaman rumah sakit.
Wartawan AFP melihat orang-orang di tempat tidur berbaris di sepanjang koridor.
Beberapa orang memasak makanan dengan kompor gas dan memakannya sambil duduk di lantai.
"Dua puluh dari 36 rumah sakit di Gaza “tidak lagi berfungsi,” kata badan kemanusiaan PBB.
Artikel ini diolah dari SerambiNews.com dan Tribunnews.com