Berita Viral
Bu RT Ungkap Keseharian Awan Bocah 11 Tahun yang Tewas Dibanting Ayah, Isak Tangis Iringi Jenazahnya
Terungkap keseharian Awan bocah disabilitas 11 tahun yang tewas dianiaya ayah. Sehari-hari kerap bantu warga dan ikut gotong royong.
Editor: Suli Hanna
TRIBUNTRENDS.COM - PILU Awan atau K alias A, bocah disabilitas 11 tahun yang tewas dianiaya ayahnya.
Tewasnya Awan juga membuat warga kehilangan karena keseharian A yang kerap membantu lingkungan sekitar.
Bagaimana keseharian Awan bocah disabilitas semasa hidup?
K alias A, bocah 11 tahun yang meninggal dunia dianiaya oleh ayahnya, Usmanto (43).
A dikenal sebagai sosok yang menyenangkan bagi orang sekitar.
Bahkan, ia dikenal rajin membantu para tetangganya di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara.
Hal itu diungkapkan oleh istri Ketua RT setempat bernama Haria.
Baca juga: Luka Bakar di Perut Awan Tewas Dibanting Ayah, Tutupi Fakta, Petugas PPSU: Bilang Kena Air Panas
Haria mengatakan, K rajin membantu warga setempat untuk membeli sesuatu.
Bocah 11 tahun itu pun terkadang ikut berpartisipasi gotong royong saat ada kegiatan.
“Selama ini, dia sering bantu warga sini. Misalnya, ‘tolong beliin ini’.
Nanti dia berangkat, terus dikasih uang buat jajan.
Anak itu enggak pernah nakal kayak ambil duit orang lain,” ujar Haria saat ditemui di rumah duka, Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (14/12/2023), dikutip dari Kompas.com.
Meski memiliki keterbatasan fisik, K dikenal begitu aktif dan gampang bergaul dengan warga setempat.
K juga berinisiatif mencari uang untuk ibunya.
“Wah aktif banget dia. Jadi, dia ini kayak ‘tulang punggung keluarga’. Maksudnya, dia mau bekerja untuk membantu keluarganya,” kata Haria.
“Misalnya dia dikasih uang atau makan sama orang, dia selalu bawa pulang, kasih ke ibunya dan adiknya yang paling kecil. Dia selalu prioritaskan buat ibunya dari uang imbalan yang dia dapatkan,” imbuh dia.
K dikenal murah senyum dan gampang akrab meski memiliki keterbatasan berinteraksi secara verbal.
“Terkadang, saya sama tetangga karaoke. Dia (K) kalau sudah ada lagu dangdut, itu paling senang dia. Nanti dia joget, terus saya sawer buat dia jajan. Ramai kalau ada dia dah,” ungkapnya.
Lebih lanjut, K juga dikenal begitu dekat dengan para petugas Penangan Prasaranan dan Saranan Umum (PPSU) Kelurahan Penjaringan.
Ia pun hampir setiap hari menghabiskan waktu bermain bersama para petugas di Kelurahan Penjaringan.
“Dia memang dikenal banget di Kelurahan Penjaringan. Hampir setiap hari main. Terkadang dia kami mandiin, beliin baju, sendal,” ujar salah satu petugas PPSU Kelurahan Penjaringan bernama Juanda di rumah duka.
Baca juga: Awan Bocah Dibanting Ayah Ternyata Disabilitas, Tapi Jadi Tulang Punggung, Kerap Beri Uang ke Ibu

Tak dapat dipungkiri bahwa banyak petugas PPSU Kelurahan Penjaringan yang hadir di rumah duka dan mengantarkan mendiang ke peristirahatan terakhirnya di TPU Tegal Alur, Jakarta Barat.
“Sumpah, dia baik banget sama kita-kita. Saya pun heran. Pernah, kita lagi kumpul, tiba-tiba A beli air mineral, banyak banget, terus kasih ke kita. Itu pakai uang dia sendiri,” ungkap Juanda.
Dalam satu kesempatan, K sempat mengaku kepada petugas PPSU Kelurahan Penjaringan bahwa dia ingin sekali menjadi petugas pemadam kebakaran.
“Dia paling senang nonton damkar di YouTube. Karena dia cita-citanya pengin jadi petugas damkar,” pungkas Juanda.
Penyandang disabilitas
Haria mengatakan, K adalah penyandang disabilitas.
Hal itu terungkap ketika wartawan bertanya soal pendidikan terakhir K.
“Tadinya sekolah, cuma keluar (putus sekolah). Karena kan disabilitas, ngomongnya kurang jelas,” kata Haria di rumah duka.
Saat K masih berusia delapan bulan dan tengah belajar jalan, anak ketiga dari empat bersaudara itu tersiram air panas.
Musibah tersebut membuat K harus menjalani perawatan kurang lebih satu tahun.
Setelahnya, K sempat menjalani terapi berbicara.
Namun, hasilnya tidak memuaskan sehingga A kesulitan berinteraksi secara verbal terhadap orang lain.
Isak tangis iringi jenazah K
Tangis warga seketika pecah ketika jenazah K tiba di mushal untuk disalatkan.
Diketahui, mobil ambulans yang memabwa keranda K tiba di mushala pukul 15.30 WIB setelah melesat dari Rumah Sakit Polri Kramat jati.
“Nah, itu K. K, ya Allah, kasihan banget nasib kamu,” kata salah satu warga saat melihat ambulans tersebut.
Setelah ambulans berwarna putih itu terparkir dengan benar, keranda yang berisi jenazah K langsung diangkut untuk masuk ke dalam mushala. Isak tangis langsung pecah.
Beberapa warga langsung melontarkan kata-kata umpatan untuk Usmanto sebagai pelaku sekaligus ayah kandung K.
"Tega benar lu Usman sama anak sendiri, Ya Allah. Enggak punya hati,” sahut warga sambil menyeka air mata.
Warga memadati mushala untuk menshalatkan K. Lantunan ayat suci Al Quran nyaring terdengar untuk mendiang.
Diberitakan sebelumnya, Usmanto tega menganiaya anak ketiganya, K alias A hingga tewas di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (13/12/2023).
Baca juga: Awan Bocah yang Tewas Dibanting Ayah Kerap Gaul dengan Petugas PPSU, Ingin Jadi Pemadam Kebakaran

Adapun dugaan tindakan pidana itu disaksikan oleh beberapa tetangga.
Teriakan histeris tetangga terdengar saat Usmanto tega membanting K sampai mengeluarkan darah.
Diketahui, penganiayaan tersebut dilatarbelakang karena K yang tengah mengayuh sepeda lalu menabrak seorang anak laki-laki di dekat rumahnya.
Usmanto yang sedang duduk di atas sofa dan bermain gitar itu melihat kejadian dan mengetahui anaknya ditegur oleh orangtua tetangga.
Setelah kejadian, K langsung pergi. Namun, Usmanto tampak menaruh gitar dan beranjak dari sofa.
“Terus bapaknya enggak tahu ke mana. Tahu-tahu terdengar ‘gubrak’, suaranya kencang. Tetangga juga pada dengar kok,” ucap orangtua yang anaknya tertabrak, Hasan (50), saat ditemui di rumah duka. Melihat hal tersebut, Hasan langsung menyarankan Usmanto segera membawa K ke rumah sakit terdekat.
Ketiganya langsung melesat menggunakan sepeda motor dengan kondisi korban berdarah dan tak sadarkan diri.
(Tribunjabar.id/Salma Dinda) (Kompas.com/Baharudin Al Farisi)
Diolah dari artikel TribunJabar.id.
Sumber: Tribun Jabar
Gegara TikTok, Saudara Kembar yang Terpisah Sejak Bayi Ini Akhirnya Tak Sengaja Bertemu di Umur 24 |
![]() |
---|
Tampang Abdul dan Ervan Usai Habisi Alberto Tanos, Tragedi Berdarah Cucu 9 Naga di Manado |
![]() |
---|
Mau Gaya Pakai iPhone, Mahasiswi di Klaten Sewa 2 Bulan Rp7 Juta Tak Sanggup Bayar, Malah Kabur! |
![]() |
---|
Alasan 5 Agustus 2025 Jadi Hari Terpendek Tahun Ini, Tak Terasa, Tapi Nyata, Rotasi Bumi Ngebut! |
![]() |
---|
Melon Musim Dingin, Cara Unik untuk Menyejukkan Diri dari Teriknya Musim Panas di Tiongkok |
![]() |
---|