Breaking News:

Berita Viral

BUKAN DIUSIR tapi Minta Pulang, 30 Mahasiswa KKN UNP Disebut Kelompok yang Aktif sebelum Video Viral

Kabar terbaru mahasiswa KKN UNP yang disebut diusir dari desa dampak video viral. Pihak kampus mengatakan mahasiswa bukan diusir tapi minta pulang.

Editor: Suli Hanna
Kolase Tribun Trends/Instagram
Mahasiswi UNP disebut tak diusir warga Bungus namun minta pulang 

TRIBUNTRENDS.COM - HEBOH mahasiswa KKN UNP disebut diusir warga buntut dari video viral yang mengkritik fasilitas di daerah tersebut.

Namun kabar terbarunya, mahasiswa KKN UNP tersebut tidak diusir melainkan mereka sendiri yang minta pulang.

Bagaimana kabar lengkap mengenai info terkini ini? 

Mahasiswa yang Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kecamatan Bungus Teluk Kabung ternyata tidak diusir warga, melainkan permintaan mahasiswa sendiri untuk pulang.

Informasi terungkap saat tim dari Pusat KKN UNP melakukan pertemuan dengan Pemerintahan Kecamatan Bungus Teluk Kabung pada Senin (26/6/2023).

"Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari viralnya video peserta KKN UNP beberapa waktu lalu.

Pertemuan dengan Camat Bungus ini membuka kenyataan bahwa kejadian sebenarnya tidak seperti yang viral diberitakan," terang Kepala Pusat KKN Dr. Elfi Tasrif.

Baca juga: Dipindahkan Nasib Mahasiswi KKN UNP Diusir Usai Keluhkan Fasilitas, Pihak Kampus : Etikanya Buruk

Tim dari Pusat KKN UNP melakukan pertemuan dengan Pemerintah Kecamatan Bungus Teluk Kabung pada Senin (26/6/2023) (kiri) dan mahasiswa yang keluhkan fasilitas minim - Pihak kampus sebut mahasiswa KKN yang viral karena keluhkan fasilitas minim bukan diusir tapi minta pulang
Tim dari Pusat KKN UNP melakukan pertemuan dengan Pemerintah Kecamatan Bungus Teluk Kabung pada Senin (26/6/2023) (kiri) dan mahasiswa yang keluhkan fasilitas minim - Pihak kampus sebut mahasiswa KKN yang viral karena keluhkan fasilitas minim bukan diusir tapi minta pulang (Tribun Padang/ig/undercover.id)

Elfi menyampaikan pasca video tersebut diposting, para mahasiswa KKN tersebut bertemu pihak lurah dan meminta maaf.

Namun di luar dugaan video tersebut kemudian viral.

Lanjutnya, mahasiswa KKN juga tidak diusir oleh warga Bungus Teluk Kabung.

Melainkan setelah mahasiswa KKN meminta maaf kepada lurah, muncul warga dari tempat lain yang tidak mengetahui kronologi sebelumnya, sehingga membuat situasi malam itu tidak kondusif.

"Mahasiswa sendiri yang memohon untuk pulang dan Pusat KKN memutuskan untuk menarik kembali mahasiswa ke kampus," ujarnya.

Elfi menambahkan kelompok KKN yang terdiri dari 30 orang ini merupakan kelompok yang sangat aktif dalam seminggu pelaksanaan KKN.

Baca juga: Tak Hanya Sindir Fasilitas, Mahasiswi KKN UNP Juga Dianggap Tak Bawa Perubahan, Pantas Warga Kesal

Meskipun begitu, Elfi mengatakan pembuatan video tersebut memang tidak pantas sebagai bentuk keluhan.

Lanjutnya, Pusat KKN UNP akan memberikan sanksi kepada para mahasiswa tersebut.

"Di luar 30 orang mahasiswa yang meminta pulang, saat ini terdapat 1.070 mahasiswa UNP yang sedang melaksanakan KKN di Kecamatan Bungus," katanya.

Ia menambahkan KKN di Bungus masih berjalan lancar.

Kecamatan Bungus merupakan satu-satunya Kecamatan yang terpilih sebagai lokasi KKN UNP di Kota Padang.*)

'Mandi di Musala' Sindir Fasilitas KKN, Mahasiswi UNP Berujung Diusir Warga, Kemas Barang Malam Hari

Apes! Gegara ucapannya, para mahasiswi Universitas Negeri Padang (UNP) yang sedang melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini diusir dari tempat mereka KKN.

Diketahu para mahasiswi itu mulanya mengekspresikan diri tentang kesannya saat menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Bungus Teluk Kabung Kota Padang.

Dalam kesempatan itu, mereka tampak menyindir fasilitas tempat mereka menjalani KKN.

Video mereka pun dengan cepat viral di media sosial dan menuai kritikan dari banyak pihak.

