Agar tetap bisa mendaki sambil membawa Anna, Rudy harus meneken surat pernyataan.
"Isi surat pernyataan yang saya teken itu, jika ada masalah atau hal buruk di atas gunung, bukan menjadi tanggung jawab petugas dan pengelola, tetapi tanggung jawab orangtuanya sendiri, dan bersedia tidak menuntut apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan,” kata Rudy.
Rudy mengatakan, surat demikian memang lazim diberikan oleh petugas di lokasi pendakian.
Selain melihat peralatan mendaki yang lengkap, petugas R10 juga mengizinkan Rudy tetap mendaki, lantaran telah membawa porter lokal yang profesional.
Baca juga: HEBOH Video Pendaki Nekat Bawa Balita ke Puncak Gunung Kerinci, Petugas Pos Bilangnya ke Shelter 1
“Kami sepakat dengan aturan itu, karena semua gunung melakukan SOP yang sama. Kita kan sudah sering naik gunung membawa balita, jadi sudah tahu ada aturan itu termasuk keamanan diri, balita, rekan pendaki lain. Semua sudah kita perhitungkan dengan matang,” kata Rudy.
Rudy mengatakan, untuk mengantisipasi kejadian buruk, selain harus memiliki informasi dan pengalaman yang akurat, juga harus menahan diri.
Apabila tidak memungkinkan lagi untuk pergi ke puncak, Rudy tidak akan memaksakan diri.
Usai melakukan registrasi dan meneken persyaratan, rombongan Rudy langsung melakukan pendakian. Untuk sampai ke "atap" Sumatera membutuhkan waktu tiga hari dua malam.
Saat mencapai puncak pada 17 Agustus, Rudy sempat mendapat gangguan berupa kabut tebal yang berasal dari belerang. Namun, hal itu dapat diatasi.
“Kita naik gunung itu untuk menikmati keindahan gunung, bukan mencari penyakit. Untuk itu kita harus sudah siap dengan risiko dengan rencana yang terukur,” ujar Rudy.
Diketahui bahwa Rudy dan istrinya merupakan mantan mahasiswa pecinta alam. Rudy juga pernah menjadi relawan tim SAR.
Baca juga: AKIBAT Kebakaran Hutan Gunung Arjuno, Wisata Pemandian Air Ditutup: Sampai Waktu yang Tak Ditentukan
Mendaki sejak berusia 4 bulan
Rudy mengaku sudah mengajak Anna mendaki sejak sang buah hati berusia 4 bulan. Gunung yang pertama kali didaki, yakni Gunung Butak di Jawa Timur.
Sebelum mendaki Gunung Butak, Rudy dan istrinya melatih fisik dan mental anaknya dengan kamping ke bukit-bukit yang ada di sekitar Kota Surabaya.
Setelah mendaki Gunung Butak, pada usia 5 bulan, Anna diajak mendaki Gunung Agung, Bali. Sebulan setelahnya mereka mendaki Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Seterusnya Rudy mengajak Anna rutin mendaki gunung di Pulau Jawa.
Untuk di luar Jawa baru Bali dan NTB, sementara di Sumatera baru Gunung Kerinci.
Total Anna sudah mendaki 22 gunung dan yang terakhir adalah Gunung Kerinci.
HEBOH Video Pendaki Nekat Bawa Balita ke Puncak Gunung Kerinci, Petugas Pos 'Bilangnya ke Shelter 1'
Viral di media sosial sebuah video yang memperlihatkan seorang pendaki membawa anaknya ke Gunung Kerinci, Jambi.
Yang bikin publik terkejut, anak yang dibawa pendaki tersebut masih balita.
Bukan hanya di shelter satu atau dua, balita tersebut diajak orangtuanya mendaki sampai puncak.
Baca juga: JALUR Pendakian Auto Ditutup, Gunung Sumbing di Jateng Terbakar Hebat, 7 Pendaki Dievakuasi
Seorang pendaki viral di media sosial karena membawa balita ke Gunung Kerinci di Jambi.
Dalam video yang beredar terlihat seorang lelaki sedang bersama anak balita berada di puncak Gunung Kerinci.
Balita itu menggunakan jaket tebal merah muda dan ayahnya mengenakan topi dengan perlengkapan pendaki.
"Video pendakian orangtua yang membawa anak balitanya itu sudah lama," kata Petugas Pos R10 atau pos registrasi pendakian Gunung Kerinci, Dudung melalui pesan singkat, Minggu (10/9/2023).
Pendakian orangtua dan balitanya itu hanya dua hari yakni dari 15 sampai 17 Agustus 2023.
Mendaki dengan membawa balita memang sesuai aturan dilarang apabila dilakukan tanpa didampingi porter lokal yang berpengalaman.
"Pendakian bersama balita yang dilarang sesuai SOP itu, apabila tidak didampingi oleh guide atau porter," ujarnya.
Dengan begitu pendakian rombongan dari Surabaya itu, tidak hanya menggunakan jasa porter, tetapi orangtua balita itu juga sudah menandatangani surat pernyataan yang diberikan dari petugas.
Dalam surat pernyataan itu, semua yang terjadi dalam melakukan kegiatan pendakian di luar tanggung jawab pihak pos atau pengelola.
Tidak hanya itu, petugas juga menjelaskan tiket masuk kawasan pendakian Gunung Kerinci tidak menyertakan asuransi.
"Kami sudah jelaskan secara detail. Kedua orangtua balita saat melapor ke petugas pendakian, mengaku hanya naik sebatas shelter 1. Lalu pulang," kata Dudung.
Baca juga: NAHAS Pendaki Wanita di Gunung Lompobattang, Ikut Perayaan 17 Agustus Malah Terjatuh Kaki Terkilir
Dudung menuturkan setiap pendakian orang di bawah umur 17 tahun, wajib ada surat izin dari orangtua.
Tidak hanya itu, yang bersangkutan disarankan untuk menggunakan pemandu atau porter dan melengkapi data diri waktu registrasi dan memperoleh informasi dari pihak pos seperti surat keterangan sehat, e-KTP, KTA, SIM dan identitas lainnya.
“Bagi yang belum memenuhi data diri seperti di atas semua berhubungan dengan simaksi tiket yang dikeluarkan oleh taman Nasional khususnya untuk pendakian tidak ada asuransinya,” tutup Dudung.
Diolah dari artikel TribunSolo.comdan Kompas.com