Berita Kriminal
NGERI Demi Curi Harta, 3 Orang di Jember Nekat Bunuh Kakek, Mayat Dikubur di Hutan Jati, 'Sekongkol'
Polisi menangkap tiga pelaku pembunuhan terhadap seorang kakek yang mayatnya dikuburkan di hutan jati Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember
Editor: Nafis Abdulhakim
TRIBUNTRENDS.COM - Tiga orang pria melakukan hal keji terhadap seorang kakek di Jember.
Ketiga pria tersebut merupakan tetangga korban.
Mereka nekat membunuh kakek tersebut lantaran ingin menguasai harta korban.
Baca juga: Bukan Pria Baik Abaikan Firasat Ibu, Mahasiswi Dibunuh Pacar, Pelaku Ternyata Playboy, Hamili ABG
Satreskrim Polres Jember menangkap tiga pelaku pembunuhan terhadap seorang kakek yang mayatnya dikuburkan di hutan jati Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Korban adalah Abdul Jalal (70) warga Dusun Watukebo, Desa Andongsari, Kecamatan Ambulu.
Sedangkan tiga pelaku adalah tetangga korban yakni Ahmad Febriyanto, Kelvin Rama dan Khoirul Anwar.
Kapolres Jember, AKBP Nur Hidayat menjelaskan tiga pelaku melakukan pembunuhan karena ingin menguasai harta kakek tersebut.
"Ketiga pelaku ini memang niat melakukan persengkokolan untuk mencuri harta benda milik korban," kata Nur Hidayat saat konferensi pers di Mapolres Jember, Senin (29/1/2024).
Dia menjelaskan, awalnya korban dikabarkan hilang. Setelah dilakukan pencarian, akhirnya korban ditemukan terkubur di hutan jati.

Warga melaporkan kasus tersebut pada kepolisian karena menilai ada yang janggal dengan kematian korban.
Baca juga: Kayaknya Enak Petaka Mulut Lemes, Pelajar Bandung Dibunuh Penjual Cilor, Pelaku Kesal Ibu Dihina
"Kami segera membentuk tim penyidik gabungan dengan Polsek Ambulu, untuk melakukan serangkaian penyelidikan," ucap dia.
Dari hasil penyelidikan, kata dia, ketiga terduga pelaku berhasil ditangkap. Satu pelaku tertangkap di wilayah Jember, sedangkan dua lainnya tertangkap di Pulau Bali.
Ketika hendak ditangkap, mereka melakukan perlawanan sehingga polisi melumpuhkan kaki mereka.
“Mereka melakukan pembunuhan secara bersama-sama, dan memiliki peran masing-masing," ujar dia.
Ahmad Febriyanto berperan melakukan perencanaan pembunuhan untuk menguasai harta korban. Kemudian ia mengajak dua rekan lainnya.

Mereka membunuh korban dengan keji. Yakni mencekik korban hingga tersungkur kemudian menganiayanya hingga tewas.
“Setelah dilihat, korban sudah tidak bergerak, para pelaku lalu menginjak-injak korban untuk memastikan korban meninggal," kata dia.
Kemudian, mereka membawa korban ke seberang sungai untuk menguburkan mayat.
Polisi mengamankan barang bukti berupa sandal milik korban, baju milik pelaku yang dipakai pada saat melakukan tindak pidana. Selain itu juga motor dan satu ekor kambing milik korban.
"Sebelum terjadi pembunuhan, para pelaku ini mencuri satu ekor kambing betina dan uang Rp 1,7 juta milik korban," kata dia.
Akibat perbuatannya, mereka dijerat dengan Pasal 339 dan atau Pasal 340 dan atau pasal 338 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman hukumannya maksimal 20 tahun atau penjara seumur hidup.
'Bukan Pria Baik' Abaikan Firasat Ibu, Mahasiswi Dibunuh Pacar, Pelaku Ternyata Playboy, Hamili ABG
Abaikan firasat ibu, seorang mahasiswi di Depok berakhir tewas dibunuh kekasihnya.
KRA (21) salah satu mahasiswi Universitas Gunadarma tewas di tangan kekasihnya, Argyan Abhirama.
KRA tewas setelah dicekik Argyan Abhirama lantaran menolak untuk berhubungan layaknya suami istri.
Baca juga: Bu Saya Pamit Pergi Jauh Syok Ibu Baca WA Anak, Dititipi Mayat Pacarnya di Rumah: Dia Saya Cekik

Sebelumnya ibunda KRA sudah memperingatkan agar putrinya menjaga jarak dengan Argyan lantaran menilai pria itu tidak baik.
Namun sayang, KRA mengabaikan firasat sang ibu dan tewas dibunuh, Kamis (18/1/2024).
Sebelum tewas, KRA ternyata sempat membawa Argyan bertemu dengan keluarganya.
KRA akhirnya mengajak Argiyan untuk pertama kalinya bertemu dengan sanak keluarga di kediamannya di RT2/9 Kelurahan Mampang, Kecamatan Pancoranmas, Kota Depok.
Namun pihak keluarga KRA menilai, tingkah laku dan pakaian Argiyan kurang sopan terhadap keluarga KRA.
Ibunda KRA, Dini Andriyani ketika itu sudah memperingatkan putrinya agar menjaga jarak dengan Argiyan.
Karena menurut feeling Dini Andriyani, Argiyan Abhirama bukanlah pria yang baik untuk KRA.
Tetapi KRA tetap berpegang teguh pada pendiriannya. Ia tetap menilai Argiyan yang baru dikenalnya lewat aplikasi Line itu merupakan pria yang baik.
Prasangka buruk Dini Andriyani itu benar saja terjadi.
Pada pertemuan mereka kedua kalinya pada Kamis (18/1/2024), Argiyan Abhirama mengajak KRA Rizki Andini untuk bertemu dengan orangtua Argyan di kontarakan mereka di Gang H Daud, Rt4/5, Kelurahan/Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok.
Dalam pertemuan kedua itu pula, Kalya Rizki Andini meregang nyawa, setelah Argiyan Abhirama melakukan aksi pemerkosaan dan pembunuhan.
Baca juga: Alung Minta Putus Usai Berhubungan Intim, Fitria Menolak Malah Dibunuh, Pelaku Tak Beraksi Sendirian
"Saya tak mengerti kenapa hal ini terjadi kepada anak saya.
KRA ini orang yang begitu baik.
Penurut kepada keluarga dan sayang pada keluarga," ujar sang ibu, Dini Andriyani.
Dini Andriyani juga mengenang, KRA yang mereka sapa Neng itu juga perempuan yang mandiri, tidak pernah menyusahkan pihak keluarga dalam segi apapun.
Anak pertama dari dua bersaudara tersebut merupakan perempuan yang begitu cerdas.
"KRA masih menjalani kuliah beasiswa di Universitas Gunadarma semester 6,"tutur Dini Andriyani.
Sebelum tewas, KRA Rizki Andini sempat meminta doa restu kepada ibunda untuk menjalani sidang skripsi.
"Terakhir, KRA mengirim pesan. Meminta doa restu dan dukungan atas sidang skripsi yang akan dijalani.
Tetapi saya tak menyangka, pesan tersebut menjadi pesan terakhir anak saya sebelum pergi," kata Dini Andriyani.
Sosok Pelaku

Sosok pelaku yang temperamental dan sulit diatur diungkap pemilik kontrakan, Yaya (72).
Kontrakan Yaya di Jalan Belacus, Gang H Daud RT 04/RW 05 Kelurahan Sukmajaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok menjadi lokasi pembunuhan sadis tersebut.
Informasi yang dihimpun, Argiyan Arbirama sering bergonta-ganti pacar yang membuatnya dicap sebagai playboy kampungan.
“Menurut saudara-saudaranya yang barusan tadi anak itu enggak bisa diatur, terus pacarnya banyak,” ungkap Yaya.
Pelaku bersama ibunya telah menempati kontrakan tesebut selama kurang lebih satu setengah bulan.
Yaya menjelaskan kepribadian pelaku yang yang temperamental dan sulit dinasehati oleh orang tuanya.
“Temperamennya anaknya kecil pendiam,” kaya Yaya di lokasi.
Diketahui, korban berstatus mahasiswi yang tinggal di Jakarta Barat.
KRA Rizki Andini mendatangi kontrakan pelaku pada Kamis (18/1/2024) sekira pukul 13.00 WIB.
Kyala mengendarai sepeda motor datang ke tempat kontrakan yang disewa Argyan bersama Ibunya, Fredricka Theodora.
“Jadi jam 01.00 siang itu si perempuan nyamperin laki-laki anaknya ibu Vina (sapaan Fredericka) pacarnya lah, saya juga nggak lihat siapa,” kata Yaya.

Ia pun tidak melihat lagi keberadaan korban setelah mahasiswi itu masuk ke dalam kontrakan.
Namun, sekira pukul 15.00 WIB, Yaya sempat mendengar suara rintihan tangisan meski tidak diketahui sumbernya.
“Jam 03.00 sore kedengeran ada suara perempuan nangis-nangis gitu tapi nggak begitu jelas, ini anak kecil atau bukan,” ungkapnya.
Lima menit usai terdengar tangisan, Argiyan Arbirama terduga pelaku pergi meninggalkan kontrakan menggunakan motor.
Usai Argyan meninggalkan kontrakan, suara korban tidak lagi terdengar sampai akhirnya Yaya kaget mendapati kabar adanya korban tewas.
“Tapi setelah dia (AA) keluar suara perempuan itu nggak kedengaran lagi, hanya suara motor saja yang keluar,” pungkasnya.
"Sementara, motor metic korban terparkir di depan kontrakan."
Korban Dipaksa Berhubungan Badan, Namun Menolak
Diketahui, gadis cantik berusia 21 tersebut tewas dibunuh oleh pemuda bernama Argiyan Arbirama (19), pacarnya yang baru dikenalnya 4 bulan, karena menolak berhubungan badan di rumah kontrakan pelaku di Sukmajaya, Depok, Jawa Barat, pada Kamis (18/1/2024) lalu.
Korban KRA (21) dan pelaku Argiyan Arbirama (19) selama 4 bulan kenalan, belum pernah bertemu. Mereka sebelumnya komunikasi lewat Handphone.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra mengatakan, korban dan pelaku saling mengenal sejak empat bulan lalu melalui media sosial.

“Saat empat bulan waktu perkenalan antara pelaku dan korban ini belum pernah saling ketemu.
Kemudian mereka janjian, dan setelah bertemu langsung pacaran kira-kira berjalan baru dua minggu,” ujar Wira dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Senin (22/1/2024) kemarin.
Pada hari itu, sekitar pukul 13.00 WIB, Argiyan mengirimkan pesan untuk mengajak korban minum kopi bersama.
Lalu, pelaku meminta KRA menjemput di rumah kontrakannya.
Kombes Wira berujar, mulanya korban menolak. Namun, pelaku terus memaksanya untuk datang.
“Kemudian korban bersedia untuk menjemput di rumah pelaku, dan pada saat tiba di rumah pelaku, korban diminta masuk ke dalam rumah kontrakan pelaku,” ungkap Wira.
“Selanjutnya pelaku langsung menutup pintu kontrakan dan menguncinya,” tambah dia.
KRA lantas duduk di ruang tamu, lalu diminta masuk ke kamar oleh Argiyan.
Pelaku langsung menarik tangan korban menuju kamar tidurnya, tetapi kembali ditolak.
“Karena korban memberontak dan teriak maka pelaku langsung mencekik korban dan mendorong ke arah tempat tidur,” jelas Wira.
Korban pun terus melawan sambil berteriak. Kendati begitu, Argiyan makin mengencangkan cekikannya hingga KRA terkulai lemas.
Saat itulah, pelaku memerkosa mahasiswi tersebut.
“Supaya tidak melawan, pelaku mulai mengikat tangan dan kaki korban dengan menggunakan sarung dan sarung bantal, serta menutupi korban dengan selimut,” ucap dia.
Setelahnya, Argiyan kabur dengan membawa barang berharga milik korban.
Dia juga mengirimkan pesan kepada sang ibunda terkait pembunuhan KRA.
“Pelaku menginformasikan bahwa di rumah ada perempuan yang diikat, lalu ibu pelaku masuk ke dalam rumah dan mendapati korban sudah meninggal dunia,” papar Wira.
Ada dua korban lainnya
Argiyan Arbirama (19), pembunuh mahasiswi berinisial KRA (21) di Depok, ternyata juga dilaporkan memerkosa dua korban lain.
Kedua korban itu berinisial N (anak di bawah umur) dan NH (23).
"Jadi selain kasus pembunuhan, didapati dua laporan polisi, di mana pelaku ini adalah sebagai diduga sebagai tersangkanya.
Ini terkait dengan masalah pencabulan dan pemerkosaan," kata Kombes Wira Satya Triputra, Senin (22/1/2024).
Dia mengungkapkan, laporan pertama tercatat pada 3 Januari 2024. Argiyan diduga memerkosa N.

"Sementara untuk kasus perkosaan (NH) dilaporkan di tanggal 4 Januari 2024.
Jadi dalam tanggal 3 dan 4 ini (dilaporkan) melakukan dua perbuatan pidana," ungkap Wira.
Sementara, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi menyebutkan, N mendapat ancaman dan dipaksa untuk untuk berhubungan badan oleh pelaku Argiyan.
"Korban saat dipaksa berhubungan badan masih belum dewasa (di bawah 17 tahun).
Saat ini sudah hamil sembilan bulan dan dalam persiapan melahirkan," ujar Ade.
Artikel ini diolah dari Kompas.com dan Tribun-Medan.com
Sumber: Kompas.com
Tampang Suami di Bengkulu Utara yang Tikam Istri Pakai Tombak, Puluhan Tahun Lalu Pernah Dipasung |
![]() |
---|
Gara-gara Sidik Jari di HP, Suami di Jeneponto Cemburu Buta Nekat Tikam Istri di Jeneponto |
![]() |
---|
Pasutri di Gresik Kompak Curi Motor Meski Sudah Pisah Ranjang, Tertangkap saat COD |
![]() |
---|
Tampang Suami Tega Bunuh Istri di Dompu NTB Sebab Malu Banyak Utang, Sempat Senyum sebelum Diperiksa |
![]() |
---|
Kesaksian Tetangga Istri di Dompu yang Dibunuh Suami, Baru Lahiran 10 Hari Lalu: Kenapa Begitu Tega |
![]() |
---|