Berita Viral
Profil Orang Tua Wali Murid yang Mengadu ke Dedi Mulyadi Usai Anaknya Ditampar Guru, Tak Digubris?
Sosok orang tua wali murid yang ditampar gurunya karena ketahuan merokok dan berulah, mengadu ke Dedi Mulyadi namun tak dibela.
Editor: Sinta Darmastri
TRIBUNTRENDS.COM - Sosok orang tua murid yang baru-baru ini menjadi viral lantaran kemarahannya yang meledak di sekolah kini terungkap.
Ia tak terima anaknya ditampar oleh seorang guru di SMPN 2 Jalancagak, Subang, Jawa Barat.
Ayah tersebut adalah Deni Rukmana, yang memilih jalur media sosial untuk memviralkan tindakan guru bernama Rana Saputra.
Deni mengaku emosi besar dan sangat tidak suka karena putra keduanya, berinisial ZR, menjadi korban tamparan Rana.
Pemicunya? Rana menjelaskan bahwa ia menampar ZR karena sang murid nekat memanjat pagar sekolah yang sempat roboh.
Dalam rekaman video yang dibuat Deni, suasana tegang jelas terlihat. Deni tampak murka, meluapkan amarahnya seraya memarahi Rana.
Guru tersebut, Rana, tidak menyangkal bahwa ia memang menampar ZR, namun ia berkeras ada alasan kuat di balik tindakannya.
Baca juga: Guru SMPN 2 di Subang Dimarahi Wali Murid Usai Tampar Anaknya, Ternyata Sering Berulah dan Merokok
Berikut adalah pertukaran emosional yang terjadi:
"Cari solusi bukan seperti itu. Saya enggak pernah gampar-gampar anak," kata Deni dengan nada emosi.
Rana kemudian membalas, seolah menantang Deni untuk membuktikan kesalahan:
"Laporin ke Pak Dedi. Kalau anak bapak tidak nakal, kalau anak bapak baik-baik saya tampar, saya (salah)," pungkas Rana Saputra.
Tak terima, Deni makin memuncak amarahnya:
"Harusnya panggil orangtua, jangan main tangan sendiri. Apakah boleh seorang guru tampar anak," imbuh Deni.
Bahkan, Deni melontarkan ancaman serius, ia akan mengadukan Rana langsung kepada Dedi Mulyadi (saat itu Gubernur Jawa Barat).
Terkuak: Sosok Deni Rukmana, Si Ayah yang Viral
Setelah videonya mengamuk menjadi santapan publik di media sosial, identitas Deni Rukmana pun terkuak.
Deni ternyata adalah seorang konten kreator yang sering mengunggah konten jenaka di akunnya. Ia dilaporkan telah memiliki lebih dari 14,5 ribu pengikut.
Diviralkan oleh orang tua muridnya, Rana Saputra akhirnya memberikan klarifikasi. Ia bahkan diundang oleh Dedi Mulyadi untuk menjelaskan duduk perkara yang sebenarnya.
Rana membeberkan bahwa tindakannya menampar muridnya, ZR, bukan hanya karena ia melompati pagar.
Rana rupanya sudah lama gusar dengan perangai nakal ZR yang dikenal sering membuat ulah, seperti pernah ketahuan merokok dan berkelahi di lingkungan sekolah.
Baca juga: Viral Guru SMPN 2 Subang Tampar Siswa yang Panjat Pagar dan Merokok, Dedi Mulyadi Turun Tangan
Maka, ketika ZR kembali berulah, Rana, yang merupakan guru mata pelajaran IPS, memutuskan untuk menamparnya sebagai bentuk tindakan tegas. Rana juga mengakui bahwa bukan hanya ZR, ia juga menampar tujuh siswa nakal lainnya.
Pasca-insiden yang terekam kamera itu, Rana sempat mendatangi orang tua ZR untuk meminta maaf. Ia bahkan bersedia membuat perjanjian tertulis setelah Deni mengancam akan membawa masalah ini ke jalur hukum (dipolisikan).
Dalam perjanjian tersebut, Rana diminta sejumlah uang ganti rugi oleh Deni. Rana menceritakan pengalamannya:
"Saya niat datang baik-baik, saya mengikuti, (orang tua murid) memperlihatkan surat visum, cuma (ada) kwitansi Rp150 ribu. (Hasil visumnya) sehat pak. Ujung-ujungnya (orang tua murid) minta diganti uang pengobatan. (Kata orang tua murid) saya keganggu kerja dua hari karena saya tuh orang kerja. Saya jawab begini 'saya ganti uang pengobatan, tapi kalau yang lain saya siap mengganti sesuai kemampuan saya," ungkap Rana Saputra, dilansir dari Youtube Dedi Mulyadi.
Dedi Mulyadi merespons pengakuan tersebut dengan pertanyaan singkat:
"Oh jadi bapak diminta mengganti Rp150 ribu," imbuh Dedi Mulyadi.
Dedi Mulyadi Turun Tangan Membela Guru
Mendengar seluruh cerita dari Rana, Dedi Mulyadi (KDM) menyatakan sikap tegasnya. KDM khawatir kasus serupa akan menciptakan iklim di mana para guru menjadi takut untuk mendidik.
"Ini adalah esensi pendidikan. Kalau setiap siswa kemudian yang akan dididik oleh gurunya, kemudian gurunya pada akhirnya selalu menghadapi harus ganti rugi, baik materiil maupun formil, nanti guru akan cuek semuanya sama muridnya. Jadi nanti kalau murid bandel, nanti gurunya enggak berani melakukan tindakan," ujar Dedi Mulyadi.
Rana mengakui bahwa setelah diviralkan, ia merasa murung dan resah. Padahal, niat utamanya adalah mendidik anak-anak agar memiliki akhlak yang baik.
"Jadi saya serba salah, kalau saya mau cari aman enak-enak aja. Tapi saya panggilan jiwa. Kalau mau cari aman udah aja biarin, anak orang, yang penting saya ngajar pulang," pungkas Rana, menguatkan bahwa tindakannya didorong oleh panggilan jiwa sebagai pendidik.
KDM pun memberikan pembelaan moral:
"Bagi saya bapak bagus. Cuma mungkin tindakan yang dianggap melanggar itu yang tampar itu. Tapi kalau saya punya anak, anak saya nakal naik pagar, ditampar oleh bapak, lapor ke saya, saya tampar lagi (anak saya). Tapi kan setiap orang berbeda-beda," ujar Dedi.
KDM bahkan berjanji akan memberikan dukungan penuh kepada Rana, termasuk menyiapkan pengacara jika kasus ini benar-benar dibawa ke ranah hukum.
"Bapak tidak usah memusingkan perjanjian ini (dengan orang tua). Karena orang tuanya kan sudah tanda tangan surat perjanjian. Saya akan dampingi bapak, saya siapkan pengacara," pungkas Dedi.
Rana yang mendengar pembelaan tersebut hanya bisa mengucapkan terima kasih sambil meneteskan air mata.
Akhir Damai: Sikap Deni Rukmana Berubah Drastis
Setelah bertemu guru Rana, Dedi Mulyadi memanggil Deni Rukmana, orang tua murid yang sebelumnya tak terima.
Meskipun sebelumnya bersikap ngotot dan koar-koar di media sosial, Deni justru memberikan pernyataan yang berbeda di hadapan Dedi Mulyadi.
Deni berjanji tidak akan memperkarakan kasus ini ke polisi dan mengaku sudah tidak memiliki dendam terhadap Guru Rana.
"Dengan adanya masalah ini, semoga ke depannya lebih baik lagi buat anak saya terutama. Untuk para guru, biar lebih semangat lagi mendidik anak-anaknya. Hindari kekerasan," kata Deni Rukmana.
Dedi Mulyadi lantas menutup pertemuan dengan solusi damai:
"Besok kita bertemu guru di sekolah, masalahnya kita selesaikan. Tidak ada dendam, tidak ada proses hukum," imbuh Dedi Mulyadi.
"Iya," jawab Deni, menyetujui.
(TribunTrends.com/TribunBogor.com)
Sumber: Tribun Bogor
| Tampak Bahagia Bisa Bertemu Wapres Gibran, Siswa di Salatiga Rela Tidak Cuci Tangan setelah Salaman |
|
|---|
| Heboh! Turis di Labuan Bajo Kaget Tagihan Makan Seafood Tembus Rp16 Juta, Tanggapan Pemilik Warung |
|
|---|
| Drama Panas Miss Universe 2025! Direktur Minta Maaf, Tegaskan Tak Pernah Sebut Miss Meksiko 'Bodoh' |
|
|---|
| Gelombang Amarah Netizen Jepang Pada Nessie Judge, Pajang Foto Junko Furuta untuk Hiasan Dinding |
|
|---|
| Kembalinya Sang Anggota Dewan: Ahmad Sahroni Akhirnya Comeback di Media Sosial Setelah Vakum Lama |
|
|---|