Bocah 5 Tahun Sudah Taklukkan 39 Gunung, Ingin Daki Gunung Rinjani, Pendakian Pertama Usia 7 Bulan

TRIBUNTRENDS.COM - Seorang bocah perempuan berusia 5 tahun sudah mendaki 39 gunung di Indonesia.

Bocah bernama Jasmine Almahyra Rinjani (5) ini membuat banyak orang kagum.

Di usianya yang masih kecil, ia sudah cukup akrab dengan gunung.

Muhammad Afdhal (33) selaku ayah Jasmine menuturkan memang sengaja memberi nama 'Rinjani' dibelakang nama anaknya.

Kecintaannya pada alam Indonesia membuat dirinya mengajak anaknya mendaki gunung sejak dini.

Bahkan sejak masih di dalam rahim ibunya, Jasmine sudah diajak mendaki.

"Emang sengaja ambil nama dari gunung Rinjani, karena gunung Rinjani itu gunung terindah di Indonesia," ucapnya kepada TribunJakarta.com, Senin (28/8/2023).

Baca juga: ASTAGA! Kaki Bocah di Depok Terjebak di Lubang Net Badminton, Damkar Butuh 30 Menit untuk Evakuasi

Ia pun menjelaskan alasan ini kepada anaknya. Afdhal memberitahu keindahan Gunung Rinjani hingga membuat Jasmine ingin menjajal pendakian ke sana.

Dengan polosnya, bocah perempuan berusia lima tahun ini sudah membuat sederet rencana mengenai hal-hal yang akan dilakukannya di Gunung Rinjani.

Padahal kedua orangtuanya masih mengumpulkan budget untuk melakukan pendakian ke Gunung Rinjani.

"Dia tahu Rinjani itu nama gunung. Katanya Gunung Rinjani bagus pemandangannya nanti Jasmine mau ke sana, mau main di segara anak, mau mancing ikan sama mau mandi di pemandian air panasnya," bebernya.

Sebagai informasi, Jasmine melakukan pendakian pertamanya pada usia tujuh bulan.

Ia dibawa orangtuanya ke Sikunir di usianya yang belum menginjak satu tahun. Saat itu, orangtuanya memilih tak nge-camp dan langsung segera turun.

Dari situ, orangtua Jasmine melihat anaknya bisa beradaptasi dengan suhu di gunung. Sehingga mereka melanjutkan pendakian berikutnya.

Baca juga: MERINDING! Ribuan Kutu Bersarang di Rambut Bocah Ini, Berserakan di Lantai, Bertaburan di Handuk

Berikut daftar 39 gunung yang berhasil ditaklukkan oleh Jasmine:

1. Gunung Bongkok
2. Gunung Lembu
3. Gunung Parang
4. Gunung Laya
5. Gunung Batu
6. Gunung Muria
7. Gunung Kencana
8. Gunung Kuta
9. Gunung Salak
10. Gunung Gede
11. Gunung pangrango
12. Gunung Guntur
13. Gunung Papandayan
14. Gunung Cikuray
15. Gunung Bender
16. Gunung Burangrang
17. Gunung Patuha
18. Gunung Sangar
19. Gunung Artapela
20. Gunung Butik
21. Gunung Sikunir
22. Gunung Prau
23. Gunung Slamet
24. Gunung Sindoro
25. Gunung Sumbing
26. Gunung Pakuwaja
27. Gunung Cilik
28. Gunung Sikendil
29. Gunung Bismo
30. Gunung Andong
31. Gunung Telomoyo
32. Gunung Ungaran
33. Gunung Lawu
34. Gunung Merbabu
35. Gunung Ciremai
36. Kawah Ratu
37. Puncak Palasari 
38. Gunung Sanggabuana
39. Gunung Kembang

NENEK di Bekasi Umur 71 Tahun Daki Gunung Rinjani, Ini Sosok Anar Tiur, Sukses Pecahkan Rekor MURI

USIA 71 tahun tapi masih kuat mendaki gunung, sosok Anar Tiur disorot publik.

Aksinya yang tak biasa ini membuat Anar Tiur sukses pecahkan rekor MURI sebagai wanita tertua pendaki Gunung Rinjani.

Siapakah sosok Anar Tiur nenek dari Bekasi yang berumur 71 tahun pendaki Gunung Rinjani?

Usia tak menghalangi niat seorang nenek berusia 71 untuk mendaki Puncak Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Adalah Anar Tiur Samosir, nenek asal Bekasi, Jawa Barat.

Baca juga: SOSOK Indah Aprianti Kades di Subang, Nyali Tak Ciut Ngegas ke Preman, Umur Masih 28 Tahun

Ia berhasil menaklukkan puncak Gunung Rinjani, yang memiliki ketinggian 3.726 meter di atas permukaan laut (mdpl).

"Saya sampai di puncak sekitar pukul 14.00 WITA setelah memulai perjalanan dari base camp terakhir di Pelawangan pukul 03.30 WITA pada 20 Juni 2023," katanya, dikutip dari ANTARA.

Pendakian yang dilakukan Anar Tiur terbilang luar biasa, sebab perjalanannya memakan waktu empat hari tiga malam dari tanggal 18 Juni sampai 21 Juni 2023.

Lalu, medan yang harus dilalui selama pendakian cukup ekstrem.

Anar Tiur harus melewati padang rumput atau sabana, hutan, serta kontur jalan setapak yang cukup terjal.

Menurut Anar Tiur, proses paling berat ketika menuju puncak Gunung Rinjani.

Sebab, ia harus melintasi pasir di bawah terik matahari dan angin kencang.

"Pas di puncak, cuman rombongan saya saja yang ada. Pendaki lain sudah turun," katanya.

Baca juga: SOSOK Ayip Amir Ukur Jarak ke Sekolah Pakai Meteran, Adik Tak Lolos PPDB Zonasi: Beda 4 Meter Doang

Normalnya para pendaki Gunung Rinjani turun dari puncak itu sekitar pukul 10.00 WITA setelah memulai pendakian dari base camp terakhir di Pelawangan pukul 04.00 WITA.

Pengalaman terberat lainnya, kata dia, saat turun dari Pelawangan menuju Sajang, Sembalun.

"Saya mulai berjalan dari pukul 10.00 WITA dan baru sampai di Sajang sekitar pukul 18.00 WITA," katanya.

"Pengalaman yang luar biasa mendaki puncak Gunung Rinjani.

Bukan apa-apa, orang lain tengah turun dari puncak, ini saya masih mencoba ke puncak," katanya.

Kendati demikian pensiunan aparatur sipil negara (ASN) tersebut sudah mempersiapkan sejak dua bulan untuk mendaki Gunung Rinjani tersebut bersama kedua putranya, menantu, serta dua cucunya, itu sejak dua bulan lalu.

"Saya sudah persiapkan dengan naik turun tangga di loteng rumah,

sembari dua tangan bawa barbel sejak dua bulan lalu, serta ditopang dengan rutin latihan yoga," katanya.

Anar Tiur Samosir memulai pendakian dari Sajang, Sembalun, pada Minggu (18/6) pukul 10.00 WITA dan sampai di base camp terakhir, Pelawangan Sembalun, sekitar pukul 20.00 WITA.

"Luar biasa, fisik mama saya bisa tembus ke puncak Gunung Rinjani," kata putra Anar Tiur, Liebe Goklas.

Berkat hal tersebut, Anar meraih Piagam Penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) atas rekor sebagai Perempuan Tertua Pendaki Puncak Gunung Rinjani yang memiliki ketinggian 3.726 meter di atas permukaan laut (mdpl).

"Penganugerahan dari MURI itu berdasarkan surat piagam penghargaan Nomor. 11060/R.MURI/VII/2023 pada 13 Juli 2023 yang langsung diserahkan oleh Prof.Dr. (H.C.) KP Jaya Suprana," imbuhnya.

Anar Tiur diketahui berasal dari Bekasi, Jawa Barat. Ia merupakan mantan pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Wanita kelahiran 1952 itu merupakan alumnus S1 Sastra Belanda Universitas Indonesia (UI) dan S2 Master of Antoropology.

(TribunJateng.com/TribunJakarta)

Diolah dari artikel di TribunJakarta.com dan TribunJateng.com