Breaking News:

Berita Viral

11 Siswi SD di Situbondo Nekat Sayat Tangannya Sendiri, Terpengaruh Trend TikTok, Biar Dibilang Gaul

Kelakuan 11 siswi SD di Situbondo, Jawa Timur, bikin geleng-geleng kepala, mereka nekat melukai tangan mereka sendiri hingga mengeluarkan darah.

Editor: jonisetiawan
Kolase Tribun Trends/Ist
11 siswi SD di Situbondo sayat tangan mereka sendiri hingga berdarah, terinspirasi dari trend TikTok. 

TRIBUNTRENDS.COM - Ada-ada saja kelakuan 11 siswi SD di Situbondo, Jawa Timur, tangan mereka bengkak dan mengeluarkan darah.

Bukan tanpa sebab, hal itu terjadi karena mereka nekat menyayat tangannya sendiri.

Aksi belasan siswi itu membuat publik geleng-geleng kepala.

Sebab mereka melakukan hal itu karena mengikuti konten di media sosial.

Baca juga: PILU Siswa Kelas 1 SD, Dibully 4 Kakak Kelas, Dipaksa Minum Air Seni hingga Dipukuli Diancam

Ilustrasi siswa SD.
Ilustrasi siswa SD. (Tribunnews)

Mereka lakukan hal berbahaya agar kelihatan gaul dan mengikuti tren yang viral di media sosial.

Bahkan pemerintah melalui Disdik Kabupaten Situbondo menerbitkan surat edaran khusus yang diberikan ke seluruh sekolah di wilayah tersebut.

Kabid Pendidikan Dasar Disdik Kabupaten Situbondo, Supiono menyatakan telah menerima informasi fenomena tersebut.

"Iya sebenarnya kasus melukai tangan sendiri itu dulu sering dilakukan anak SMP atau SMA yang patah hati."

"Sekarang anak SD, ini akibat terpengaruh trending di TikTok," kata Supiono.

Pemkab Situbondo, kata Supiono, tidak menganggap remeh fenomena tersebut.

Menurutnya, Pemkab telah menggelar pertemuan dengan pihak sekolah dan wali murid untuk memberi imbauan agar pengawasan keseharian lebih diperhatikan.

Supiono juga menyatakan bahwa Disdik Kabupaten Situbondo telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) tentang imbauan pemeriksaan siswa untuk tidak melakukan kegiatan yang merugikan diri sendiri.

"Iya sudah kami keluarkan SE."

"Intinya imbauan untuk semua tidak boleh melakukan demikian."

"Guru lebih memperhatikan murid," katanya.

Anak SD sayat tangan mereka sendiri,
Anak SD di Situbondo sayat tangan mereka sendiri.

Disdik Kabupaten Situbondo juga telah berkoordinasi dengan DP3A Kabupaten Situbondo.

Pihaknya berharap ada penanganan dari sisi psikologis kepada siswa agar tidak melakukannya kembali.

Kepala DP3A Kabupaten Situbondo, Imam Darmaji menyatakan, pihaknya kini sedang menangani anak-anak yang melukai tangannya sendiri.

Namun penanganan tersebut masih ditahap menggali keterangan.

"Kami sudah ke sekolah (SD Negeri 2 Dawuhan) untuk meminta keterangan," katanya.

Baca juga: Kelakuan Kepsek NTT yang Hukum Siswa Makan Kertas, Blokir Nomor Telepon, Mangkir Panggilan Disdikbud

Dia menyatakan, pihak DP3A Kabupaten Situbondo akan melakukan penanganan psikologis siswa jika pihak sekolah dan wali murid bersedia.

Pihaknya akan mendatangkan psikolog secara khusus.

"Jika mereka bersedia, maka kami akan panggil psikolog untuk menangani 11 siswa tersebut," terangnya.

Setelah adanya pemberitaan mengenai hal tersebut, Kepolisian Sektor Kota melakukan penyelidikan.

Pihak kepolisian mengumpulkan para guru, komite dan wali murid.

Kepala Sekolah, Sri Rahmatillah mengatakan pertemuan ini dilaksanakan untuk menindaklanjuti temuan adanya siswa SDN yang melukai tangannya sendiri.

"Ya harapannya adanya pertemuan ini kejadian tersebut tidak terulang di kemudian hari," ujarnya.

Menurutnya, dengan kejadian ini tidak ada yang perlu disalahkan, karena kita harus bekerja sama untuk menanggulangi masalah ini.

Sehingga bantuan semua pihak, baik orang tua, sekolah dan instansi lain termasuk Polsek Situbondo Kota.

"Selama ini bekerja sama dalam hal antisipasi bullying," ucapnya.

siswi SD di Situbondo sayat tangan mereka sendiri.
siswi SD di Situbondo sayat tangan mereka sendiri.

Hal serupa disampaikan Korwil Pendidikan dan Kebudayaan kecamatan Situbondo, Ririn Yunaini.

Menurutnya, pihaknya mengapresiasi langkah tanggap dan cepat pihak sekolah dengan ditemukanya kejadian siswa sayat tangan sendiri itu.

"Kami sepakat tidak ada yang boleh disalahkan, terutama anak, orangtua dan guru yang harus saama sama mengajari anak tentang nilai positif dan negatifnya. 

Yang terpenting kita selalu memberikan pendampingan terhadap anak didik kita semuanya," kata Ririn.

Baca juga: Anaknya Dihukum Makan Kertas, Orang Tua Kecam Kelakuan Kepsek di NTT : Pembinaan Macam Apa Ini!

Ririn berharap agar para orang tua dapat menyempatkan waktu bagi anak anaknya meskipun hanya sebentar, sehingga orang tua menjadi tempat curhat bagi anaknya dan tidak kepada pihak lainnya.

"Tugas guru agar jangan lepas kontrol, bahkan jika perlu dilakukan sidak setiap minggu, 

Ya mohon maaf apabila ada yang diamankan oleh pihak sekolah, nantinnya akan disampaikan kepada wali murid, begitu sebaliknya jika ada temuan di rumah agar orang tua jangan segan untuk disampaikan kepada pihak sekolah," harapnya.

Sementara itu, Kapolsek Situbondo Kota, Iptu Harnowo mengatakan, untuk mengantisipasi pengaruh dari luar, terutama media sosial ini merupakan tanggung jawab bersama. 

Baik pihak sekolah maupun orang tua sama sama punya andil dalam mengawasi anak didiknya.

Iptu Harnowo menghimbau, agar kejadian tersebut tidak terulang kembali, maka pihaknya meminta para orang tua agar selalu memberikan perhatian terhadap putra putrinya. 

Baca juga: Alasan Kepsek SMP 1 Ponorogo Tarik Iuran Siswa Jutaan Rupiah Beli Mobil Baru, Mobil Lama Kerap Mogok

Sehingga jika ada sesuatu hal terjadi, maka orang tua atau wali murid akan lebih paham dan cepat mengetahuinya.

"Yang terpenting orang tua selalu mengawasi anak anak saat memegang dan bermain handphone," kata Iptu Harnowo.

Dengan adanya pertemuan ini, lanjut Harnowo, harus ada kesepakatan semua pihak, agar ada kebijakan baru bagi anak didiknya di sekolah.

"Misalnya saja siswa diharuskan bawa bekal makanan dari rumah dan selama siswa di sekolah pagar ditutup," katanya.

***

Artikel ini diolah dari TribunSolo

Sumber: Tribun Solo
Tags:
Situbondosiswi SDTikTok
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved