Berita Kriminal

ASTAGA Ibu di Indramayu Tega Siksa Anak Kandung hingga Tewas, Suami Syok 'Datang Cuma Minta Uang'

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi rumah kakek Rauf, tempat dimana almarhum yang diduga tewas dihabisi ibunya, selama ini tinggal. Rumah yang diduga sebagai tempat kejadian perkara ini diawasi oleh petugas kepolisian.

Menurut kesaksian warga, kakeknya berperilaku mudah marah ketika masih belum terkena stroke.

Sehingga kehidupan jalanan pun dilakoni.

Sebagai informasi, ditemukan jenazah remaja yang kemudian diketahui bernama Muhamad Rouf di Desa Sukatani, Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu.

Kasus pembunuhan ibu bunuh anak kandung ini pun ditangani oleh Polres Indramayu, bekerjasama dengan Polres Subang, dan Polda Jabar.

Motif Ibu Kandung Bunuh Rauf, Kakek dan Paman Terlibat

Motif pembunuhan terhadap Muhammad Rauf bocah 13 tahun oleh ibu kandungnya sendiri mulai terkuak.

Adapun bocah akrab disapa Rauf meninggal setelah dipukul menggunakan tongkat pada bagian kepalanya ibu kandungnya.

Tongkat dipakai untuk menghabisi Rauf merupakan milik sang kakek kerap digunakan untuk membantu berjalan.

Melansir dari Tribunjabar.com, Kamis (5/9/2023) diduga penyebab tindakan tersebut lantaran luapan emosi tak terbendung.

Ibu kandung memukulkan tongkat tersebut sebelum meminta Rauf tak menganggu karena sang kakek sedang sakit.

Keterangan ini didapatkan polisi saat menginterogasi ibu Rauf melalui videocall.

Baca juga: Kasus Suami Bunuh Istri di Cikarang, Anak Pilu Tanya ke Nenek: Apakah Ibu Meninggal Dibunuh Ayah?

Bocah berinisial MR (13) disika ibu kandung hingga tak berdaya, tubuh korban dibuang ke sungai padahal masih hidup. (Kolase Tribun Trends/TribunJabar)

Sebelumnya, polres Indramayu dan Subang menemukan adanya keganjilan dalam penemuan mayat Rauf, karena kondisi jasad Rauf ditemukan dalam keadaan tangan terikat ke belakang dan ada luka di kepala bekas benda tumpul.

Setelah diketahui ada kejanggalan dan ditemukan Identitas Korban, Polisi langsung mendatangi TKP yang tak lain rumah Kakek Rauf.

Nurhani pun mengungkap detik-detik pembunuhan terhadap anak kandungnya. Rauf disebut ingin ponsel kemudian beberapa kali mencuri ponsel ibunya.

Namun ponsel tersebut diakuinya sudah dikembalikan lagi.

Penyiksaan dimulai ketika N menyumpal mulut Rauf dengan boneka kecil milik adiknya. Lalu tangan sang anak diikat.

Kepala Rauf lalu dibenturkan ke dinding dan kusen.

"Serta di pukul kepalanya menggunakan tongkat kayu (alat bantu kakeknya untuk berjalan), pipa paralon, dan sebilah bambu pagar," katanya.

Setelah korban Rauf tak berdaya, ibu korban menyeret Rauf ke belakang rumah menyusuri kebun.

"Setelah disiksa di dalam rumah Kakeknya atau TKP korban diseret ke lewat belakang rumah menyusuri kebun," ungkapnya

"Sebelum akhirnya ada seseorang datang bawa motor untuk membawa Rauf yang akan dibuang ke sungai Bugis di Anjatan Indramayu," imbuhnya

Nurhani juga mengakui saat akan dibuang ke sungai, Rauf masih dalam kondisi masih hidup

"Masih hidup saat diseret lewat belakang rumah sebelum dibawa pakai motor dan dibuang ke Sungai Bugis Anjatan," ujar Nurhani.

Setelah mendatangi Rumah Kakek Rauf, Polisi akhirnya menemukan sejumlah barang bukti mulai dari bercak darah hingga bukti lainnya.

Hingga akhirnya rumah Kakek Rauf tersebut akhirnya di police line oleh pihak kepolisian guna penyelidikan lebih lanjut.

Polisi pun akhirnya mengamankan penghuni rumah mulai dari ibu korban hingga paman dan Kakeknya.

Diduga kuat Rauf dihabisi nyawanya oleh ketiga penghuni rumah tersebut.

Polisipun akhirnya mengamankan ibu Kandung Rauf, Nurhani, Pamannya hingga kakeknya dan satu tetangga korban (Pemilik motor).

Baca juga: Belum Sempat Terwujud? Keinginan Terakhir Mega sebelum Dibunuh Nando, Kasus KDRT Diungkap Ibunda

Pengakuan Ayah Kandung Rauf

Dirno (52), ayah Rauf, sejak berpisah dengan Nurhani, ia juga jarang sekali bertemu dengan anak mereka, Rauf.

Itu sebabnya, ia juga tak tahu, apa yang selama ini terjadi antara Rauf dan ibunya.

"Kami sudah jarang bertemu," ujarnya di lokasi pemakaman Rauf di Desa Parigimulya, Subang, Kamis (5/10).

Terakhir bertemu dengan Rauf, kata Dirno, setahun yang lalu. Sepengetahuannya, kata Dirno, Rauf tak lagi melanjutkan pendidikannya setelah lulus SD.

"Sebelumnya kalau ketemu, dia hanya meminta uang, lalu pergi lagi," katanya.

Dirno mengaku tak menyangka anaknya akan tewas dengan cara seperti ini.

"Saya sudah setahun lebih tak komunikasi dan belum pernah ketemu lagi sama anaknya, karena dia tinggal sama ibunya setelah ibunya cerai dengan saya," Dirno.

Dirno meminta pihak kepolisian mengusut tuntas kasus kematian anaknya

"Saya ikhlas. Namun minta polisi usut tuntas serta tangkap pelakunya," ujarnya. (*)

Diolah dari artikel di TribunJabar dan TribunSumsel.com