Baca juga: Kisah di Balik Warga Desa di Maluku Sedih Pisah dengan Mahasiwa KKN UGM, Kini Terkuak Programnya

Mahasiswi UNP bikin konten tentang KKN, kritik daerah Bungus tempat mereka KKN.
Mahasiswi UNP bikin konten tentang KKN, sindir daerah Bungus tempat mereka KKN.

“Kalian libur semester? Mana maen. KKN-lah. KKN kalian di mana?

Tanah Datar, Lima Puluh Kota? Bungus lah.

Air gak ada, mandi di Musala.

Diusir? Ngontrak bayar pula,” ucap sejumlah mahasiswi dalam video tersebut.

Adapun video lainnya juga tersebar di lini masa medsos menunjukkan seorang pria tengah berbicara kepada mahasiswa dan mahasiswi KKN itu.

"Adik-adik dianggap tidak ada membawa perubahan, sampai nanti ada penyelesaiannya oleh dosen pembimbingnya kepada kami, kepada Bapak Camat dan Lurah."

"Jadi itu keputusannya, karena untuk mengingat keamanan adik-adik juga di lingkungan, karena pasti ada warga yang membaca itu, karena ini bukan masalah adik-adik dengan pemerintah," kata pria dalam video itu.

Usai video itu viral, sejumlah mahasiswi itu akhirnya diusir dari tempat mereka KKN.

Mereka pun membereskan barang-barang mereka pada malam hari.

Seorang pria tengah berbicara kepada mahasiswa dan mahasiswi UNP yang KKN di Bungus
Seorang pria tengah berbicara kepada mahasiswa dan mahasiswi UNP yang KKN di Bungus Teluk Kabung.

Pihak kampus pun angkat bicara terkait hal tersebut dan mengakui keteledoran sejumlah mahasiswi yang sedang menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Bungus Teluk Kabung.

Sekretaris UNP Erianjoni mengatakan, mestinya hal tersebut tidak terjadi.

Menurutnya, bila ada permasalahan atau hal-hal lain yang dialami di lokasi KKN, mahasiswa mesti mengkomunikasikannya dengan dosen pembimbing lapangan (DPL).

Selain DPL, kata dia, UNP juga punya wadah lain untuk komunikasi mahasiswa yaitu unit pelaksana pusat KKN.

"Ini memang keliru. Mahasiswa kita harus diberi pembelajaran, tidak semua harus semuanya lewat media sosial, kan ada wadah komunikasinya, DPL dan unit pelaksana pusat KKN," kata Erianjoni kepada TribunPadang.com, Minggu (25/6/2023).

"Sederhana saja, mereka kebablasan juga bermedia sosial, tentu masyarakat tidak terima. Menyangkut nama daerah tentu sensitif," ujar dia.

Selain itu, Erianjoni menilai sejumlah mahasiswi itu juga belum siap untuk bisa memahami masyarakat dan daerah setempat.

"Jadi, ya mereka (warga) tak terima, mereka (mahasiswa KKN) posting di media sosial kekecewaannya karena harapan yang diharapkan tak terjadi.

Fasilitas yang mereka harapkan tidak dapat, sementara mereka harus bayar. Barangkali anak KKN ini juga cemburu di daerah lain ada yang tidak bayar," tutur dia.

UNP akan Dialog dengan Camat Bungus

Erianjoni melanjutkan, pasca viral video mahasiswi KKN UNP itu, pihaknya akan berdialog dengan Camat Bungus Teluk Kabung terkait hal itu.

Ia memastikan pihak kampus akan memproses kejadian ini.

Bila mungkin mahasiswa UNP ini tidak bisa KKN di Bungus Barat lagi, makan akan dipindahkan ke daerah lain.

"Kalau memang ndak bisa mahasiswa itu ditempatkan KKN di situ lagi.

Akan kita pindahkan ke tempat lain, dan ini memang kesalahan dari mahasiswa kita ya, karena etika berkomunikasinya yang buruk," imbuh Erianjoni.

Lanjutnya, pasca video itu viral, dan diduga warga tak terima, mahasiswa KKN itu sudah kembali ke kos-kosan dan rumah masing-masing.

Sebagai informasi, kata Erianjoni, saat ini sekitar 6.000 orang mahasiswa UNP sedang menjalani KKN yang tersebar di semua kabupaten/ kota di Sumatera Barat.

Baca juga: VIRAL Kades di Magetan Diduga Rudapaksa Mahasiswi KKN, Ada Kejanggalan, Warga Resah Lapor ke Camat

Warga Desa di Maluku Sedih Pisah dengan Mahasiwa KKN UGM

Belum lama ini viral video mengharukan momen perpisahan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Gajah Mada (UGM) dengan warga Desa Dian Pulau, Kecamatan Hoat Sorbay, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku di Bandara Karel Sadsuitubun Langgur.

