Breaking News:

Berita Viral

Deru Pilu di Bangkalan: Keikhlasan Ayah Menyambut Kepulangan Royhan, Santri Korban Mushola Ambruk

Isak tangis mengiringi mobil ambulans yang terdapat jenazah Moh Royhan Mustofa, menjadi korban reruntuhan musala di Ponpes Al Khoziny.

Editor: Sinta Darmastri
YouTube TribunJatim Official
Isak tangis mengiringi mobil ambulans yang terdapat jenazah Moh Royhan Mustofa, menjadi korban reruntuhan musala di Ponpes Al Khoziny. 

TRIBUNTRENDS.COM - Keheningan malam di Kampung Karang Anyar, Bangkalan, koyak oleh pilu. 

Suara isak tangis sejumlah perempuan menyambut kedatangan rombongan mobil ambulans dan BPBD Bangkalan yang perlahan memasuki pekarangan Masjid Syaikhona Yahya, Desa Banyuajuh, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur. 

Momen mengharukan itu terjadi pada Senin (6/10/2025), sekitar pukul 22.45 WIB.

Dari balik pintu ambulans yang terbuka perlahan, warga dengan sigap menurunkan peti jenazah. Di sana tertera nama, Moh Royhan Mustofa (17). 

Royhan adalah salah seorang korban tragedi mushola ambruk di Ponpes Al Khoziny, Kecamatan Buduran, Sidoarjo.

Royhan, anak sulung dari dua bersaudara, baru berhasil ditemukan pada hari keenam upaya evakuasi yang melelahkan, tepatnya pada Sabtu (4/10/2025) pukul 14.00 WIB, sebelum akhirnya dibawa pulang ke tanah kelahirannya.

Di tengah kompleks pemakaman umum, selepas prosesi yang mengharukan, Syukur, ayah almarhum Royhan, mencoba menyalurkan ketegarannya. 

Baca juga: Keteguhan Rossy, Bertahan Tiga Hari di Bawah Reruntuhan dan Siap Kembali Mondok dengan Kaki Baru

Meski dirundung duka yang mendalam, ia menegaskan keikhlasan yang tak tergoyahkan.

"Saya ikhlas dengan setulus hati, itu bukan kehendak kiai, itu musibah dari Allah. Bagaimanapun saya ikhlas menerimanya, insya Allah anak saya Syahid," tutur Syukur, menahan air mata.

Syukur kemudian menceritakan kemudahan proses identifikasi. 

Beruntung, jasad Royhan memiliki sejumlah tanda pengenal unik di tubuhnya, seperti jahitan luka lama, tanda lahir di leher, hingga pertumbuhan daging di dada.

"Itu yang membuat proses identifikasi berjalan lancar sehingga tidak sampai tes DNA ke Jakarta karena tanda lahir terlalu banyak," imbuh Syukur, menjelaskan mengapa konfirmasi identitas dapat dilakukan dengan cepat.

Baca juga: Kisah di Balik Reruntuhan Ponpes Al Khonizy, Aksi Heroik Dokter TNI yang Siap Mati Demi Sebuah Nyawa

Pengawalan Dua Jenazah Santri

Malam itu, duka Bangkalan berlipat ganda. Selain Royhan, personel BPBD juga turut memberikan pengawalan terhadap jenazah santri lain, Sulaiman Hadi (15), yang berasal dari Kampung Morleke, Desa Kolla, Kecamatan Modung.

Sekretaris BPBD Bangkalan, Catur Fajar A, membenarkan bahwa timnya bertugas menjemput dua korban dari Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, yaitu Royhan yang dibawa ke Kamal dan Sulaiman Hadi. 

Tags:
Ponpes Al KhozinysantriBangkalan
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved