Berita Kriminal
BEJAT! Pasutri di Bekasi Paksa Gadis Remaja Jadi PSK, Sehari Layani 7 Pria, Dijanjikan Gaji Besar
Tindakan bengis dilakukan pasangan suami istri (pasutri) di Jatiasih, Kota Bekasi, yakni Virgiawan Susilo dan Kiki Wijayanti.
Editor: Nafis Abdulhakim
TRIBUNTRENDS.COM - Pasangan suami istri di Bekasi melakukan tindakan kriminal dengan menjual seorang gadis remaja berusia 17 tahun.
Gadis berinisial YAP tersebut dipaksa menjadi pekerja seks komersial.
Mirisnya, korban dipaksa pelaku melayani pria hidung belang tujuh kali dalam sehari.
Baca juga: Kisah Remaja Pilih Jadi PSK, Tergiur Ajakan Teman, Sering Diajak Nikah Oleh Klien, Orang Tua Cerai
Tindakan bengis dilakukan pasangan suami istri (pasutri) di Jatiasih, Kota Bekasi, yakni Virgiawan Susilo dan Kiki Wijayanti.
Keduanya tega "menjual" seorang remaja perempuan berinisial YAP (17) melalui aplikasi MiChat.
Awalnya dijanjikan jadi pemandu karaoke

Kasie Humas Polres Metro Bekasi Kompol Erna Ruswing mengatakan, korban dan tersangka sudah saling mengenal.
"Korban dan tersangka saling kenal, terus diajak ketemuan untuk (menawarkan) pekerjaan," ujar Erna saat konferensi pers di Polres Metro Bekasi, Rabu (27/9/2023).
Awalnya, Virgiawan dan Kiki menjanjikan YAP bekerja sebagai pemandu karaoke atau lady companion (LC).
Kedua tersangka mengiming-iming gaji besar sehingga membuat korban mau menjadi pemandu karaoke dan ikut ke kontrakan.
Namun, tersangka justru membohongi korban. YAP malah dijual dan dipaksa melayani pria-pria hidung belang.
"Sebelumnya korban dijanjikan untuk bekerja sebagai LC. Tapi oleh tersangka tidak dipekerjakan malah dijadikan untuk open BO, (penawaran jasa prostitusi online)," jelas Erna.
Tersangka menjual dan mempromosikan YAP lewat aplikasi MiChat, kemudian memaksanya untuk melayani pria hidung belang.
Berdasarkan pemeriksaan, Virgiawan berperan mempromosikan korban melalui MiChat dan uangnya dikelola oleh Kiki.
Tersangka Virgiawan membuat akun dan mengoperasikan aplikasi tersebut dengan foto korban yang dijual alias open BO. Korban dijual tersangka dengan tarif bervariasi.
"Korban dijual dengan tarif mulai dari Rp 250.000-Rp 700.000. Selama satu bulan dipaksa melayani para pria hidung belang," ujar Brigadir Yudha, penyidik Unit Pelayanan Perempuan dan Anak Brigadir (PPA) Polres Metro Bekasi Kota dalam kesempatan yang sama.
Layani 7 pria hidung belang dalam sehari
Baca juga: Diam-diam Jadi PSK, Wanita Ini Kaget saat Buka Pintu Hotel, Tamunya Suaminya Sendiri: Kamu Ngapain?

Yudha mengungkapkan, setiap hari YAP dipaksa Virgiawan dan Kiki untuk melayani banyak pria hidung belang.
"Korban bisa menerima tamu tiga sampai tujuh orang. Tidak ada (tempat penampungan) korban tinggal bersama tersangka di kontrakan di Jatiasih," kata Yudha.
Selama sebulan bekerja, YAP pernah berusaha untuk kabur. Namun, tersangka selalu mengikuti korban.
"Setiap korban ingin pulang ke rumah juga (korban) selalu diikuti oleh mereka," ujar Erna.
Adapun kedua tersangka dikenakan Pasal 88 Juncto 76i Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Undang-Undang atas Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2022 tentang Perlindungan Anak, dengan ancaman hukuman 10 tahun penjara.
Kisah Remaja Pilih Jadi PSK, Tergiur Ajakan Teman, Sering Diajak Nikah Oleh Klien, Orang Tua Cerai
Kisah remaja yang memilih jadi pekerja seks komersial (PSK) di Manado, Sulawesi Utara.
Demi memenuhi kebutuhan untuk menyambung hidup, remaja ini memilih jalan pintas untuk mendapatkan uang.
Menjadi pemuas nafsu pada pria hidung belang menjadi pilihan remaja tersebut, seperti apa kisah selengkapnya?
Baca juga: Film Porno Kramat Tunggak Tak Hanya Dibintangi Siskaeee, Ada Komedian Senior, Cerita PSK Ingin Tobat
Bermodalkan tampang, para remaja wanita ini terjun ke dunia malam Manado.
Pukul 23.00 Wita, denyut kehidupan kian melemah di salah satu jalan di pusat Kota Manado, Sulawesi Utara.
Toko-toko kebanyakan sudah tutup, yang masih buka pun sudah diambang tutup.
Tapi bagi sebagian remaja, kehidupan baru dimulai.
Mereka adalah pelaku prostitusi jalanan.

Perjuangan hidup akan berlangsung keras dan sengit selama beberapa jam ke depan.
Amatan tribunmanado.co.id, Jumat (16/9/2023), mereka berjejer di emperan toko dan trotoar yang minim penerangan.
Di bawah salah satu gapura, nampak tiga wanita muda berusia belasan.
Dandanan mereka ala ABG dengan kaos dan celana jeans.
Seorang di antaranya terang-terangan menawarkan diri.
"Om main om," katanya.
Tak jauh dari situ, nongkrong dua remaja wanita lagi dengan dandanan agak menggoda, mengenakan baju ketat dan celana jeans pendek.
Mereka tak menawarkan diri secara langsung, hanya tatapan menggoda yang keluar.
Seorang wanita lain tiba, ketiganya terlibat percakapan akrab.
Seorang di antaranya bercerita pengalaman menjamu klien yang mungkin agak lucu hingga mereka tertawa terbahak-bahak.

Sekira belasan meter dari sana, seorang remaja duduk mematung di emperan toko.
Beda dengan rekan-rekannya yang ceria, ia terlihat melankolis.
Ini membuatnya nampak lebih tua dari usianya yang di bawah 20 tahun.
Kemudian datang seorang teman wanitanya sambil tertawa.
"Saya dapat klien bagus," kata dia.
Si wanita kian melankolis.
"Main om," katanya setelah saya lima menit berada di sana.
Namun dia tak mau bercerita lebih lanjut.
Cerita diperoleh dari seorang remaja yang namanya Mawar (nama samaran).
Ia mengaku kerja demikian ibarat lemparan dadu.
"Kadang banyak tamu hingga banyak uang, tapi kadang pula sepi. Sampai dini hari pun kita menanti tapi tak ada yang datang," kata dia.
Sebut dia, pelanggan kebanyakan adalah om-om.
Dan mereka agak menyusahkan karena banyak yang baper kemudian minta menikah.
"Ada di antara mereka yang ajak nikah, tapi saya sih tak mau," katanya.
Ia menuturkan, mereka yang nongkrong di sana umumnya remaja, tapi ada perbedaan harga.
"Yang lebih ke sana lebih mahal," kata dia.
Baca juga: IMING-imingi Kerja di Klinik Malah Dipekerjakan Jadi PSK, TW Tipu Wanita, Tebar Jaring di Medsos

Ungkap dia, pelaku prostitusi di sana tak hanya remaja, ada juga yang sudah berumur.
"Bahkan yang sudah 60 tahun juga ada," katanya.
Ia punya jurus untuk memenangkan pertarungan keras antar pelaku prostitusi, salah satunya menjaga kecantikan.
"Diri harus terawat baik, hubungan dengan pelanggan juga harus dijaga," kata dia.
Prostitusi online marak, tapi Mawar enggan latah.
Ia lebih memilih prostitusi konvensional.
"Kalau lewat online banyak tipu-tipunya," katanya.
Ani (bukan nama sebenarnya), pelaku prostitusi di lokasi lain di Manado, mengaku terjun ke dunia gelap itu pada usia belasan.
Usianya kini sudah hampir 20 tahun.
"Pemicunya karena orang tua bercerai dan saya jadi kehilangan pegangan hingga ikut ajakan teman," katanya.
Baca juga: Nasib Pria di Kendari Dianiaya Waria, Batal Pesan PSK, Uang Dicuri Dipukul Kaleng Susu Beruang
Ia begitu menjiwai pekerjaannya hingga hatinya jadi beku dengan cinta.
"Ada sih pelanggan yang ingin jalin hubungan dengan saya, tapi saya hanya anggap ini hanya permainan belaka," katanya.
Meski demikian, harapan Ani masih ada.
"Suatu saat saya ingin keluar dari sini," kata dia.
Untuk itu, Ani menjaga ketat pola hidupnya.
Pantang ia layani pelanggan tak pakai alat kontrasepsi.
"Hasil periksa terakhir, saya masih negatif HIV dan AIDS," katanya.
Ani mengaku sudah tak pernah lagi ke gereja, tapi ia tak lupa Tuhan.
Dia tahu Tuhannya turun ke dunia untuk para pendosa sepertinya.
"Mungkin ada waktunya saya harus ke sana, tapi belum saat ini," tandasnya.
***
Artikel ini diolah dari Kompas.com dan TribunManado.co.id
Sumber: Kompas.com
Tampang Suami di Bengkulu Utara yang Tikam Istri Pakai Tombak, Puluhan Tahun Lalu Pernah Dipasung |
![]() |
---|
Gara-gara Sidik Jari di HP, Suami di Jeneponto Cemburu Buta Nekat Tikam Istri di Jeneponto |
![]() |
---|
Pasutri di Gresik Kompak Curi Motor Meski Sudah Pisah Ranjang, Tertangkap saat COD |
![]() |
---|
Tampang Suami Tega Bunuh Istri di Dompu NTB Sebab Malu Banyak Utang, Sempat Senyum sebelum Diperiksa |
![]() |
---|
Kesaksian Tetangga Istri di Dompu yang Dibunuh Suami, Baru Lahiran 10 Hari Lalu: Kenapa Begitu Tega |
![]() |
---|