Warga desa tak kuasa menahan tangis saat harus melepas mahasiswa KKN UGM yang akan kembali ke Yogyakarta.

Sejumlah warga desa bahkan terlihat ikut mengantar para mahasiswa KKN ke bandara.

Warga dan mahasiswa UGM itu tak tahan membendung kesedihan karena harus berpisah.

Berulang kali sejumlah mahasiswa terlihat berpelukan dengan warga sebagai tanda perpisahan.

Momen perpisahan yang sangat berkesan itu terjadi saat pesawat akan meninggalkan bandara.

Satu per satu mahasiswa lalu memasuki ruang tunggu bandara sembari melambaikan tangan dengan mata berlinang.

Sejumlah warga juga pun secara berat hati melepas kepergian mahasiswa yang sudah mereka anggap seperti saudara. Peristiwa itu terjadi pada Rabu (16/8/2022).

Baca juga: 40 Hari KKN di Desa, Mahasiswi Cinlok dengan Anak Kades Sampai Nikah, Kini Menanti Kelahiran Anak

Fakta di Balik Video Viral

Seorang tokoh pemuda Desa Dian Pulau, Abdul Azis Kerubun mengatakan, mahasiswa KKN UGM itu tiba di desa mereka pada 29 Juni 2022. 

Dari 30 mahasiswa UGM berbagai jurusan dan fakultas yang mengikuti KKN, 15 orang ditempatkan di Desa Dian Pulau. Sedangkan sisanya ditempatkan di Desa Dian.

“Mereka di sini itu 50 hari mulai tiba di sini itu pada 29 Juni,” kata Azis, Selasa (23/8/2022).  

Azis menjelaskan, saat pertama tiba di kampung itu, para mahasiswa KKN itu disambut dengan upacara adat.

Selama berada di lokasi KKN di kampung tersebut, para mahasiswa tidak tinggal bersama, tetapi disebar menginap di rumah-rumah warga.

“Mereka di sini tidak tinggal di posko tapi tinggal di rumah-rumah warga,” ujarnya.

Video viral perpisahan tim KKN mahasiswa UGM
Video viral perpisahan tim KKN mahasiswa UGM (Tangkap layar laman UGM)

Program Unggulan

Para mahasiswa UGM ini melakukan sejumlah program di masyarakat desa.

Beberapa program di antaranya yakni sosialisasi cara masuk kampus UGM kepada para siswa di dua desa tersebut.

Kemudian, program pemberdayaan seperti mengajari ibu-ibu mengolah tempe dari kacang tanah dan mengolah ikan teri menjadi keripik. Hasil olahan itu kemudian dipraktikkan warga desa dalam acara pameran budaya dan kuliner yang digelar mahassiwa KKN.

Sejumlah program lain dilakukan para mahasiswa KKN seperti di bidang perikanan, peternakan, perkebunan, dan kesehatan.

“Jadi programnya menyentuh dan sangat bermanfaat sekali,” katanya.

Para mahasiswa KKN sebelum diterjunkan di lapangan, mempresentasikan program mereka di hadapan Bupati Maluku Tenggara Thaher Hanubun.

Saat itu, bupati dan pejabat Pemkab Maluku Tenggara kagum dengan para mahasiswa karena program yang dipaparkan sangat jelas.

"Mereka sangat pintar-pintar. Sampai-sampai pejabat mengira yang presentasi itu para dosen karena sangat terstruktur sekali,” katanya.  

Tidak hanya melaksanakan program yang sudah dijadwalkan, para mahasiswa KKN UGM ini terlibat aktif membantu warga dalam berbagai kegiatan, seperti saat pemugaran masjid di desa tersebut.

“Kebetulan ada perbaikan masjid di desa kami dan para mahasiswa KKN ini juga ikut membantu,” katanya.

Selama hampir dua bulan berada di lokasi KKN, puluhan mahasiswa UGM ini tidak pernah berbuat masalah di dua desa tersebut.

Para mahasiswa berbaur dengan masyarakat dan menghargai serta menjunjung tinggi adat istiadat yang berlaku di dua desa.

Azis menyebut saat acara perkenalan misalnya, para mahasiswa langsung menyebut nama mereka dengan menggunakan marga dari orangtua asuh mereka di lokasi KKN.

“Itu yang bikin masyarakat sayang dengan mereka, jadi mereka perkenalkan diri langsung menggunakan marga di sini,” katanya.

Ketika berada di lokasi KKN, sejumlah mahasiswa bahkan belajar bahasa Key yang merupakan bahasa ibu di Maluku Tenggara.

Bahasa Key yang dipelajari itu kemudian digunakan saat berbincang dengan masyarakat.

“Ada beberapa mahasiswa yang sampai paham bahasa Key dan ada yang sudah bisa berbicara tapi tidak terlalu aktif,” katanya.

