Kabar Wilayah
Inilah Daerah 'Setengah Sekarat' yang Dimaksud Dedi Mulyadi, Bukan Ciamis, Karawang, atau Garut
Daerah dengan tingkat pengangguran terendah di Jawa Barat disebut sebagai daerah setengah sekarat oleh Dedi Mulyadi. Mengapa begitu?
Penulis: Sinta Manila
Editor: Tim TribunTrends
Daerah dengan tingkat pengangguran terendah di Jawa Barat disebut sebagai daerah setengah sekarat oleh Dedi Mulyadi. Sebutan tersebut menggambarkan kondisi di daerah yang dimkasud Dedi Mulyadi, yaitu tetangganya Ciamis.
TRIBUNTRENDS.COM - Sebuah kabupaten di Jawa Barat baru-baru ini mendapat sorotan setelah dijuluki sebagai daerah "setengah sekarat" oleh tokoh Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Ucapan tersebut muncul dalam sebuah video berdurasi 48 detik yang beredar luas di media sosial.
Meski disampaikan dengan nada bercanda, sebutan itu menjadi bentuk sindiran dan kritik tajam terhadap kondisi daerah tersebut.

Kabupaten yang dimaksud adalah Pangandaran—sebuah daerah pesisir yang dikenal dengan keindahan alamnya, namun juga kerap dianggap tertinggal dalam pembangunan.
Lantas, benarkah Pangandaran layak disebut "setengah sekarat"?
Jika melihat data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat, justru terdapat fakta yang mengejutkan.
Pangandaran tercatat sebagai kabupaten dengan tingkat pengangguran terbuka terendah di Jawa Barat, yaitu hanya 1,58 persen.
Angka ini jauh lebih kecil dibandingkan rata-rata kabupaten/kota lainnya di provinsi ini.
Dari total penduduk Pangandaran yang mencapai 447.270 jiwa pada tahun 2024, hanya sekitar 7.069 orang yang belum memiliki pekerjaan.
Bandingkan dengan Kabupaten Ciamis, tetangga terdekat Pangandaran, yang memiliki tingkat pengangguran terbuka sebesar 3,37 persen.

Sementara itu, Kabupaten Karawang, yang dikenal sebagai kawasan industri dan memiliki Upah Minimum Kabupaten (UMK) tertinggi di Jawa Barat, justru mencatatkan tingkat pengangguran terbuka tertinggi, yaitu 8,04 persen.
Dengan jumlah penduduk sekitar 2,6 juta jiwa, berarti ada lebih dari 210 ribu orang yang masih belum bekerja di Karawang, meskipun daerah tersebut menjadi magnet bagi para perantau dari berbagai penjuru Indonesia.
Namun, tak bisa dimungkiri bahwa Pangandaran masih menghadapi tantangan besar dari sisi ekonomi.
Dari sisi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku, Pangandaran menempati posisi bawah dengan nilai hanya sekitar Rp15,47 triliun—tergolong rendah dibandingkan daerah-daerah lain di Jawa Barat.
