Alasan Purbaya Pilih Jadi Menkeu Meski Digaji Kecil, Ikhlas Tinggalkan LPS yang Gajinya Lebih Besar

TRIBUNTRENDS.COM - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa membuat publik tercengang usai membandingkan pendapatan saat ini dengan masa jabatannya sebagai Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Tak segan, ia mengaku bahwa gajinya sebagai Menkeu justru turun drastis dibandingkan dengan ketika memimpin LPS.

“Dulu di LPS gajinya gede, kerjanya juga relatif ringan.

Kalau enggak ada bank besar yang kolaps, ya nyaris nganggur. Sekarang jadi Menkeu, tanggung jawabnya besar, tapi gajinya jauh lebih kecil,” kata Purbaya dalam acara Great Lecture Transformasi Ekonomi Nasional di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (11/9/2025).

Baca juga: Dari Sahabat Jadi Pengkritik, Ekonom Senior Bongkar Kelemahan Purbaya: Dia Bukan Orang yang Tepat

Jurang Besar: Bos LPS vs Menteri Keuangan

Meski detail resmi gaji LPS tidak pernah dipublikasikan, sejumlah sumber menyebut Ketua Dewan Komisioner LPS bisa membawa pulang sekitar Rp80 juta per bulan.

Bandingkan dengan staf junior LPS yang sudah menerima Rp6,5 juta.

Sementara itu, gaji pokok menteri diatur lewat PP No. 60/2000 hanya Rp5,04 juta, ditambah tunjangan berdasarkan Keppres No. 68/2001 sebesar Rp13,6 juta.

Total, seorang menteri menerima Rp18,6 juta per bulan hanya sepersekian dari bayaran seorang ketua LPS.

“Waktu pertama kali dilantik, saya tanya ke Sekjen, ‘gaji di sini berapa?’.

Dijawab sekian, saya kaget. Gengsinya memang tinggi, tapi ternyata gajinya kecil,” ujar Purbaya sambil tersenyum.

Antara Gengsi dan Pengabdian

Meski harus menerima gaji yang jauh lebih kecil, Purbaya menegaskan tidak menyesali keputusannya.

Baginya, jabatan Menkeu memberi ruang untuk berkontribusi lebih luas bagi bangsa.

“Saya bersyukur diberi amanah ini oleh Presiden Prabowo.