Berita Viral
Ayahnya Tukang Bengkel Gaji Rp 1,5 Juta, Damar Kaget, Tembus Beasiswa Kuliah Kedokteran Gratis UGM
Ayahnya tukang bengkel bergaji Rp 1,5 juta per bulan, Damar Madya Prasetya kaget dapat beasiswa kuliah kedokteran gratis di UGM Yogyakarta!
Editor: Agung Santoso
TRIBUNTRENDS.COM - Ayahnya tukang bengkel bergaji Rp 1,5 juta per bulan, Damar Madya Prasetya kaget dapat beasiswa kuliah kedokteran gratis di UGM Yogyakarta!
Itulah kisah mengharukan seorang anak tukang bengkel bisa kuliah Kedokteran UGM gratis 100 persen yang inspiratif.
Kedua orangtuanya tentu campur-campur perasaannya, antara kaget, bahagia dan bersyukur setengah tak percaya.
Ternyata prestasi Damar tembus Fakultas Kedokteran UGM atau Universitas Gajah Mada karena pemuda bernama Damar tersebut berawal saat antar ibu kontrol RS.
Mungkin, bisa lolos Jurusan Kedokteran di perguruan tinggi negeri ternama jadi impian beberapa calon mahasiswa.

Apalagi bisa kuliah Jurusan Kedokteran tanpa membayar biaya kuliah sama sekali alias gratis.
Hal inilah yang dirasakan Damar Madya Prasetya (19). Ia dinyatakan lolos Jurusan Kedokteran di Universitas Gadjah Mada (UGM) lewat jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2024 ini.
Awalnya, putra pasangan Mohammad Sarip (49) dan Yayuk Suprihatin (49) ini sempat merasa khawatir.
Tepatnya saat menunggu pengumuman biaya UKT (Uang Kuliah Tunggal).
Hal ini disebabkan kondisi ekonomi keluarganya yang menurutnya tidak akan bisa memenuhi biaya kuliah Jurusan Kedokteran yang terkenal cukup mahal.
Namun kebahagiaannya tak berhenti hanya lolos di Jurusan Kedokteran UGM lewat jalur SNBP 2024 saja.
Damar juga berhasil dapat beasiswa UKT Pendidikan Unggul Bersubsidi 100 persen dari UGM, sehingga ia digratiskan dari biaya kuliah.

"Melihat dari kondisi ekonomi, bisa dikatakan, masih menengah ke bawah banget.
Jadi kayak belum sepenuhnya yang bisa menutupi segala keperluan kuliah, apalagi bayar UKT, di kedokteran lagi," kata Damar seperti dikutip dari laman UGM, Minggu (28/7/2024).
Melansir Kompas.com, Damar merupakan anak tukang bengkel yang tinggal di sebuah gang kecil yang hanya bisa dilalui oleh satu motor di daerah Mangkuyudan, Mantrijeron, Yogyakarta.
Ayah Damar, Mohammad Sarip, sudah bekerja menjadi tukang bengkel sejak 21 tahun lalu.
Dia biasa mendapatkan penghasilan kurang dari Rp1,5 juta per bulan.
Penghasilannya ini berdasarkan jumlah motor yang berhasil diperbaikinya per hari.
Dari pekerjaan itulah, asap dapur di rumahnya bisa terus mengepul dan membiayai kebutuhan sekolah kedua anaknya.
Sedangkan istrinya, Yayuk, merupakan ibu rumah tangga yang rutinitas sehari-harinya memasak dan mengurus keluarganya.
Meskipun tumbuh di keluarga dengan keterbatasan ekonomi, Damar yang merupakan anak kedua, memiliki berbagai prestasi dan talenta yang membanggakan.
Di bangku SMP dan SMA, Damar sudah meraih berbagai prestasi dan kejuaraan yang didapatkan hingga tingkat nasional.
Mulai dari perlombaan menyanyi, lomba macapat (tembang Jawa), lomba menggambar, lomba desain poster, serta FLS2N.
Selain prestasi non-akademik, Damar juga menyeimbangkan kualitas dirinya untuk aktif mengikuti organisasi.
Ia pernah menjabat menjadi Ketua Osis dan Ketua MPK (Majelis Perwakilan Kelas) semasa sekolah.
Alumnus SMAN 1 Yogyakarta ini mengaku, sejak di bangku SMP dia ingin kuliah di Prodi Kedokteran Universitas Gadjah Mada.
Keinginannya ini makin meningkat setiap kali mengantar ibunya kontrol kesehatan di rumah sakit.
"Setiap kali kontrol, saya kepikiran, kok hebat ya seorang dokter bisa membantu untuk menyembuhkan keluhan pasien-pasiennya."
"Dan mulai dari situ, sebenarnya sudah kepikiran untuk kayaknya kuliah di kedokteran bagus," terang Damar.
