Politik Viral
Adu Data Dua Menteri! Purbaya vs Bahlil Soal Harga Asli Gas 3 Kg: Salah Hitung Bisa Nambah Duit!
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menanggapi pernyataan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia yang menyebut dirinya salah data terkait harga gas 3 kg.
Editor: jonisetiawan
TRIBUNTRENDS.COM - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa akhirnya menanggapi pernyataan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia yang menyebut dirinya salah data terkait harga asli LPG 3 kilogram (kg).
Menkeu yang baru beberapa bulan menjabat itu mengaku siap mempelajari ulang data yang digunakan saat rapat dengan Komisi XI DPR RI beberapa waktu lalu.
“Saya sedang pelajari. Mungkin Pak Bahlil betul, tapi kita lihat lagi seperti apa.
Yang jelas saya dapat angka dari hitungan staf saya,” ujar Purbaya di Kudus, Jawa Tengah, Jumat (3/10/2025).
Sebelumnya, dalam rapat di DPR, Purbaya memaparkan bahwa harga asli LPG 3 kg mencapai Rp 42.750 per tabung, dengan subsidi pemerintah sekitar Rp 30.000 sehingga masyarakat hanya perlu membayar Rp 12.750.
Baca juga: Dongkol Hotman Paris pada Menteri Keuangan Purbaya: Strategi Bisnis Anda Sangat Merugikan Kami
Namun, pernyataan itu langsung dibantah Bahlil Lahadalia.
Menurut Bahlil, data yang disampaikan Purbaya tidak akurat karena “kemungkinan salah baca” dan masih butuh penyesuaian.
“Itu mungkin Menkeu-nya salah baca data. Mungkin belum dikasih masukan dengan baik oleh dirjennya atau timnya,” kata Bahlil di Kantor BPH Migas, Jakarta, Kamis (2/10/2025).
Menanggapi hal tersebut, Purbaya justru santai.
Ia menilai, perbedaan angka antar kementerian adalah hal wajar karena bisa saja perbedaan metode perhitungan yang digunakan.
“Saya salah data? Mungkin cara ngeliat datanya beda. Hitung-hitungan kan kadang dari praktik sama dari akuntan bisa beda cara nulisnya,” ucapnya sambil tersenyum.

Bahkan dengan nada bercanda, ia menambahkan,
“Kalau salah hitung bisa nambah duit, saya salah hitung terus biar uang nambah. Tapi harusnya sama pada akhirnya.”
Sementara itu, Kementerian ESDM tengah merancang skema subsidi LPG yang lebih tepat sasaran melalui Data Terpadu Subsidi Energi Nasional (DTSEN), hasil kerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS).
“Jadi menyangkut subsidi satu data itu juga masih dalam proses pematangan,” tutur Bahlil.
Meski berbeda data, keduanya sepakat bahwa tujuan akhir tetap sama: memastikan subsidi energi tepat sasaran dan tidak salah sasaran.
Sebelumnya dikabarkan, pemerintah harus merogoh kantong fiskal dalam-dalam untuk menutup selisih harga keekonomian dengan harga yang dibayar oleh rakyat.
Hal ini terungkap dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI pada Selasa (30/9/2025).
Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, secara gamblang membuka fakta mengenai berapa harga asli sejumlah komoditas vital apabila tidak mendapat subsidi.
Baca juga: FOTO Banjir Bunga di Kantor Menkeu Purbaya, Petani Tembakau Bergetar: Kami di Belakangmu Pak Menteri
Penjelasan ini sekaligus menjadi pengingat betapa besar keberpihakan fiskal negara terhadap rakyat kecil.
“Pemerintah menanggung selisih antara harga keekonomian dan harga yang dibayar masyarakat melalui pemberian subsidi dan kompensasi, baik energi maupun non-energi,” ujar Purbaya, dikutip dari kanal YouTube DPR RI.
Ia menegaskan, pemberian subsidi bukan sekadar kebijakan teknis, melainkan bentuk nyata keberpihakan fiskal pemerintah terhadap masyarakat luas.
Namun, ia juga mengingatkan, skema subsidi ini tidak boleh berjalan tanpa evaluasi.
"Ini adalah bentuk keberpihakan fiskal yang akan terus dievaluasi agar lebih tepat sasaran dan berkeadilan," tegasnya.
Faktor Penentu Subsidi
Lebih lanjut, Purbaya menjelaskan bahwa realisasi anggaran subsidi dan kompensasi energi sangat bergantung pada kondisi eksternal.
Harga minyak mentah Indonesia (ICP), fluktuasi nilai tukar rupiah, serta tingkat konsumsi masyarakat terhadap barang bersubsidi menjadi faktor utama yang bisa memperberat atau meringankan beban fiskal negara.
Artinya, meski pemerintah sudah mengalokasikan anggaran, besarnya subsidi bisa melonjak apabila harga minyak dunia naik atau konsumsi masyarakat tidak terkendali.
Hal inilah yang membuat evaluasi rutin menjadi sangat penting agar subsidi tepat sasaran, tidak dinikmati oleh pihak yang tidak berhak, dan tetap berkeadilan.

Fakta Harga BBM dan Elpiji Tanpa Subsidi
Dalam pemaparannya, Purbaya mengungkap betapa jauhnya selisih harga keekonomian dengan harga jual yang saat ini dinikmati masyarakat.
Angka-angka ini mencerminkan besarnya "pengorbanan fiskal" yang diambil pemerintah demi menjaga daya beli rakyat.
- Solar (per liter)
Harga keekonomian: Rp11.950
Harga jual: Rp6.800
Subsidi: Rp5.150
Penerima manfaat: lebih dari 4 juta kendaraan
- Pertalite (per liter)
Harga keekonomian: Rp11.700
Harga jual: Rp10.000
Subsidi: Rp1.700
Penerima manfaat: lebih dari 157,4 juta kendaraan
Baca juga: Drama di Bank Pelat Merah: Menkeu Purbaya Tiba-Tiba Sidak BNI, 20 Direksi Kaget
- Minyak Tanah (per liter)
Harga keekonomian: Rp11.150
Harga jual: Rp2.500
Subsidi: Rp8.650
Penerima manfaat: 1,8 juta rumah tangga
- Elpiji 3 Kg (per tabung)
Harga keekonomian: Rp42.750
Harga jual: Rp12.750
Subsidi: Rp30.000
Penerima manfaat: 41,5 juta pelanggan
Subsidi: Bentuk Keberpihakan yang Dramatis
Dari data tersebut, jelas terlihat bahwa tanpa subsidi, jutaan rumah tangga dan kendaraan bermotor akan menghadapi beban biaya hidup yang jauh lebih berat.
Elpiji 3 kg misalnya, yang saat ini bisa dibeli seharga Rp12.750, sejatinya memiliki harga keekonomian Rp42.750 per tabung. Selisih Rp30 ribu itu ditanggung langsung oleh negara agar rakyat kecil tetap bisa memasak di dapurnya.
Begitu pula dengan solar, yang banyak digunakan oleh sektor transportasi dan logistik.
Jika harga keekonomiannya Rp11.950 per liter, masyarakat hanya membayar Rp6.800. Selisih Rp5.150 menjadi penopang penting agar biaya distribusi barang kebutuhan pokok tetap terkendali.
***
(TribunTrends)
Adu Data Dua Menteri! Purbaya vs Bahlil Soal Harga Asli Gas 3 Kg: Salah Hitung Bisa Nambah Duit! |
![]() |
---|
Peringatan Keras untuk Menkeu Purbaya, Luhut Marah Saat Dengar Wacana Pemangkasan Anggaran MBG |
![]() |
---|
Bendahara Negara Dua Dekade, Terungkap Uang Pensiun Sri Mulyani, Tak Sebanding? |
![]() |
---|
Purbaya Pernah Mullet? Foto Lawas Menkeu Ini Bikin Salah Fokus, Suami Ida Yulidina Ungkap Fakta |
![]() |
---|
Tak Ada Ampun! Menkeu Purbaya Peringatkan Bank Himbara: Jangan Main-main dengan Dana Publik |
![]() |
---|