Breaking News:

Kabupaten Klaten

Sejarah Yaa Qawiyyu: Sebar Apem, Simbol Persatuan dan Ampunan dari Jatinom

Saparan Yaa Qawiyyu dilaksanakan pada Jumat Pahing, 8 Agustus 2025 atau 13 Sapar 1959 Dal dalam penanggalan Jawa. 

Editor: Delta Lidina
TribunSolo/Ibnu Dwi Tamtomo
TRADISI YAA QAWIYYU - Gunungan Apem Yaa Qawiyyu Lanang (laki-laki) dan Wadon (perempuan) dari Amphiteater, Jumat (8/8/2025). 

Gunungan disusun bertingkat dengan pola 4-2-4-4-3, mencerminkan jumlah rakaat dalam salat lima waktu, Isya, Subuh, Zuhur, Asar, dan Magrib.

Apem-apem tersebut kemudian disebar dari atas menara kepada ribuan warga yang menanti di bawah, sebagai lambang berbagi berkah dan saling memaafkan.

Dilindungi Sebagai Warisan Budaya

Tradisi Yaa Qawiyyu tidak hanya dijaga secara turun temurun oleh masyarakat Jatinom, namun juga telah mendapat pengakuan dan perlindungan dari negara. 

Tradisi ini telah didaftarkan sebagai bagian dari Ekspresi Budaya Tradisional (EBT) oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, tradisi ini tercatat dalam Pusat Data Nasional Kekayaan Intelektual Komunal (KIK) dengan nomor pencatatan EBT33202200217, diklasifikasikan sebagai budaya sakral terbuka.

Perayaan Yaa Qawiyyu bukan sekadar ritual adat, tetapi juga ruang kebersamaan, penguatan spiritual, dan pelestarian budaya Islam-Jawa yang telah hidup sejak lebih dari empat abad lalu. (*)

Sumber: Tribun Solo
Tags:
KlatenYaa QawiyyuPemkab Klaten
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved