Breaking News:

Berita Kriminal

Pilu Ibu Hamil di Tangsel, Alami KDRT hingga Trauma Berat, Babak Belur Dihajar Suami 'Takut'

Kekerasan dalam rumah tangga dialami ibu hamil terjadi di Perumahan Serpong Park Kluster Diamond, Keluarahan Jelupang, Kota Tangerang Selatan.

freepik.com
Ilustrasi KDRT. Kekerasan dalam rumah tangga dialami ibu hamil terjadi di Perumahan Serpong Park Kluster Diamond, Keluarahan Jelupang, Kota Tangerang Selatan. 

TRIBUNTRENDS.COM - Seorang suami tega menganiaya istrinya sendiri yang sedang mengandung di Tangerang Selatan.

Akibat dari kekerasan tersebut, ibu hamil ini mengalami beberapa luka lebam.

Selain itu, korban juga mengalami gangguan psikologis berat.

Baca juga: Saya Nggak Minta Ayah Korban Bingung Suami Anaknya Ditangkap Lalu Dilepas, Polisi Singgung KDRT

Kepala unit pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan dan anak (P2TP2A) Tangerang Selatan, Tri Purwanto mengatakan pihaknya sudah bertemu dengan wanita korban penganiayaan oleh suami di Serpong.

Kepala unit pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan dan anak (P2TP2A) Tangerang Selatan, Tri Purwanto (kiri)
Kepala unit pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan dan anak (P2TP2A) Tangerang Selatan, Tri Purwanto (kiri) (Warta Kota/Rafzanjani Simanjorang)

Diketahui, kekerasan dalam rumah tangga terjadi di Perumahan Serpong Park Kluster Diamond, Keluarahan Jelupang, Kota Tangerang Selatan.

Kejadian tersebut berlangsung pada Rabu (12/7/2023) lalu pukul 04.00 WIB.

Seorang wanita hamil berinisial TM (21) babak belur dianiaya oleh suami yang berinisial BD (38).

Tri menjelaskan pihaknya sudah melakukan pemeriksaan psikologi terhadap korban. 

"Hasilnya sudah kami sampaikan ke pihak keluarga dan warga sekitar.

Untuk kondisi terkini memang luka lebam dan luka bekas pukulan sudah berangsur membaik," kata Tri, Senin (17/7/2023) di lokasi kediaman korban.

Lanjutnya, korban mengaku masih pegal serta merasakan sakit pada rahang.

Kemudian, kondisi kandungan masih baik.

Ilustrasi KDRT
Ilustrasi KDRT (freepik.com)

"Untuk psikologisnya sendiri.

Nah ini, memang korban berubah-ubah artinya ada traumatik mendalam yang dirasakan korban," kata Tri.

Kata Tri, korban saat ini tidak mau ditemui oleh yang tidak kenal. 

"Karena takut bertemu pria selain yang dikenal korban dan dipercaya korban," sambungnya.

Pihaknya pun akan fokus memberikan bantuan psikologis pada korban.

Selain itu, Tri menegaskan selain bantuan psikis, pihaknya bertekad mengawal kasus tersebut.

"Pendampingan hukum pasti kami beri.

Bagaimana dan strategi apa yang harus di ambil dalam kasus tersebut," tutup Tri.

BARU Saja Lahiran, Istri Tewas Di-KDRT Suami, 2 Hari Jasadnya Dipeluk Bayinya yang Nangis Kelaparan

Seorang istri di Pati, Jawa Tengah ditemukan tewas di rumahnya Dukuh Ngipik, Pati, Rabu (14/6/2023).

Pertama kali jenazah Budiati ditemukan oleh suaminya, Mashuri.

Saat ditemukan, jasad Budianti dalam kondisi dipeluk oleh ketiga anaknya.

Kini setelah polisi bertindak, terungkap dalang kematian Budiati adalah suaminya sendiri Mashuri.

Baca juga: TEGA! Istri Kesakitan usai Melahirkan, Disuruh Pindah dari Ranjang, Mau Dipakai Suami Tidur Siang

Garis polisi melintang di pagar rumah kontrakan tempat Budiati (31) ditemukan tewas pada Rabu (14/6/2023) malam.
Garis polisi melintang di pagar rumah kontrakan tempat Budiati (31) ditemukan tewas pada Rabu (14/6/2023) malam. (TribunJateng/ Mazka Hauzan Naufal)

Kecurigaan timbul karena pada jasad Budiati ada bekas luka lebam di kepala.

Belakangan, kecurigaan itu terbukti.

Kasat Reskrim Polresta Pati, Kompol Onkoseno G Sukahar mengatakan, dari hasil autopsi memang disimpulkan bahwa sebelum tewas Budiati sempat menerima tindakan penganiayaan.

Saat diinterogasi, Mashuri juga mengakui pernah memukuli istrinya.

Hal itulah yang mendasari polisi menetapkan Mashuri sebagai tersangka.

Baca juga: Istriku Kaku Jerit Suami, Lihat Istri Tewas Sambil Peluk Bayinya, 2 Anak Lain Meluk dari Belakang

"Dari hasil autopsi, ditemukan memar-memar di kepala korban yang pada akhirnya mengakibatkan korban meninggal dunia."

"Tapi itu tidak terjadi seketika."

"Itu akumulasi dari penganiayaan yang dilakukan suaminya."

"Terlebih karena korban kondisinya belum fit pasca melahirkan."

"Akhirnya dipicu luka lebam itu, korban meninggal dunia," kata Kompol Onkoseno kepada Tribunjateng.com, Jumat (16/6/2023).

