TRIBUNTRENDS.COM - Gedung perkantoran megah mungkin sudah biasa, namun apa jadinya kalau kemegahan itu terlihat pada kantor desa?
Itulah yang tampak pada gedung Kantor Kepala Desa Sembung, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
Gedung tersebut dibangun 8 lantai dan dilengkapi dengan lift. Belakangan terkuak kalau dana pembangunan yang mencapai Rp1,5 miliar ternyata bukan dari pemerintah, lantas dari siapa?
Baca juga: Kepala Desa Ini Ternyata Suami Artis, Istrinya Viral Dilantik Jadi Kades Juga di Usia 28 Tahun
Komitmen kuat membangun desa dimiliki dan ditunjukkan oleh Untung (63) Kepala Desa Sembung, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Batang.
Untung membangun kantor kepala desa yang megah terdiri dari 8 lantai itu tidak menggunakan dana desa atau bantuan pemerintah.
Untung yang sudah menjabat Kades selama tiga tahun itu membangun kantor desa delapan lantai, mengaku mendapat inspirasi dari bantuk bangunan Tower Zam Zam di Mekkah.
Ia melihat Tower Zam Zam saat menunaikan ibadah haji tahun 2016.
Gedung baru itu akan berukuran 6 meter kali 6 meter untuk lantai 1 hingga 7. Sedangkan lantai 8 punya luas 8 meter x 8 meter.
Bangunan dengan delapan lantai itu nantinya menjadi kantor desa sekaligus untuk kegiatan desa.
"Satu lantai untuk kantor desa, yang tujuh lantai nanti untuk kegiatan desa, ada LPMD, BBD, Bumdes, Karang Taruna, nanti kita kumpulkan di situ. Kemudian yang atas itu, untuk museum dan perpustakaan. Kemudian di atas sendiri kita bikin juga yaitu gardu pandang," terang Untung, Kades Sembung, Kamis (22/6/2023).
Baca juga: Sosok Asep, Kades Bertato di Purwakarta, Rogoh Kocek Pribadi Bagikan Beras ke Warga, Menikah 13 Kali
Untung menjelaskan, saat ini proses pembangunan kantor desa delapan lantai itu sudah mencapai 40 persen, dengan target rampung, akhir 2023.
"Butuh Rp 1,5 miliar untuk membangun. Dana pembangunannya berasal dari swadaya masyarakat hingga CSR perusahaan di wilayah Desa Sembung," jelasnya.
Ia menyebut dana terbanyak nantinya untuk pembangunan lift. Bangunan delapan lantai itu memang dilengkapi dengan lift.
"Anggarannya kita tidak menggunakan dana dari pemerintah. Ini dari swadaya masyarakat dan menggunakan dari dana talangan saya sendiri. Sampai saat ini sudah menghabiskan kisaran Rp 500-600 juta," tuturnya.
Dalam membangun desanya, Untung juga akan membentuk desanya menjadi desa wisata.