Pesan Rieke Diah Pitaloka Anggota DPR RI, Papah Kakek Affan Kurniawan di Pemakaman

Ketika keranda tiba di lokasi, kerumunan langsung menyeruak ke arah makam. Suara tangisan pecah tak terbendung.

Sang ibu nyaris roboh, hanya mampu duduk di pinggir pusara.

Ia menyeret tubuhnya perlahan, mencoba melihat wajah putranya untuk yang terakhir kalinya.

Tangisnya tak berhenti, tak ada pelipur lara di wajahnya yang kosong.

Adik perempuan Affan pun tak kuasa membendung air mata saat keranda dibuka.

Sementara sang ayah, Zulkifli, berdiri lemas dan nyaris tak sanggup mengantar anak lelakinya ke liang lahat. Ia harus dipapah, dibantu meneguk air, sementara tubuhnya bergetar hebat.

Saat tanah merah mulai menutupi tubuh Affan, sang ayah akhirnya mendekat.

Dengan tangan gemetar, ia menaburkan bunga, doa dan duka menyatu dalam diam.

Sementara itu, sang kakak lelaki jatuh terduduk, nyaris tak sadarkan diri.

Tubuhnya nyaris ambruk menyaksikan adiknya menyatu dengan tanah yang dingin.

Baca juga: Nasib Petugas Brimob yang Lindas Driver Ojol Affan, Prabowo Marah, Dari Lapangan ke Meja Hukum

"Pembunuh! Pembunuh!" Teriakan Menggema Saat Kapolda Tiba

Suasana pemakaman sempat memanas ketika Irjen Pol Asep Edi Suheri, Kapolda Metro Jaya, datang melayat bersama wakilnya, Brigjen Pol Dekananto Eko Purwono.

Keduanya tiba sekitar pukul 09.46 WIB dengan mengenakan seragam polisi dan kopiah hitam.

Namun setelah pemakaman usai dan Asep hendak meninggalkan lokasi, suasana berubah menjadi ledakan kemarahan.

Ratusan driver ojol yang hadir mengiringi kepergian Kapolda dengan teriakan keras.