Pilkada 2024
Maju Pilgub Jakarta 2024, Ahmed Zaki Belum Dapat Wakil, Lobi Partai Lain, 'Kita Berkunjung'
Ahmed Zaki mantap maju di Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2024 mendatang, tapi belum dapat wakilnya
Editor: Nafis Abdulhakim
Sementara, PDIP akan mengusung Edy Rahmayadi petahana Sumut di Pilkada.
Edy Rahmayadi resmi mendaftar ke PDIP partai besutan Megawati Soekarnoputri sebagai bacalon gubernur pada Senin (6/5/2024).
Setelah pemilihan presiden, PDIP dan Gerindra akan bertarung lagi di daerah.
Wali Kota Medan Bobby Nasution masuk radar partai Gerindra untuk dicalonkan dalam Pilgub Sumut November mendatang.
Hal itu disampikan Sekretaris Jenderal Partai Gerinda Ahmad Muzani usai Halal Bihalal dengan Ikatan Keluarga Besar se-Jabodetabek, di Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Minggu (12/5/2024).
"Sumut, ya ada beberapa nama yang sedang dikaji termasuk Bobby Nasution," kata Muzani.
Bobby juga berpeluang mendapatkan tiket di Pilgub Sumut dari PAN.
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan tersebut telah membuka komunikasi dengan Bobby untuk maju di Pilgub Sumut.
Sinyal Bobby akan mendapatkan tiket PAN makin menguat setelah Zulhas memuji kepemimpinan Bobby sebagai Walikota Medan.
"Saudara Bobby kami dukung pertama kali untuk baju Wali Kota, sekarang kelihatan hasil kerjanya.
Kota Medan semakin bagus, semakin maju pembangunan di sana-sini, saya kira Kota Medan lebih cepat majunya," ujar Zulhas Desember lalu.
Kini Bobby Nasution mendapat dukungan dari tiga partai besar.
Setelah Golkar dan PAN, kini gerindra menyatakan memberikan peluang ke Bobby.
Edy Rahmayadi tak gentar menantu Jokowi jadi lawannya
Edy Rahmayadi dan Bobby Nasution berpeluang bersaing ketat di Pilkada Sumut 2024.
Edy Rahmayadi pun tidak mempersoalkan status Bobby sebagai menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Nyali Edy Rahmayadi tak gentar hadapi Bobby Nasution.
Bobby hanya dianggap sebagai rival di kontestasi politik lima tahunan ini.
"Saya melihat Bobby bukan karena menantu pak Presiden. Saya melihat Bobby karena dia (bermarga) Nasution, dia orang Medan dan dia berhak ikut dalam kontestasi menjadi gubernur, untuk itu rival dong," kata Edy saat ditanya wartawan usai menyerahkan berkas pendaftaran Pilgub Sumut di Kantor DPD PDIP Sumut, Senin (6/5/2024).
Oleh karena itu dalam kontestasi Pilkada nanti, dia menyerahkan keputusan kepada rakyat dan apapun hasil Pilkada harus dihormati.
"Kalau nanti rakyat Sumatera Utara melihat Bobby lebih pantas dari Edy ya saya hormat dong, saya akan menjadi rakyat Sumatera Utara.
Tapi kalau rakyat Sumatera Utara melihat pantas Edy, tak boleh ada yang mengganggu, saya akan perjuangkan itu," ujarnya.
Disinggung soal ada persepsi yang menyebut melawan Bobby sama dengan melawan istana, menurut Edy, Pilkada Sumut tidak berkaitan dengan Istana.
"Nggak ada itu. Kan ini bukan lawan istana, ini lawan kontestasi untuk menjadi gubernur, nggak ada urusan istana, istana maimun?" tutupnya.
Sebelumnya Edy Rahmayadi telah memantapkan diri maju di Pilgub Sumut.
Dia telah mengambil formulir pendaftaran Pilgub Sumut di 5 partai, yakni PDIP, PKS, PKB, Demokrat, dan Nasdem.
Sedangkan Bobby sejauh ini sudah mendapatkan surat penugasan dari Partai Golkar.
Selain itu Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan juga telah menyampaikan secara lisan siap mendukung Bobby bila maju Pilgub Sumut.
Demokrat Sumut jadi rebutan
Ketua DPD Demokrat Sumut Lokot Nasution mengatakan tiga nama terkuat calon Gubernur Sumut telah menjalin komunikasi.
Ada pun ketiganya ada Bobby Nasution, Musa Rajekshah atau Ijeck dan Edy Rahmayadi.
"Yang sudah mendaftar itu ada Edy Rahmayadi. Bobby Nasution dan Ijeck kita masih melakukan komunikasi. Dan untuk wakil Gubernur juga ada yang mendaftar ke kita," kata Lokot di kantor DPD Demokrat, Selasa (7/5/2024).
Lokot mengatakan, komunikasi dengan ketiganya sejauh ini berjalan baik.
Termasuk dengan Edy dan Ijeck yang pada pemilihan Gubernur 2018 silam turut diusung Demokrat.
"Dengan pak Edy komunikasi juga baik dan calon yang lainnya," kata Lokot.
Terkait sosok siapa yang akan diusung Demokrat, Lokot menyebut hal itu merupakan keputusan Ketua Umum dan Majelis Tinggi Demokrat.
"Soal siapa yang akan didukung nanti akan diambil oleh majelis tinggi partai. Karena itu kami ingin terus mendengarkan masuk masukan selama proses penjaringan ini," lanjut Lokot.
Lokot menambahkan, proses penjaringan calon Gubernur, Bupati, dan Walikota masih berlangsung sejak satu bulan lalu.
Dia berharap, melalui penjaringan yang dilakukan bisa melahirkan calon kepala daerah yang mampu membawa kemajuan bagi Sumut.
"Intinya siapa calon yang bisa menghadirkan kebaikan dan kesejahteraan bagi rakyat Sumut. Kami kalau sudah mengusung, tidak akan mengkhianati selama 5 tahun kepemimpinannya seperti saat kami mendukung Edy dan Musa Rajekshah," kata Lokot.
Peluang Bobby dan Edy
Bobby Nasution menjadi kandidat terkuat di Pilgub Sumatera Utara.
Dua partai sudah mengamanatkan ingin mengusung menantu Presiden Jokowi.
Keduanya Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Partai Golkar sudah memberikan surat tugas kepada Bobby Nasution.
Namun Bobby Nasution harus bersaing dengan Musa Rajekshah atau Ijeck di Golkar.
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengatakan Partai Golkar akan melakukan evaluasi pencalonan Bobby Nasution dan Musa Rajekshah.
"Sama-sama sudah dapat surat tugas dan Partai Golkar akan melakukan evaluasi," tambahnya.
Terbaru PKS dan Partai Gerindra juga merapat ke Bobby Nasution.
Partai Gerindra mengaku akan membersamai Bobby Nasution di Pilkada Sumut 2024.
Ketua Harian DPP Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan Gerindra telah menggelar Rakornas dan mengamanatkan kader internal untuk maju dalam pilkada.
"Secara umum hasil Rapat Koordinasi Nasional Partai Gerindra itu mengamanatkan para kader internal menjadi calon gubernur, calon bupati, maupun calon wali kota," kata Dasco di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (17/4/2024).
Menurutnya, saat ini pihaknya sedang menyiapkan data-data kader internal untuk diajukan ke DPP Partai Gerindra.
"Oleh karena itu, kami sedang mempersiapkan data-data para kader internal kemudian untuk mengajukan ke DPP mana-mana yang ingin maju baik di pilgub, bupati, maupun wali kota," sambungnya.
Meski demikian, Dasco menyebut, Partai Gerindra terbuka juga untuk mengusung nama-nama di luar kader.
"Oleh karena itu, untuk calon lain yang di luar internal tentunya akan kita lihat juga apa namanya bagaimana kemudian situasi dan kondisi di daerah masing-masing terhadap kader internal di Partai Gerinda," ucapnya.
Sementara Kabid Humas DPW PKS Sumut Syaiful Ramadhan menegaskan belum ada keputusan final dan mengikat soal siapa yang akan didukung partainya nanti.
Menurutnya, PKS terbuka kepada siapa saja yang ingin maju di Pilkada Sumut 2024 nanti.
Termasuk membuka opsi mendukung menantu Presiden Jokowi Bobby Nasution.
"Intinya sampai saat ini dinamikanya terus berjalan dan berproses, tim penjaringan dan penyaringan PKS Sumatera Utara sampai saat ini masih membuka lebar-lebar siapa saja yang berminat mendaftar," kata Syaiful, Rabu (24/4/2024).
Syaiful menyebut ada sejumlah nama yang santer dikabarkan akan berkontestasi di Pilkada Sumut 2024.
Di antaranya Wali Kota Medan Bobby Nasution, Mantan Wakil Gubernur Sumut sekaligus Ketua DPD Golkar Sumut Musa Rajekshah alias Ijeck, dan kader PDIP Sofyan Tan.
Ia menjelaskan bahwa proses penjaringan dan penyaringan yang berlangsung bertujuan untuk mencari calon pemimpin terbaik.
Gerindra Tolak Edy Rahmayadi
Partai Gerindra menolak menolak mengusung Edy Rahmayadi di Pilgub Sumatera Utara.
Meski ditolak, Edy Rahmayadi, tetap ngotot ingin mendaftar di Gerindra.
Alasan Gerindra menolak Edy Rahmayadi karena dicap sebagai penghianat di Pilpres.
Edy Rahmayadi merupakan ketua tim pemenangan pasangan calon presiden Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar Sumut.
Sekretaris Gerindra Sumut Sugiat Santoso menegaskan bahwa upaya Edy untuk meminta restu ke Gerindra adalah tindakan yang sia sia.
"Ngapain dia (Edy) mendaftar ke Gerindra, saya cuman mau bilang itu akan sia-sia kepada Edy," kata Sugiat, Senin (22/4/2024).
Sugiat Santoso menyebut Prabowo adalah tokoh yang pertama yang memberikan rekomendasi kepada Edy pada Pilgub Sumut 2018 lalu.
Tapi dengan sesumbar Edy Rahmayadi mengatakan akan mengalahkan Prabowo dengan angka 70 persen.
"Itu pengkhianatan yang nyata kan," lanjut Sugiat.
Sugiat melanjutkan Gerindra kapok mendukung Edy seperti pemilihan Gubernur Sumut 2018 lalu.
Kata dia Edy tidak memiliki prestasi selama menjadi Gubernur Sumut dan malah banyak meninggalkan persoalan.
"Alasan kita tolak sudah dari kemarin sudah disampaikan kita tutup pintu untuk Edy Rahmayadi. Pertama bahwa selama 5 tahun kepemimpinan Edy banyak persoalan pembangunan yang tidak bisa dituntaskan oleh Edy," ujarnya.
Anggota DPR RI terpilih dari Gerindra itu mengatakan bahwa pihaknya akan mengusulkan kader sendiri dalam pemilihan kepala daerah.
Termasuk pada pemilihan Gubernur dan Wali kota serta Bupati di Sumut.
Namun secara resmi lanjut Sugiat, Gerindra memang belum membuka pendaftaran calon Kepala Daerah lantaran masih menunggu hasil sengketa Pilpres di Mahkamah Konstitusi.
"Semangat yang disampaikan oleh DPP Gerindra adalah mengusung kader terbaik kami, apakah sebagai Bupati, Walikota dan Gubernur, baik juga sebagai Wakil. Jadi enggak mungkinlah kami dukung pengkhianatan. Sia sia dia (Edy) daftar ke Gerindra," tutupnya.
Sebelumnya mantan Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi menyatakan akan tetap mendaftarkan ke Golkar dan Gerindra untuk maju kembali sebagai Gubernur pada pemilihan kepala daerah 27 November 2024 mendatang.
"Nanti kita lihat, yang pastinya saya akan daftar (ke Golkar dan Gerindra) yang mana yang buka saya akan daftar," kata Edy saat ditemui pada Minggu (21/4/2024).
Mengenai dirinya akan diterima atau tidak oleh Gerindra dan Golkar, Edy tak mempersoalkannya.
"Perkara diterima atau tidak diterima bukan urusan, kan dia yang punya," lanjut Edy.
Sejauh ini lanjut Edy, dia sudah mengambil formulir pendaftaran di PDIP.
Mantan Pangkostrad menyatakan langkah itu sebagai bentuk keseriusannya untuk kembali maju sebagai Gubernur Sumatera Utara.
"Tadi saya sampaikan bahwa saya akan maju menjadi Gubernur itu baru niat pribadi, untuk bisa saya daftar nanti di tanggal 25 Agustus pastinya harus ada partai yang mengusung saya," kata Edy.
"Sampai ditanggal 25 Agustus itu, saya melakukan lobby-lobby kepada partai, memohon kepada partai untuk memberikan perahunya," ucapnya.
Tahapan Pilkada 2024
27 Februari-16 November 2024: Pemberitahuan dan pendaftaran pemantau pemilihan;
24 April-31 Mei 2024: Penyerahan daftar penduduk potensial pemilih;
5 Mei-19 Agustus 2024: Pemenuhan persyaratan dukungan pasangan calon perseorangan;
31 Mei-23 September 2024: Pemutakhiran dan penyusunan daftar pemilih;
24-26 Agustus 2024: Pengumuman pendaftaran pasangan calon;
27-29 Agustus 2024: Pendaftaran pasangan calon;
27 Agustus-21 September 2024: Penelitian persyaratan calon;
22 September 2024: Penetapan pasangan calon;
25 September-23 November 2024: Pelaksanaan kampanye;
27 November 2024: pelaksanaan Pemungutan suara;
27 November-16 Desember 2024: Penghitungan suara dan rekapitulasi hasil penghitungan suara.
(TribunTrends.com/TribunTimur)
Sumber: Warta Kota
Daftar 11 Daerah Bakal Gelar Pemungutan Suara Ulang Setelah Putusan MK, Kapan akan Dilaksanakan? |
![]() |
---|
Profil Rachmatu Zakiyah, Istri Mendes Yandri yang Kemenangannya Dibatalkan MK, Suami Cawe-cawe |
![]() |
---|
Profil & Harta Kekayaan Ade Sugianto, Pemenang Pilkada Tasikmalaya 2024 Gagal Dilantik Jadi Bupati |
![]() |
---|
Deretan Alasan Ade Sugianto Batal Jadi Bupati Tasikmalaya 2025, MK Putuskan Pemungutan Suara Ulang |
![]() |
---|
Rincian Harta Kekayaan 10 Gubernur dan Wakil Gubernur Se-Pulau Jawa, Paling Miskin Berharta Rp2,6 M! |
![]() |
---|