Para mahasiswa KKN UGM juga sangat memahami karakteristik masyarakat desa, dan selalu mampu beradaptasi dengan kebiasaan masyarakat.

Azis mengatakan, sopan santun yang ditunjukkan para mahasiswa selama berada di lokasi KKN membuat warga sangat menyayangi mereka.

“Mereka tidak sombong dan bisa beradaptasi dan berbaur dengan masyarakat, yang sangat kita kagumi itu mereka sangat sopan sekali,” ujarnya.

Baca juga: BENARKAH Pemeran Hantu KKN di Desa Penari Cuma Dibayar Rp 75 Ribu? Sutradara Akhirnya Buka Suara

Perpisahan

Setelah sekitar dua bulan melakukan praktik KKN di dua desa tersebut, puluhan mahasiswa KKN UGM ini akhirnya kembali pulang.

Azis mengatakan, sebagian besar warga baik orangtua, remaja, dan anak-anak, ikut mengantar hingga ke Bandara Karel Sadsuitubun. 

Hal itu dilakukan karena warga telah mengganggap para mahasiswa UGM itu sebagai anak dan saudara sendiri.

Azis yang juga ikut mengantar mahasiswa KKN ke bandara ini mengamini suasana sedih yang menyelimuti suasana perpisahan itu. Para mahasiswa itu, kata dia, tak meninggalkan kesan buruk selama di desa. 

“Mereka sangat berhasil dan mereka telah meninggalkan kesan yang sangat baik di mata masyarakat dan mungkin karena itu semua orang sedih dan menangis,” katanya.

Azis mengungkapkan, sebelum mengantar para mahasiswa ke bandara, pemerintah desa dan warga juga membuat acara perpisahan pada malam harinya.

Warga dan para mahasiswa juga larut dalam kesedihan karena segera berpisah. Para mahasiswa KKN juga diajak mengunjungi sejumlah lokasi wisata dan beberapa pulau di Maluku Tenggara, termasuk Pantai Wisata Bair.

“Ada juga acara perpisahan di desa dan mahasiswa KKN juga diajak ke pulau-pulau termasuk ke pantai wisata Bair,”  ujarnya.

Saat akan pulang meninggalkan dua desa itu, para mahasiswa juga diberikan berbagai macam oleh-oleh khas Maluku Tenggara. Bahkan mahasiswa yang KKN di Desa Dian ikut diberikan baju adat dan syal khas Maluku Tenggara.

Azis menambahkan, selama berada di desa tersebut para mahasiswa KKN telah banyak memberikan ilmu yang didapat di perguruan tinggi kepada masyarakat.

Ia pun berharap ke depan mahasiswa UGM akan kembali ke desa tersebut.

“Kalau dari UGM ini baru pertama kali, kita berharap semoga ke depan ada lagi mahasiswa dari UGM datang ke sini,” katanya.

Mahasiswa KKN Universitas Gajah Mada (UGM) berfoto di pantai wisata Bair, Maluku Tenggara
Mahasiswa KKN Universitas Gajah Mada (UGM) berfoto di pantai wisata Bair, Maluku Tenggara (Abdul Azis)

Apresiasi

Terkait dengan keberhasilan pengabdian masyarakat yang dilakukan mahasiswa KKN UGM di Desa Dian Pulau, Ketua Keluarga Alumni Universitas Gajah Mada (Kagama) Maluku Zaharudin Daud Latuconsina mengaku sangat bangga.

Zaharudin mengaku sangat terharu setelah melihat video ratusan warga melepas kepulangan mahasiswa UGM ke Yogyakarta.

“Selaku alumni UGM dan Ketua Kagama Maluku saya sangat banga sekaligus terharu dengan keberhasilan yang dicapai adik-adik saya di Maluku,” kata Zaharudin.

Ia mengaku tangis haru warga menandakan para mahasiswa UGM membaur saat berada di lokasi KKN. Para mahasiswa, kata dia, mampu membuat perubahan berarti di masyarakat.

“Kalau kesannya tidak baik dan tidak berhasil, pasti perpisahannya tidak akan seperti itu,” ujarnya.

Ia pun berharap para mahasiswa KKN yang telah kembali dapat menceritakan keindahan dan keramahan masyarakat Maluku, khususnya di lokasi KKN, kepada keluarga dan teman-teman mereka di kampus.

“Ceritakan kepada semua orang tentang keindahan alam dan keramahan masyarakat Maluku dan kepada adik-adik semua semoga sukses menyertai,” harapnya. (*)

Artikel ini diolah dari(TribunPadang.com/ Rima Kurniati)

Diolah dari artikel TribunPadang.com (1) dan TribunPadang.com (2)

Sumber: Tribun Padang
Tags:
KKNUNPvideo viralBungus Teluk Kabung
Berita Terkait
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved