Real Count Pilkada Jakarta 2024 Pramono Menang 50,07 Persen atas Ridwan Kamil & Dharma: 1 Putaran

TRIBUNTRENDS.COM - Inilah hasil rekapitulasi Pilkada Jakarta 2024 yang memenangkan pasangan calon nomor urut 01 Pramono Anung-Rano Karno atas Ridwan Kamil-Suswono dan Dharma Pongrekun-Kun Wardana.

Dalam Pilkada Jakarta 2024, jagoan dari PDIP Pramono-Rano Karno meraup suara 50,07 persen.

Dengan perolehan suara tersebut, Pramono-Rano menang satu putaran atas Ridwan Kamil-Suswono yang sempat di-endorse oleh Joko Widodo (Jokowi).

Baca juga: Update Real Count Pilkada Surakarta 2024, Respati Raup 60 Persen Lebih: Kandang Banteng Solo Jebol?

Pasangan calon atau paslon nomor urut 1 diisi oleh Ridwan Kamil - Suswono.

Paslon nomor urut 1 didukung Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus.

Pasangan calon atau paslon nomor urut 2 diisi oleh Dharma Pongrekun-Kun Wardana

Paslon nomor urut 2 jalur independen

Pasangan calon atau paslon nomor urut 3 diisi oleh Pramono Anung - Rano Karno.

Paslon nomor urut 3 didukung PDIP dan Hanura.

Didukung Anies Baswedan, Pramono Anung-Rano Karno mampu meraih suara tertinggi dan dipastikan akan menduduki kursi gubernur dan wakil gubernur Jakarta.

KPU Provinsi Jakarta (KPUD) resmi menetapkan hasil perolehan suara ketiga pasangan calon setelah menyelesaikan proses rekapitulasi suara pada Minggu (8/12/2024).

“Dengan mengucapkan bismillah, hasil rekapitulasi tingkat provinsi, saya ucapkan sah,” ujar Ketua KPUD Wahyu Dinata saat menetapkan hasil Pilkada Jakarta di Hotel Sari Pan Pacific, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu siang.

Kendati demikian, Wahyu menegaskan, rapat hari ini bukan untuk menetapkan siapa gubernur dan wakil gubernur Jakarta yang baru.

Pasalnya, masih ada proses yang perlu dilalui jika ada pasangan calon yang memutuskan untuk menggugat hasil Pilkada Jakarta ke Mahkamah Konstitusi (MK).

Baca juga: Update Real Count Pilkada Kota Bekasi 2024, Jagoan PDIP Tri Adhianto Ungguli Heri & Uu Saiful

“Hari ini kita agenda tunggal, pertama penetapan hasil untuk Pilgub Provinsi DKI Jakarta. Nah, bukan penetapan calon gubernur dan wakil gubernur, karena penetapan calon gubernur nanti menunggu proses yang ada seperti misalnya apakah ada gugatan atau tidak di Mahkamah,” jelas Wahyu lagi.