Breaking News:

Berita Kriminal

INNALILLAHI Mahasiswi Undip Tewas di Gunung Lawu, Diduga Alami Hipotermia di Pos 4 'Ikut Fun Hiking'

Humas Mahasiswa Pecinta Alam (Undip) Semarang, Choerud Salsabila, membenarkan adanya mahasiswi di kampusnya yang meninggal di Gunung Lawu.

Kolase KOMPAS.com/ANGGARA W PRASETYA/ist
Mahasiswi Undip ditemukan meninggal di Gunung Lawu. 

TRIBUNTRENDS.COM - Niatnya ikut kegiatan 'fun hiking', mahasiswi Universitas Diponegoro Semarang berakhir nahas.

Ia ditemukan meninggal dunia di pos empat saat proses pendakian di Gunung Lawu.

Diduga, perempuan tersebut mengalami hipotermia sebelum ditemukan meninggal.

Lantas bagaimana kronologi kejadiannya?

Baca juga: BERAKHIR Nahas, 2 Balita di Surabaya Tenggelam, 1 Ditemukan Tewas, 1 Hilang Sempat Main Pasir

Humas Mahasiswa Pecinta Alam (Wapeala) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Choerud Salsabila, membenarkan adanya mahasiswi di kampusnya yang meninggal di Gunung Lawu, Karanganyar, Jawa Tengah, Minggu (25/6/2023)

Mahasiswi bernama Anindita Syafa NK itu meninggal saat berada di pos empat Gupakan Menjangan Candi Cetho, Gunung Lawu.

Ilustrasi Gunung Lawu
Ilustrasi Gunung Lawu (KOMPAS.com/ANGGARA W PRASETYA)

Namun, Choerud mengatakan bila korban berusia 20 tahun itu bukan bagian dari anggota Wapeala.

"Benar mahasiswa Undip. Tapi korban bukan dari Wapeala. Karena Mapala (mahasiswa pecinta alam) yang sedang mengadakan fun hiking di Gunung Lawu pada tanggal 23-25 Juni 2023 adalah Mapala Kompas Undip (kelompok mahasiswa pecinta alam jurusan teknik mesin)," kata Salsa dalam pesan singkat, Minggu (25/6/2023) malam.

Ia menuturkan, Anindita Syafa merupakan salah satu peserta dari kegiatan yang diadakan Mapala Kompas Undip Semarang tersebut.

Kemudian ia menambahkan bila korban yang mengikuti kegiatan fun hiking itu merupakan mahasiswa dari Himpunan Teknik Mesin Undip.

"Iya betul (anggota Mapala Kompas Undip yang ikut kegiatan fun hiking).

Tapi sampai sekarang pun, pesan/WhatsApp saya juga belum mendapat balasan dari anak-anak Kompas," lanjutnya.

Baca juga: OGAH Rujuk Wanita di Bandung Dibunuh Suami, Mayat Dimasukkan Karung Plastik, Pelaku Masih Miskin

Ilustrasi mayat
Ilustrasi mayat (kompas.com)

Sebagai informasi sebelumnya diberitakan, Anindita Syafa NK (20), mendaki bersama 17 mahasiswi-mahasiswa Undip untuk menggelar summit di sana.

Namun, saat berada di pos empat itu, korban diduga mengalami hipotermia, sehingga ditinggal para pendaki untuk ke puncak.

Saat ditemukan seorang porter sekitar pukul 12.06 WIB, korban dalam kondisi tidak sadarkan diri, mulut berbusa, dan denyut jantung tidak ada.

“Di kondisi seperti ini sebaiknya kita menunggu saja kabar yang valid dan pasti dari pihak terkait yang ada lokasi.

Jangan langsung termakan informasi yang belum terbukti kejelasannya. Jadi, mohon doanya aja yang terbaik untuk almarhum dan semua pihak.

Semoga tidak ada kejadian seperti ini lagi yang menimpa mahasiswa Undip di kemudian hari,” pungkasnya.

DUEL Seorang Pria di Malang Tewas, Alami Luka Tusuk di Perut, Saksi 'Sebenarnya Mereka Berteman'

Perkelahian berujung penusukan di Malang ini membuat salah satu pria meninggal dunia.

Padahal menurut saksi, keduanya adalah teman dan sering minum miras bersama.

Peristiwa berdarah itu diketahui terjadi di Bakalankrajan, Kecamatan Sukun, Kota Malang, Jawa Timur pada Minggu (25/6/2023).

Lantas bagaimana kronologi selengkapnya?

Baca juga: GEGARA Minum Pertalite dari Jok Motor, Batita di Kulon Progo Lemah Lalu Tewas Ibunya Habis Isi BBM

Peristiwa perkelahian berujung penusukan terjadi di Jalan Pelabuhan Bakahuni, Kelurahan Bakalankrajan, Kecamatan Sukun, Kota Malang, Jawa Timur pada Minggu (25/6/2023) sore.

Kejadian itu mengakibatkan satu korban meninggal dunia bernama Arifin.

Ilustrasi penusukan
Ilustrasi penusukan (Tribun Timur)

Seorang saksi mata, Laiman (75) mengatakan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 17.15 WIB.

Dia bercerita, awalnya korban, Arifin yang berusia sekitar 40 tahun terlibat baku hantam dengan temannya sendiri yang akrab disapa Gotri.

"Mereka sama-sama warga sini, di RW 1, hanya beda RT.

Yang Arifin, tinggal di RT 7, yang Gotri tinggal di RT 3," kata pria yang bertugas sebagai Linmas tersebut, pada Minggu (25/6/2023).

Laiman menjelaskan, Gotri membawa empat orang temannya datang dari arah barat. Sedangkan, Arifin hanya sendirian datang dari arah timur.

"Ketika bertemu, mereka langsung berkelahi.

Gotri dan teman-temannya, ada yang membawa senjata tajam samurai.

Warga tidak ada yang berani memisahkan," katanya.

Perkelahian tidak seimbang itu, membuat Arifin mengalami luka tusuk pada bagian perut.

Usai korban terluka parah, Gotri dan teman-temannya langsung kabur. Setelah itu, warga menolong dan membawa Arifin ke RST Soepraoen.

Laiman mengungkapkan, tidak mengetahui secara persis penyebab korban dan pelaku berkelahi.

"Penyebabnya saya tidak tahu.

Sebenarnya, mereka ini berteman dan sering minum-minum (miras) bersama.

Baca juga: Masuk DPO, Tersangka Penusukan Bocah SD Pulang Ngaji Tertangkap, Motif Masih Jadi Tanda Tanya

Ilustrasi penusukan
Ilustrasi penusukan (ohbulan.com)

Kalau tidak salah, pada siang harinya sebelum kejadian ini, mereka bersama mabuk-mabukan," katanya.

Kapolsek Sukun, Kompol Nyoto Gelar membenarkan adanya kejadian tersebut.

Petugas kepolisian juga telah mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Selain itu, pihaknya juga mengumpulkan keterangan dari saksi-saksi yang ada di sekitar lokasi kejadian.

Nyoto juga menyampaikan, akibat luka parah yang diderita, korban meninggal dunia di rumah sakit.

"Lukanya parah pada bagian perut, korban (Arifin) meninggal dunia.

Untuk selanjutnya, kami lakukan penyelidikan.

Dan anggota kami juga sudah turun ke lapangan, untuk mencari dan memburu pelaku," katanya.

Diolah dari artikel Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Tags:
berita viral hari iniUndipmahasiswihipotermia
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved