Berita Kriminal
JUAL Seragam Rp 2,3 Juta, Kepala SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung Dicopot, 'Masih Berbentuk Kain'
Dinas Pendidikan Provinisi Jawa Timur mencopot Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SMAN 1 Kedungwaru di Tulungagung, Jawa Timur
Editor: Nafis Abdulhakim
TRIBUNTRENDS.COM - Kepala sekolah SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung dicopot lantaran kasus penjualan seragam sekolah.
Seragam tersebut dijual dengan harga Rp 2,3 juta.
Nominal tersebut pun dikeluhkan oleh wali murid.
Mereka mengatakan, nominal tersebut untuk menebus seragam yang masih berbentuk kain.
Baca juga: Niatnya Bakar Sampah, ODGJ di Bogor Tak Sengaja Bakar Bangunan Sekolah, Ludes Dilalap Si Jago Merah
Dinas Pendidikan Provinisi Jawa Timur mencopot Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Kedungwaru di Tulungagung, Jawa Timur Norhadin.
Hal itu sebagai buntut insiden penjualan seragam seharga Rp 2.360.000 yang dikeluhkan oleh sejumlah wali murid.

"Plt Kepala SMAN I Kedungwaru Tulungagung dicopot sementara," kata Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim Aries Agung Paewai saat dikonfirmasi oleh Kompas.com, Selasa (25/7/2023).
Kesalahan prosedur
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tiimur mengklaim setelah beredar kabar tersebut, tim diterjunkan untuk menyelidiki persoalan harga seragam yang dipatok lebih dari Rp 2 juta.
Hasil identifikasi dan analisis, ada kesalahan prosedur operasi standar atau Standart Operating Procedure (SOP) yang tidak dipatuhi sekolah dalam proses pengadaan seragam sekolah.
"Ada kesalahan SOP yang dilakukan SMAN I Kedungwaru Tulungagung," kata dia.
Sebagai langkah lanjutan, Pemprov juga telah menonaktifkan Plt Kepala SMAN I Kedungwaru Norhadin.
Penjualan seragam
Dinas Pendidikan Pemprov Jatim menginstruksikan satuan pendidikan SMA, SMK, dan SLB Negeri tidak mewajibkan pembelian seragam sekolah.
"Setiap satuan pendidikan dilarang mewajibkan orangtua atau wali murid untuk membeli seragam dari koperasi sekolah. Jadi tidak boleh ada paksaan pembelian seragam melalui koperasi," jelas dia.
Menurutnya jika ada orangtua merasa keberatan terhadap penawaran kain seragam yang dijual di koperasi sekolah, mereka berhak menolak dan tidak membeli.
Baca juga: Sosok Dea Lestari, Artis FTV yang Ternyata Nyambi Jadi Kepala Sekolah, Ini Potretnya Ngajar di TK

"Kami juga membuat surat edaran mempertegas kembali kepada sekolah-sekolah terkait pengadaan pakaian seragam yang tidak menjadi ranah sekolah. Sekolah tidak boleh memberatkan wali murid. Koperasi sekolah bukan sumber utama pengadaan pakaian seragam sekolah," tegas Aries.
Keluhan wali murid
Sebelumnya, salah satu wali murid di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) Tulungagung Jawa Timur berinisial NN mengeluhkan mahalnya harga seragam sekolah sang anak.
Dalam lembar rincian yang ditunjukkan oleh NN tertera, paket seragam untuk siswa dibanderol Rp 2.360.000.
"Harga tersebut masih dalam bentuk kain lembaran. Untuk menjahit kembali mengeluarkan biaya," kata NN.
NN mengungkapkan, satu setel kain seragam abu-abu putih dihargai Rp 359.400. Padahal menurutnya, di pasaran kain tersebut biasa dijual Rp 150.000.
Namun pihak SMAN 1 Kedungwaru mengaku tidak mewajibkan siswa baru membeli kain seragam melalui sekolah.
"Pihak kami tidak mewajibkan untuk membeli kain seragam di sekolah. Bahkan bisa juga di cicil pembayarannya," terang Humas SMA Negeri 1 Kedungwaru Agung Cahyadi.
Niatnya Bakar Sampah, ODGJ di Bogor Tak Sengaja Bakar Bangunan Sekolah, Ludes Dilalap Si Jago Merah
Warga Desa Jagabaya, Kecamatan Parungpanjang, Kabupaten Bogor dihebohkan dengan terbakarnya bangunan SDN Jagabaya 04.
Kebakaran terjadi akibat ulah seorang Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).
Peristiwa ini terjadi pada Rabu, (19/7/2023).
Mulanya seorang ODGJ membakar sampah di belakang sekolah.
Namun nahas, api pembakaran sampah tersebut justru merembet ke bangunan SDN Jagabaya 04.
Baca juga: YA ALLAH Suami Bakar Hidup-hidup Istri & Anak di Cakung, Masih Tampar Korban Padahal Sudah Terbakar

"Kebakaran tersebut terjadi saat adanya pembakaran sampah potongan kayu bekas meja dan kursi di belakang sekolah oleh seorang warga.
Namun api tersebut membesar mengenai bagian atap sekolah yang terbuat dari asbes berbahan plastik," kata Kapolsek Parungpanjang Kompol Suharto dalam keterangannya kepada wartawan, Kamis (20/7/2023).
Api tersebut membesar dan membakar bangunan sekolah yang mana saat itu warga sekitar juga ramai berupaya membantu memadamkan api.
Setelah diselidiki, warga yang melakukan pembakaran sampah di belakang sekolah tersebut ternyata seorang ODGJ.
"Dari hasil penyelidikan yang dilakukan, seorang warga yang melakukan pembakaran sampah potongan meja dan kursi tersebut diketahui merupakan ODGJ," kata Kompol Suharto.
Beruntung peristiwa kebakaran ini, kata Kapolsek, tidak menimbulkan adanya korban jiwa.
"Pihak sekolah tidak menuntut atas kejadian kebakaran tersebut.
Kejadian tersebut tidak sampai menelan jatuhnya korban jiwa, hanya saja menimbulkan kerugian materil yang hingga saat ini belum dapat ditaksirkan," ungkap Kapolsek. (*)
Diolah dari artikel Kompas.com
Sumber: Kompas.com
Tampang Suami di Bengkulu Utara yang Tikam Istri Pakai Tombak, Puluhan Tahun Lalu Pernah Dipasung |
![]() |
---|
Gara-gara Sidik Jari di HP, Suami di Jeneponto Cemburu Buta Nekat Tikam Istri di Jeneponto |
![]() |
---|
Pasutri di Gresik Kompak Curi Motor Meski Sudah Pisah Ranjang, Tertangkap saat COD |
![]() |
---|
Tampang Suami Tega Bunuh Istri di Dompu NTB Sebab Malu Banyak Utang, Sempat Senyum sebelum Diperiksa |
![]() |
---|
Kesaksian Tetangga Istri di Dompu yang Dibunuh Suami, Baru Lahiran 10 Hari Lalu: Kenapa Begitu Tega |
![]() |
---|