Dia menambahkan, Budiati diduga sudah meninggal dunia sejak Selasa (13/6/2023).

"Suami korban mengakui melakukan pemukulan pada istrinya pada Jumat sepekan sebelumnya."

"Tapi sebelum itu juga pernah melakukan penganiayaan karena sifatnya temperamental," ujar dia.

Mashuri (45), berkaus oranye, digelandang ke Satreskrim Polresta Pati, Jumat (16/6/2023). Dia ditetapkan sebagai tersangka kasus KDRT yang mengakibatkan istrinya, Budiati (31), tewas.
Mashuri (45), berkaus oranye, digelandang ke Satreskrim Polresta Pati, Jumat (16/6/2023). Dia ditetapkan sebagai tersangka kasus KDRT yang mengakibatkan istrinya, Budiati (31), tewas. (TribunJateng/ Mazka Hauzan Naufal)

Menurut Kompol Onkoseno, Mashuri marah pada istrinya dan melakukan penganiayaan karena dipicu rasa cemburu.

"Dia bilang, saat mau melihat HP (ponsel) istrinya, dia dilarang."

"Hal ini membuat pelaku mencurigai istrinya punya selingkuhan," kata dia.

Cerita Ayah Korban

Terpisah, ayah Budiati, Gunadi (61) mengatakan bahwa putrinya dipukuli oleh Mashuri pada Jumat (9/6/2023).

"Sabtu (10/6/2023) itu saya mengunjungi cucu-cucu saya untuk memberi uang jajan."

"Saat itu anak saya menangis sambil matanya melirik suaminya."

"Dia menangis sambil tangannya menekan bagian tubuhnya yang sakit."

"Ternyata dia dipukuli pada Jumat," kata Gunadi ditemui Tribunjateng.com di kediamannya, Desa Karangrejo, Kecamatan Juwana.

Gunadi mengatakan, sebelum diketahui bahwa Budiati telah meninggal, cucu-cucunya tidak mengetahui bahwa ibunya sudah tiada.

Baca juga: Suami Dilindas Tetangga Hingga Tewas, Istri Moses Pilu, 4 Anak Masih Kecil, si Kembar Baru 9 Bulan

"Jadi selama hampir dua hari dua malam mereka terlantar."

"Makan apa saja yang ada di kulkas."

"Begitu makanan di kulkas habis ya sudah," kata dia.

Menurut Gunadi, orang yang kali pertama mengetahui bahwa Budiati telah meninggal bukanlah Mashuri, melainkan Ketua RT setempat.

"Ketahuannya itu karena anak yang bayi nangis lama tidak diberi susu."

"Akhirnya Pak RT mendobrak pintu dan melihat anak saya sudah meninggal."

"Lalu Pak RT lapor polisi."

"Setelah Pak RT datang, baru suami anak saya pura-pura datang dan bertanya-tanya apa yang terjadi dan teriak minta tolong."

"Dia juga takut waktu ada yang lapor polisi."

"Berarti kan dia punya kesalahan," jelas Gunadi.

ilustrasi kasus pembunuhan
ilustrasi kasus pembunuhan (Freepik)

Saat itu, menurut Gunadi, Mashuri tampak gelisah.

Dia merokok satu-dua hisapan lalu rokoknya dibuang sebelum habis.

Seperti itu berulang kali.

Mashuri juga terus memegangi kepalanya.

Dari situlah Gunadi menaruh curiga.

Pelaku dan Korban Nikah Siri

Terlebih, selama ini Gunadi tidak pernah mengikhlaskan anaknya dinikahi oleh Mashuri.

Menurut Gunadi, Mashuri adalah menantu tidak sah.

Sebab, putrinya hanya dinikahi secara siri.

"Anak saya itu sebelumnya punya suami sah waktu masih kerja di Jakarta."

"Belum pernah cerai."

"Tapi saat pulang ke Kabupaten Pati, kenal Mashuri, dia selalu didesak untuk menceraikan suaminya," ucap dia.

Gunadi menyebut, tanpa seizin dirinya, Mashuri membawa kabur Budiati.

"Begitu dapat surat merah (akta cerai) langsung dinikahi secara tidak resmi, nikah siri."

"Saya dibohongi katanya harus setuju karena anak saya sudah mengandung anak dari Mashuri," ungkap dia.

Ilustrasi KDRT
Ilustrasi KDRT (freepik.com)

Menurut Gunadi, dia tidak merestui hubungan anaknya dengan Mashuri karena selama ini ia melihat Mashuri berwatak keras dan mudah marah.

Dia juga punya kebiasaan buruk mabuk-mabukan dan berjudi.

Gunadi berharap Mashuri bisa dihukum seberat-beratnya.

"Saya ikhlas atas kepergian anak saya."

"Saya doakan diterima di sisi Allah."

"Tapi jangan sampai anak saya mati konyol, nyawanya direndahkan."

"Karena itu pelaku harus dihukum seberat-beratnya."

"Kalau hukumannya ringan, saya berani membunuh (pelaku) dan rela dipenjara," tegas Gunadi.

Saat ini, anak sulung dan anak kedua Budiati dirawat oleh Gunadi di rumahnya.

Sementara, anak bungsu yang masih bayi saat ini masih mendapat perawatan intensif di RSUD RAA Soewondo Pati. (*)

Artikel ini diolah dari Wartakota dan TribunJateng.com

Sumber: Warta Kota
Tags:
berita viral hari iniKDRTTangerang Selatanibu hamil
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved