Breaking News:

Kabupaten Klaten

Tekan Kasus DBD, Sekda Klaten Jajang Prihono Dorong Peran Aktif Masyarakat Galakkan PSN

Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Klaten yang belum menunjukkan penurunan. Sekertaris Daerah (Sekda) Kabupaten Klaten beri pesan ke warga

Editor: Monalisa
Dok Diskominfo Klaten
Tekan Kasus DBD, Sekda Klaten Jajang Prihono Dorong Peran Aktif Masyarakat Galakkan PSN 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo

TRIBUNTRENDS.COM, KLATEN - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Klaten yang belum menunjukkan penurunan, menyedot perhatian lebih Sekertaris Daerah (Sekda) Kabupaten Klaten Jajang Prihono.

Untuk menekan pertumbuhan kasus baru, ia mendorong masyarakat lebih peka terhadap kebersihan lingkungan dengan menggalakkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Menurut catatan Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten Hanung Sasmito Wibowo, hingga minggu ke-19 tercatat 512 kasus dengan 26 kematian.

Baca juga: DBD di Klaten Belum Mereda, Bupati Klaten Sri Mulyani minta Dinkes Masifkan Sosialisasi!

Sekertaris Daerah (Sekda) Klaten Jajang Prihono
Sekertaris Daerah (Sekda) Klaten Jajang Prihono (Dok Diskominfo Klaten)

"Dibanding periode yang sama sebelumnya terdapat 159 kasus dengan 9 kematian, berarti terjadi peningkatan kasus di tahun 2024 dibanding 2023," jelasnya.

Lebih lanjut ia mengatakan jika anak-anak masih mendominasi kasus kematian.

Dari total 26 kematian akibat DBD diantaranya 19 anak-anak, 2 remaja, 4 dewasa dan 1 lansia.

Melihat penambahan kasus yang terus terjadi, Sekda Jajang menegaskan, pihaknya segera menyiapkan langkah nyata untuk menekan kasus yang terjadi.

”Karena itu saya tekankan untuk segera dibuat langkah konkretnya seperti apa.

Sifatnya yang masif, sifatnya terukur, biar nanti dirumuskan oleh teman-teman dinas.

Jangan hanya mengandalkan laporan, tetapi langkah yang konkret,” jelas Sekda Klaten Jajang Prihono.

Salah satu langkah yang kini tengah ditempuh adalah membangun kerjasama intensif antara Dinkes dengan Dinas Pendidikan (disdik) lantaran kasus DBD masih didominasi oleh anak-anak, dengan cara melakukan pemetaan titik-titik rawan dan gerakan PSN di lingkungan sekolah-sekolah.

Baca juga: Kasus Kematian DBD Meningkat di Klaten, Bupati Sri Mulyani Galakkan Pemberantasan Sarang Nyamuk

Jajang tak menutup mata jika permintaan fogging hingga saat ini masih ada, namun ia menegaskan jika PSN jauh lebih efektif.

”Jangan hanya mengandalkan dengan permintaan fogging. Itu dilakukan karena memang perlu dan menjadi solusi akhir. Terpenting melakukan PSN terlebih dahulu,” tambah Jajang.

Bahkan belakangan ia mendengar, ada pihak swasta yang memberikan penawaran fooging kepada warga, merespon hal tersebut ia meminta masyarakat berhati-hati dengan penawaran tersebut.

Halaman
12
Sumber: Tribun Solo
Tags:
Klatendemam berdarahJajang PrihonoDBD
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved