Penyanyi Tompi Ungkap Alasannya Menolak Atas Tawaran Menjadi Caleg, Tidak Dapat Restu Ibu dan Istri

TRIBUNTRENDS.COM - Penyanyi sekaligus dokter estetika, Tompi, belum lama ini membagikan cerita menarik seputar dunia politik yang sempat menyapanya.

Lewat sebuah unggahan di akun Instagram pribadinya, ia mengungkap bahwa dirinya sudah dua kali ditawari untuk terjun ke panggung politik sebagai calon legislatif.

Menurut pengakuannya, tawaran tersebut datang dari sejumlah partai politik yang benar-benar serius menginginkan dirinya bergabung dan maju sebagai caleg dalam dua periode pemilu terakhir.

Menanggapi hal itu, Tompi tidak serta-merta menerima tawaran yang menggiurkan tersebut. Ia justru memilih untuk menolaknya, dengan alasan yang cukup personal dan jujur.

Meski memiliki latar belakang publik figur yang populer dan pengaruh yang tidak bisa dianggap remeh, Tompi merasa bahwa masuk ke dunia politik bukanlah jalur yang tepat untuk dirinya saat ini.

Ketimbang menjabat sebagai wakil rakyat, ia lebih memilih untuk fokus menjalankan profesi yang telah lama ia tekuni: sebagai dokter bedah estetika dan musisi.

Tompi juga menyinggung soal potensi godaan dalam dunia politik yang menurutnya terlalu besar. Baginya, keputusan untuk menjaga jarak adalah bentuk kewaspadaan terhadap kemungkinan-kemungkinan yang bisa menggoyahkan prinsip dan idealisme pribadi.

Unggahan tersebut pun langsung menuai banyak tanggapan dari para pengikutnya di media sosial. Tak sedikit yang menghargai kejujuran Tompi dan mendukung keputusan tersebut sebagai langkah yang bijak.

“Sejak dua periode pemilu lalu ada beberapa partai yang menawarkan saya maju sebagai caleg. Ada hasrat mau, karena ada keinginan untuk memperbaiki dan membantu,” tulis Tompi, dikutip Rabu (3/9/2025).

Menurutnya, proses dialog bahkan sudah sampai pada level petinggi partai. Ia pun sempat hampir menyetujui tawaran tersebut. Namun, di menit-menit terakhir, Tompi memutuskan mundur.

Ada sejumlah alasan yang membuatnya menahan diri. Pertama, ia mengaku belum selesai dengan diri sendiri secara finansial.

“Takut sekali ini menjadi celah godaan untuk enggak konsisten jujur dan amanah,” jelasnya.

Kedua, Tompi khawatir tak mampu membagi waktu antara profesinya sebagai dokter dengan tanggung jawab sebagai politisi.

Selain itu, ia masih belum bisa menerima sistem politik yang menurutnya rumit dan penuh kompromi.

“Saya agak sulit kompromi dengan hal yang menurut saya keliru. Bahkan di perkumpulan dokter untuk urusan medis pun saya dianggap ‘sulit diatur’. Lha kalau ada yang ngaco masa dipertahankan? Ubah lah!” tulisnya.