Ibu dari Damar, Yayuk, mengaku sangat bersyukur sekali.
Pasalnya Damar sejak dulu sudah bercita-cita kuliah di Jurusan Kedokteran UGM.
Hingga akhirnya cita-cita tersebut bisa tercapai.
Sebagai seorang ibu, Yayuk sangat mendukung keinginan sang anak untuk melanjutkan pendidikannya setinggi mungkin.
Baginya, pendidikan tersebut menjadi nomor satu untuk anaknya dan harus diperjuangkan.
"Pendidikan anak itu harus kita dukung, apalagi dengan keadaan kami sekarang.
Saya enggak mau ketika anak-anakku ini harus lebih sedih daripada keadaan saya," beber Yayuk.
Melihat keberhasilan Damar bisa kuliah di Prodi Kedokteran UGM, Yayuk teringat dengan kegigihan Damar sejak kecil hingga sekarang.
Damar begitu gigih dalam menjalankan pendidikannya yang selalu ingin berprestasi baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Meski begitu, Yayuk tak pernah lupa untuk mengingatkan Damar agar selalu rendah hati dalam menjalani setiap proses kehidupannya.
"Karena memang dasarnya kami orang enggak punya. Sehingga sejadi apapun besok, kamu (Damar) harus tetap rendah hati," pesannya kepada Damar.
Seorang anak nelayan terharu setelah berhasil menjadi sarjana pertama di keluarganya.
Ia mengaku sangat bersyukur bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dengan beasiswa.
Melisa Purnamasary adalah seorang penerima beasiswa Banyuwangi Cerdas.
"Tak terhingga senangnya keluarga. Saya adalah sarjana pertama di keluarga saya. Ini seperti keajaiban.
Anak nelayan kecil seperti saya bisa kuliah. Alhamdulillah," kata Melisa Purnamasary sambil berkaca-kaca saat bertemu Bupati Ipuk yang berkantor di Desa Sumberayu, Kecamatan Muncar, pada Senin (29/7/2024).
Melisa Purnamasary mendapatkan beasiswa Banyuwangi Cerdas pada tahun 2020.
Saat ini dia telah menyelesaikan masa studinya di Fakultas Pendidikan Agama Islam, UIN Jember.
Sebagai kontribusi telah dapat beasiswa, Melisa Purnamasary melakukan pengabdian mengajar di SDN 5 Kebunrejo, Kalibaru, dalam program Banyuwangi Mengajar.
"Bentuk terima kasih bisa jadi sarjana, saya akan mengajar di sekolah yang jauh dari perkotaan.
Saya akan memotivasi anak-anak SD, bahwa selama kita rajin dan tekun pasti ada jalan untuk meraih cita-cita, meski kita dari keluarga tidak mampu," ujar Melisa Purnamasary yang merupakan anak nelayan.
Diberitakan, Pemkab Banyuwangi terus mengalokasikan anggaran beasiswa bagi para mahasiswa.
Sejak diluncurkan pada tahun 2011, beasiswa kuliah yang diberi nama beasiswa Banyuwangi Cerdas ini telah dinikmati 3.647 mahasiswa.
Tahun ini, juga disediakan beasiswa bagi 269 mahasiswa baru tahun ajaran 2024.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menjelaskan, Banyuwangi Cerdas diperuntukkan bagi anak-anak muda berprestasi dari keluarga kurang mampu, yatim piatu, dan disabilitas berprestasi yang ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
"Ini adalah upaya menjamin pendidikan bagi siswa yang berprestasi namun tidak mampu secara ekonomi.
Pendidikan adalah hak setiap anak bangsa, untuk itu perlu menjamin pendidikan mereka, untuk bisa meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi," kata Ipuk.
"Dengan taraf pendidikan yang lebih baik, harapannya bisa mendapatkan kehidupan yang lebih layak kelak, sehingga bisa mengentaskan keluarga dari kemiskinan.
Pendidikan adalah jalan memutus kemiskinan," kata Ipuk. ( Tribun Trends/ Tribun Jatim )
Curhat Lanniari Ibu Nazwa: Anak Gadis Pergi Diam-Diam ke Kamboja, Kini Pulang Sebagai Jenazah |
![]() |
---|
Sosok Kevin Silaban, Tetap Tegar Pimpin Paskibraka HUT RI di Sumut, Ayah Meninggal Mendadak |
![]() |
---|
Kisah Tragis Nazwa Aliya Meninggal di Kamboja: Pamit Interview di Bank, Pulang Tinggal Nama |
![]() |
---|
Citra Polri Ternoda, Oknum Polisi Masuk Sel Perempuan dengan Dalih ke Toilet, Berujung Aksi Bejat |
![]() |
---|
Drama Akad Nikah di Pinrang: Wajah Dibuka, 'Pengantin Cantik' Berubah Jadi Pria Berjenggot |
![]() |
---|