Breaking News:

Pertamina Krisis Tahun 1975, Upaya Soeharto Atasi Utang Negara, Batal Beli Pesawat Kepresidenan

Begini langkah tegas Soeharto saat Pertamina sedang krisis di tahun 1975, batal membeli pesawat kepresidenan.

Kolase Sripoku.com
Langkah tegas Soeharto saat Pertamina sedang krisis di tahun 1975 

TRIBUNTRENDS.COMSoeharto merupakan Presiden RI yang dengan masa jabatan terlama yakni 32 tahun.

Selama 32 tahun berkuasa, Soeharto dikenal sebagai pemimpin yang cukup kontroversial.

Namun, Soeharto juga memiliki sisi lain yang menarik untuk dibahas.

Soeharto pernah batal membeli pesawat kepresidenan karena adanya utang yang membebani negara.

Kisah ini diungkapkan oleh mantan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), JB Sumarlin.

Cerita tentang Soeharto itu disampaikan oleh JB Sumarlin dalam buku "Pak Harto The Untold Stories", terbitan Gramedia, tahun 2012 lalu.

Baca juga: Setelah Lengser, Soeharto Sempat Ngambek ke BJ Habibie, Ogah Bertemu hingga Menolak Dijenguk

Kisah perjalanan karier Soeharto dari militer menuju tampuk kekuasaan, pernah jadi tentara Belanda hingga dilatik pasukan Jepang.
Kisah Soeharto batal beli pesawat kepresidenan. (Kompas.com/JB Suratno)

Dalam buku itu, JB Sumarlin menceritakan saat Soeharto meminta pembelian pesawat kepresidenan seharga 16 juta dollar AS.

Menurut JB Sumarlin, peristiwa itu terjadi pada tahun 1975.

Saat itu, Pertamina sedang mengalami krisis keuangan.

Bahkan, krisis tersebut disebutnya bisa membangkrutkan negara.

Oleh karena itu, Soeharto pun menugaskan JB Sumarlin untuk menyelesaikan masalah itu.

Mendapatkan tugas itu, JB Sumarlin segera melaksanakannya.

Dia pun melakukan pengumpulan dan penyelidikan data.

Seusai melakukan pengumpulan dan penyelidikan data, JB Sumarlin segera melaporkannya kepada Soeharto.

Menurut JB Sumarlin, saat menghadapi berbagai masalah itu, Soeharto terlihat tetap tenang, dan tidak panik.

"Akhirnya beberapa beban utang Pertamina bisa dikurangi. Sejumlah proyek yang tidak utama, dihentikan.

Sejumlah proyek prioritas dilanjutkan dengan biaya yang masuk akal," ungkap JB Sumarlin.

Termasuk juga semua perjanjian yang tidak sempurna, mengganggu, dan membebani anggaran keuangan negara, dinegosiasikan ulang, dan dibenahi.

"Hasilnya, nilai kontrak-kontrak perjanjian sipil dan utang dipegang, dari semula US$ 2,5 miliar bisa diperkecil jadi sekitar US$ 1 miliar.

Kontrak sewa beli tanker samudera dan tanker dalam negeri yang semula membebani Pertamina US$ 3,3 miliar, dibatalkan dengan biaya US$ 260 juta," terang JB Sumarlin.

Tak hanya itu, JB Sumarlin juga menganggap Soeharto melakukan langkah tegas lainnya.

Baca juga: Sosok Joop Ave, Menteri Pariwisata Era Soeharto, Punya Darah Belanda, Akrab dengan Ibu Tien

Satu di antaranya adalah pembatalan pembelian pesawat kepresidenan seharga US$ 16 juta.

"Yang minta pembatalan justru Pak Harto sendiri," jelas JB Sumarlin.

Meski demikian, menurut JB Sumarlin tidak semua langkah strategis karena banyaknya beban utang itu diungkap ke masyarakat.

"Pak Harto tidak ingin pemberitaan yang lepas kontrol justru meresahkan masyarakat dan mengganggu proses negosiasi dengan pihak-pihak di luar negeri yang bertransaksi dengan Pertamina," tandas JB Sumarlin.

Tribuntrends/Tribun Jatim

Tags:
SoehartoPertamina
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved