Berita Kriminal
SEPUCUK Surat untuk Ibu, Ditulis Perempuan yang Lompat dari Mal di Semarang 'Mah, Aku Punya Hadiah'
Seorang perempuan berinisial NJW (20) ditemukan tewas setelah melompat dari lantai empat setinggi 20 meter di Mall Paragon, Kota Semarang, Jawa Tengah
Editor: Nafis Abdulhakim
TRIBUNTRENDS.COM - Sepucuk surat ditulis oleh perempuan yang akhiri hidup di Mall Paragon, Semarang.
Surat tersebut ditujukan untuk sang ibunda.
Isi surat tersebut, perempuan berinisial NJW mengaku tidak kuat dan punya hadiah untuk sang ibu.
Baca juga: INNALILLAHI Pria di Bantul Nekat Akhiri Hidup, Loncat dari Tower, Sempat Dibujuk Tapi Gagal: Tak Mau
Seorang perempuan berinisial NJW (20) ditemukan tewas setelah melompat dari lantai empat setinggi 20 meter di Mall Paragon, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng).
Korban diduga melompat dari tempat parkir P4 Mall tersebut. Saat melakukan pemeriksaan, petugas kepolisian menemukan tas berisi surat perpisahan yang diduga dibuat oleh korban kepada ibunya.

Surat tersebut ditulis menggunakan tulisan tangan berbahasa Inggris dan bahasa Indonesia di secarik kertas. Di surat tersebut, dia juga menitipkan kado ulang tahun untuk ibunya yang ditaruh di kos Hani, temannya.
Melalui tulisan tersebut, korban juga berkali-kali minta maaf dan terima kasih kepada orangtuanya karena belum bisa membahagiakannya. Saat ini, surat tersebut viral di media sosial dengan isi sebagai berikut:
"Mah, maaf tidak bisa jadi sekuat yang mamah harapkan.
Aku punya hadiah ulang tahun untukmu. Kutitipkan di Kos Hani.
Aku berharap bisa memberikannya langsung tapi aku minta maaf.
Terima kasih untuk selalu memikirkanku dan peduli denganku dan maaf apabila aku selalu bikin sedih.
Aku sayang mamah selalu
Jangan lupa berdoa buat aku ya.
Sekali lagi maaf, aku nyerah," tulis korban dalam suratnya.
Penjelasan polisi
Kapolsek Semarang Tengah Kompol Indra Romantika mengatakan, korban diduga bunuh diri sehingga meloncat dari pantai empat dengan ketinggian sekitar 20 meter.
Dia juga membenarkan isi surat tersebut. Diduga, secarik kertas yang ditemukan oleh pihak kepolisian merupakan tulisan korban.
"Ada secarik surat seperti perpisahan," jelasnya saat dikonfirmasi di lokasi kejadian, Selasa (10/10/2023).
Untuk identitas korban merupakan warga Kalipancur, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, Jateng.
"Korban berinisial NJW usia 20 tahun," paparnya.

Kantong tas yang berisi secarik surat dan beberapa identitas yang diduga milik korban itu ditemukan di samping pagar pembatas parkiran P4 Mall Paragon Semarang.
Kantong tas dicurigai milik korban," imbuh dia.
Selanjutnya, petugas kepolisian akan melakukan pendalaman untuk mencari kedatangan korban ke Mall Paragon Semarang melalui CCTV yang berhasil dikumpulkan oleh penyidik.
"Untuk rekaman CCTV masih kita copy paste, belum kita cek," ucap Indra.
Saat ini, jenazah korban sudah dibawa ke RSUP Kariadi Semarang untuk dilakukan pemeriksaan. Petugas kepolisian juga akan memeriksa CCTV Mall Paragon untuk pendalaman.
"Luka paling parah bagian kepala," paparnya
Evakuasi korban yang jatuh dari lantai empat Mall Paragon Semarang, Jawa Tengah pada Selasa (10/10/2023).
Kontak bantuan
Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu. Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.
Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada. Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:
https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/
INNALILLAHI Pria di Bantul Nekat Akhiri Hidup, Loncat dari Tower, Sempat Dibujuk Tapi Gagal: Tak Mau
Seorang pria di Bantul nekat mengakhiri hidupnya dengan meloncat dari sebuag tower.
Korban sempat dibujuk oleh psikolog namun gagal.
Insiden nahas tersebut terjadi pada Selasa (3/10/2023).
Baca juga: Mahasiswi di Yogyakarta Akhiri Hidup, Curhat ke Adik, Gangguan Mental, Sempat Telan 20 Butir Obat
Ada seorang warga Padukuhan Pangkah, Kalurahan Tirtosari, Kapanewon Kretek, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, berinisial OA (26) tewas seusai melakukan aksi mengakhiri hidup.
Kapolsek Kretek, AKP Haryanto, mengkonfirmasi, kebenaran kejadian tersebut berlangsung di BTS Seluler Tower atau tower seluler yang berada di Padukuhan Tegalsari, Kalurahan Donotirto, Kapanewon Kretek, Selasa (3/10/2023).

Disampaikannya, sebelum kejadian itu berlangsung, korban sempat melakukan periksa kesehatan jiwa dan diantar oleh keluarganya ke Puskesmas Kretek.
"Kemudian, dari Dokter Puskesmas Kretek diarahkan bertemu dengan petugas Psikologi.
"Namun demikian korban tidak mau. Korban, ingin pulang ke rumahnya," jelasnya.
Mengetahui hal itu, petugas psikolog langsung membujuk korban untuk menjalani tes psikologi.
Korban, juga diberi penjelasan untuk diantar pulang sekira pukul 12.30 WIB.
Akhirnya, korban pulang ke rumahnya berboncengan dengan petugas psikolog.
Mereka pulang ke rumah korban mengenakan sepeda motor.
Namun, dalam perjalanan pulang, korban merasa gelisah dan sempat mengutarakan pendapat kepada petugas psikolog itu.
"Korban sempat bilang kepada petugas psikolog, seandainya besuk tidak ketemu saya (korban OA) lagi bagaimana?
"Karena semua orang akan menyalahkan saya (korban OA)," jelasnya.
"Kemudian, sepeda motor (dikendari petugas psikolog) berhenti di dekat tower seluler ( tempat kejadian perkara).
"Tiba-tiba korban turun dari sepeda motor itu dan naik pagar tower seluler," imbuh AKP Haryanto.
Setelah di dalam pagar tower seluler, korban langsung naik ke tower seluler setinggi kurang lebih 30 meter.
Petugas psikolog itu langsung bergegas untuk berusaha menghampiri korban.
Sayangnya, posisi korban sudah manjat tower seluler di tepat kejadian perkara.
Baca juga: Foto Asusila Tersebar, Siswi SMA di NTT Akhiri Hidup, Polisi Periksa 2 Orang, Diduga Penyebar
"Setelah itu, korban bunuh diri dengan cara melepaskan pegangan tangan dari tower dan jatuh dari tower ke plasteran bawah ( BTS Seluler Tower)," terang AKP Haryanto.
"Mengetahui itu, seorang warga setempat langsung menghubungi Polsek Kretek dan Puskemas Kretek.
"Tidak lama kemudian petugasPuskesmas Kretek dan Tim Inafis Polres Bantul tiba di lokasi kejadian," imbuh dia.
Pengakuan Saksi
Seorang warga Padukuhan Tegalsari, Dian, juga menceritakan peristiwa seorang pria yang melompat dari sebuah tower yang ada di Kretek, Bantul.
Saat peristiwa itu terjadi, Dian mengaku sedang berada di rumah dan sempat melihat kondisi korban.
Sebelumnya diberitakan, seorang laki-laki berinisial OA (26) nekat memanjat sebuah tower jaringan telekomunikasi di Padukuhan Tegalsari, Kalurahan Donotirto, Kapanewon Kretek, Bantul, Selasa (3/10/2023).
Pria tersebut kemudian melompat hingga akhirnya membuatnya meninggal dunia.
Menurut kesaksian Dian, saat kejadian itu berlangsung, dia awalnya berada di dalam rumah.
"Saya saat itu sedang di dalam rumah. Tiba-tiba ada orang teriak-teriak, saya kira itu pemilik rumah yang saya kontrak," katanya.
Ia pun mengecek sumber suara itu dan mengetahui ada sekitar enam orang yang sedang merapat di lokasi dan membantu menangani OA.
"Waktu saya keluar rumah, orang itu (korban OA) belum meninggal. Dia posisinya lagi di tower sambil berayun-ayun," ungkapnya.
"Terus, saya ngabarin ke tetangga saya untuk hubungi polisi. Tapi, polisi belum sampai tiba-tiba orang itu (korban OA) jatuh," sambung Dian.

Mengetahui kejadian itu, Dian langsung merasakan panik dan tidak bisa berpikir panjang.
Sekujur tubuh Dian pun merasakan gemetar. Namun, ia menyempatkan diri untuk melihat korban tersebut.
"Pas jatuh kondisi dia (korban OA) masih hidup dan sempat ngeraung-raung kayak merintih kesakitan gitu. Enggak lama, orang itu (korban OA) diam. Saat dicek ternyata sudah meninggal dunia," bebernya.
"Setelah itu, polisi pada datang dan enggak tahu ngapain di sana (tempat kejadian perkara). Setelah itu, katanya mereka bawa korban ke rumah sakit," sambung dia.
Saat disinggung mengenai identitas korban, Dian menyampaikan bahwa yang bersangkutan diduga memiliki gangguan jiwa.
Namun, ia tidak mengetahui informasi lebih jauh sejak kapan orang tersebut mengalami penyakit tersebut.
"Informasi itu cuma saya tahu dari orang-orang saja. Katanya sih sudah lama tapi pastinya kapan saya tidak tahu," ujar Dian.
Rasa Bersalah
AKP Haryanto mengatakan, korban OA harus menjalani pemeriksaan kesehatan di Puskesmas setempat dihantui rasa bersalah.
"Menurut keterangan orang tua korban, korban itu merasa tertekan karena pernah mengalami kecelakaan dan menabrak seseorang," bebernya.
"Dari situ, korban memiliki rasa bersalah.
"Orang tua korban, menyebut bahwa korban merasa di hantui dengan rasa takut atau ketakutan," tandas AKP Haryanto.(Tribunjogja.com/nei)
Disclaimer: Informasi ini bukan untuk menginspirasi siapa pun melakukan tindakan serupa.
Jika mengalami tanda-tanda depresi dengan kecenderunganpemikiran untuk mengakhiri hidup, sebaiknya segera melakukan konsultasi ke psikolog, psikiater, atau pihak-pihak terkait. (*)
Diolah dari artikel Kompas dan TribunJogja
Sumber: Kompas.com
Tampang Suami di Bengkulu Utara yang Tikam Istri Pakai Tombak, Puluhan Tahun Lalu Pernah Dipasung |
![]() |
---|
Gara-gara Sidik Jari di HP, Suami di Jeneponto Cemburu Buta Nekat Tikam Istri di Jeneponto |
![]() |
---|
Pasutri di Gresik Kompak Curi Motor Meski Sudah Pisah Ranjang, Tertangkap saat COD |
![]() |
---|
Tampang Suami Tega Bunuh Istri di Dompu NTB Sebab Malu Banyak Utang, Sempat Senyum sebelum Diperiksa |
![]() |
---|
Kesaksian Tetangga Istri di Dompu yang Dibunuh Suami, Baru Lahiran 10 Hari Lalu: Kenapa Begitu Tega |
![]() |
---|