Berita Viral
SOSOK Jung Myung Seok, Pemimpin Sekte JMS, Viral karena Serial In The Name of God: A Holy Betrayal'
Siapa Jung Myung Seok, sosok di balik sekte JMS yang melakukan pelecehan pada banyak pengikutnya? Pernah dipenjara, tapi sekte terus berlanjut.
Editor: Suli Hanna
TRIBUNTRENDS.COM - Sekte JMS tengah viral dan dicari banyak orang.
Sekte JMS di Korea ini dipimpin oleh Jung Myung Seok yang viral karena serial dokumenter In The Name of God: A Holy Betrayal.
Siapakah sosok Jung Myung Seok pemimpin sekte JMS yang tengah viral ini?
Nama sekte JMS dan sosok Jung Myung Seok belakangan ramai diperbincangkan usai serial dokumenter terbaru Neflix berjudul In The Name of God: A Holy Betrayal tayang.
Serial dokumenter tersebut menceritakan kisah hidup para korban di 4 organisasi keagamaan berkedok sekte yang ada di Korea Selatan.
Salah satu sekte yang banyak diobrolkan warganet adalah Jesus Morning Star atau JMS.
Baca juga: Sinopsis Series Dokumenter In The Name of God: A Holy Betrayal, Ungkap 4 Sekte Menyimpang di Korsel

Organisasi itu didirikan dan dipimpin oleh Jung Myung Seok atau Jeong Myeong Seok.
Berdasarkan pengakuan para korban dalam serial tersebut, Jeong Myeong Seok dikenal sebagai pemimpin sekte yang sangat menyukai perempuan.
Ia disebut melakukan banyak pelecehan kepada pengikutnya.
Profil singkat Jung Myung Seok
Jung Myung Seok lahir pada 16 Maret 1945 di Seongmak-Ri, Korea Selatan.
Ia merupakan anak ketiga dari tujuh bersaudara.
Ia juga dikenal dengan nama Pastor Jeong Myeong Seok, Joshua Jung, Joshua Lee, dan Pastor Joshua.
Jung Myung Seok pertama kali mendapatkan pendidikan agama Kristen berkat ajaran para misionaris di sekolah dasar.
Hingga remaja, ia disebut terus mempelajari agama dan mengklaim bisa 'berbicara' dengan roh Yesus.
Jung Myung Seok sempat terlibat dalam Perang Vietnam pada 1966.
Sepulang dari perang pada 1980-an, Jung Myung Seok kemudian mendirikan gereja dan komunitasnya sendiri.
Organisasi keagamaan itu ia namai Christian Gospel Mission atau juga disebut Providence dan Jesus Morning Star (JMS).
Dikutip dari People Pill, ia pertama kali terlibat dalam kasus pelecehan seksual saat diduga melakukan perbuatan tidak pantas kepada sekitar 100 wanita anggota gerejanya pada 1999.
Sayangnya, ia mengelak dan kabur ke luar negeri.
Jung Myung Seok juga melakukan tindakan yang sama kepada pengikutnya di Jepang dan Taiwan.
Ia berpura-pura mengundang para korban untuk melakukan 'pemeriksaan kesehatan' atau 'penghapusan dosa'.
Nyatanya, ia berhubungan seksual dan melecehkan korban.
Setelah kabur selama 8 tahun, Kementerian Keamanan Publik China menangkap Jung Myung Seok di Beijing pada 1 Mei 2007.
Ia mendapatkan hukuman penjara 10 tahun.
Baca juga: Link Nonton Drakor Hellbound, Yoo Ah In Pimpin Sekte Agama Baru, Simak Sinopsis & Profil Pemainnya

Sekte JMS
Jung Myung Seok bergabung sebagai anggota Gereja Unifikasi bentukan Sun Myeong Moon pada 1970.
Sepuluh tahun kemudian, ia mendirikan Gereja Aecheon yang berafiliasi dengan Gereja Metodis.
Namun, gereja buatannya dikeluarkan dari keanggotaan Gereja Metodis.
Ia lalu mengubah namanya menjadi Asosiasi Kristen Internasional pada pertengahan 1980-an.
Pada Oktober 1999, organisasi ini berganti nama menjadi Christian Gospel Mission.
Kelompok ini juga kadang menyebut dirinya sebagai Providence, Jesus Morning Star (JMS), dan The Bright Moon Church. Dilansir dari ABC News, JMS diklaim memiliki 300 gereja afiliasi dan lebih dari 100.000 pengikut di Korea Selatan.
Grup ini juga memiliki lebih dari 10.000 pengikut di seluruh dunia.
JMS bahkan beroperasi di banyak negara lain, termasuk Australia, Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Jerman, Afrika Selatan, Jepang, dan Taiwan.
Ajaran JMS
JMS memiliki ajaran bernama 30 Pelajaran atau 30 Prinsip.
Jung Myung Seok disebut sebagai seorang Mesias.
Agar masuk surga, para pengikut JMS harus melakukan perintahnya.
JMS sering merekrut anggota baru di sekitar pusat perbelanjaan atau kampus.
Mereka dikabarkan sengaja mencari wanita tinggi dan menarik sebagai pengantin spiritual bagi sang Mesias.
Awalnya, JMS akan memikat calon anggota dengan mengajak mereka menjadi model, ikut kelas pembelajaran Alkitab, atau mengikuti acara olahraga.
Setelah dilantik, para anggota baru didorong untuk memutuskan hubungan dengan teman dan keluarga.
Mereka akan tinggal di rumah komunal bersama anggota lainnya.
Saat sudah menjadi anggota, para wanita akan disebut sebagai mempelai Tuhan atau sama artinya dengan mempelai Jung Myung Seok.
Mereka akan dilatih untuk berpenampilan menarik, menjaga diri tetap langsing, dan berpakaian bagus.
Para wanita didorong untuk berhubungan seks dengan Jung Myung Seok untuk mencapai penyucian maksimal secara agamis.
Baca juga: Sinopsis Drakor Save Me 2, Um Tae Goo Bongkar Praktik Sekte Sesat, Ini Link Nonton & Profil Pemain

Tuduhan pelecehan seksual
Jung Myung Seok pertama kali dituduh melakukan pelecehan seksual oleh pemberitaan stasiun TV SBS pada 20 Maret 1999.
SBS menghubungi lebih dari 100 korban untuk membuktikan hal ini.
Pemberitaan itu menyebabkan Jung Myung Seok kabur ke luar Korea Selatan.
Ia baru ditangkap di China pada 2006.
The Korea Times memberitakan, polisi China menangkapnya karena memperkosa wanita China serta dikabarkan sampai Jepang dan Taiwan.
Selain tuduhan pemerkosaan, dia terlibat dalam delapan tuduhan penggelapan, kekerasan seksual atau penipuan lainnya.
Pada Agustus 2008, Jung Myung Seok dihukum karena memperkosa para wanita anggota JMS.
Ia dijatuhi hukuman enam tahun penjara oleh pengadilan Distrik Pusat Seoul.
Pada 10 Februari 2009, Pengadilan Tinggi Seoul menambahkan empat tahun hukuman penjara kepadanya.
Pada 18 Februari 2018, Jung Myung Seok bebas dari Penjara Daejeon di Yuseong-gu, Daejeon, Korea Selatan.
Sekte terus berjalan
Meski dipenjara 10 tahun, ia tetap mempertahankan organisasi ini.
Laki-laki itu menggunakan sistem manajemen dari jarak jauh.
JMS terus menerbitkan khotbah secara online, memberikan konseling telepon, dan mengadakan acara di luar negeri untuk pengikutnya.
Selama 10 tahun penjara, khotbah, dokumen, dan arahan lisannya disampaikan melalui pengunjung penjara dan penerus Jung Myung Seok yang bernama Jeong Jo Eun.
Saat Netflix ingin membuat serial dokumenter mengenai JMS berjudul In The Name of God: A Holy Betrayal, organisasi tersebut sempat mengajukan tuntutan kepada MBC, rumah produksinya.
Dilansir dari The Korea Hearld, JMS mengajukan tuntutan karena menganggap dokumenter itu melanggar prinsip praduga tak bersalah dan merusak kebebasan beragama.
Untungnya, Pengadilan Distrik Barat Seoul menolak permintaan tersebut.
Pengadilan mengatakan MBC dan Netflix membuat program tersebut berdasarkan materi obyektif dan subyektif yang mendukung klaimnya.
Ini berbeda dari tuntutan JMS yang hanya berdasarkan materi milik organisasi tersebut.
Akhirnya, serial dokumenter In The Name of God: A Holy Betrayal bisa tayang di Netflix.
Begitu nama Jung Myung Seok dan JMS kembali naik ke publik, pemerintah Korea Selatan kembali menyerukan agar organisasi tersebut dihentikan.
(Kompas.com/ Erwina Rachmi Puspapertiwi)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Seluk-Beluk Sekte JMS, Viral Berkat Serial Dokumenter "In The Name of God: A Holy Betrayal" di Netflix".
Sumber: Kompas.com
Drama Akad Nikah di Pinrang: Wajah Dibuka, 'Pengantin Cantik' Berubah Jadi Pria Berjenggot |
![]() |
---|
Misteri Darah di Purwakarta, ART Berpura-Pura Panik, Ternyata Dialah Pembunuh Dea Permata |
![]() |
---|
Insiden Viral RSUD Sekayu Berakhir Manis: Keluarga Pasien Akhirnya Minta Maaf ke dr Syahpri |
![]() |
---|
Jejak Karier Dokter Syahpri: Dari Konsultan Ginjal Berprestasi hingga Jadi Amukan Pasien RSUD Sekayu |
![]() |
---|
Kekerasan di Ruang Perawatan: dr Syahpri Polisikan Keluarga Pasien RSUD Sekayu, Tak Ada Maaf |
![]() |
---|