PPG Kemenag 2025
Uraikan Tantangan yang Dihadapi dan Hikmah/Lesson Learn yang Didapatkan! Modul Pedagogik PPG Kemenag
Simaklah contoh tugas refleksi modul pedagogik Pendidikan Agama Islam Topik Pendekatan Pembelajaran Berdiferensiasi, untuk bahan belajar di rumah.
Editor: Sinta Darmastri
Guru pun menjadi lebih peka terhadap dinamika kelas dan mampu membangun hubungan yang lebih kuat dengan peserta didik. Oleh karena itu, mempelajari dan menerapkan pendekatan pembelajaran berdiferensiasi menjadi langkah strategis dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di era pendidikan yang semakin menuntut personalisasi dan empati dalam pengajaran.
Baca juga: Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Dirancang Untuk?Pretest Modul Pedagogik GKMI PPG Kemenag 2025
2. Analisis implementasi/penerapan materi
Implementasi pendekatan pembelajaran berdiferensiasi di sekolah menjadi sebuah strategi yang semakin relevan untuk menjawab tantangan keberagaman peserta didik di dalam kelas. Guru dituntut untuk mampu mengenali dan memahami perbedaan kemampuan, minat, serta gaya belajar siswa sebagai dasar dalam merancang pembelajaran. Melalui asesmen awal dan observasi, guru dapat mengidentifikasi kebutuhan siswa secara individual maupun kelompok.
Pendekatan ini menempatkan Dari modul yang Anda pelajari, silakan: peserta didik sebagai pusat pembelajaran dan membuka ruang bagi setiap siswa untuk berkembang sesuai potensinya.
Dalam praktiknya, sekolah yang menerapkan pembelajaran berdiferensiasi mendorong guru untuk menyesuaikan konten, proses, dan produk pembelajaran. Misalnya, guru menyediakan materi dalam berbagai bentuk (teks, video, infografis), memberikan pilihan dalam cara siswa mengerjakan tugas, dan membentuk kelompok belajar yang heterogen atau homogen sesuai tujuan. Pendekatan ini tidak hanya memfasilitasi siswa yang membutuhkan dukungan lebih, tetapi juga memberi tantangan tambahan bagi siswa yang memiliki kemampuan tinggi.
Dengan demikian, pembelajaran menjadi lebih fleksibel dan adaptif terhadap keberagaman. Namun, implementasi di lapangan seringkali menghadapi kendala seperti keterbatasan waktu, jumlah siswa yang banyak dalam satu kelas, serta kurangnya pelatihan guru dalam merancang strategi diferensiasi. Selain itu, tidak semua sekolah memiliki sumber daya atau teknologi pendukung yang memadai. Oleh karena itu, peran kepala sekolah dan manajemen pendidikan sangat penting dalam memberikan dukungan, baik dalam bentuk pelatihan, kolaborasi antar guru, maupun penyediaan sarana dan prasarana yang menunjang pembelajaran berdiferensiasi.
Meskipun menghadapi tantangan, pendekatan pembelajaran berdiferensiasi tetap memberikan dampak positif terhadap iklim belajar di sekolah. Siswa menjadi lebih termotivasi, aktif, dan merasa dihargai karena kebutuhan belajarnya diakomodasi. Guru pun semakin reflektif dan kreatif dalam merancang pembelajaran yang bermakna. Untuk itu, diperlukan komitmen bersama dari seluruh elemen sekolah agar implementasi pendekatan ini berjalan secara optimal dan berkelanjutan demi mewujudkan pendidikan yang adil dan inklusif.
3. Pengalaman praktis dari proses pembelajaran yang mendukung atau bertentangan dengan materi
Pengalaman yang mendukung pendekatan diferensiasi:
1. Pemberian pilihan tugas sesuai minat siswa: Dalam salah satu kegiatan menulis di kelas, guru memberikan pilihan kepada siswa untuk menulis cerita pendek, membuat komik, atau membuat video singkat berdasarkan tema yang sama. Hasilnya, siswa tampak lebih antusias dan terlibat aktif karena mereka bisa mengekspresikan diri sesuai minat dan kekuatan masing-masing.
2. Pengelompokan siswa berdasarkan kesiapan belajar: Saat mengajarkan materi matematika, guru membagi siswa dalam kelompok berdasarkan hasil asesmen awal. Kelompok yang lebih siap diberi tantangan lebih tinggi, sedangkan kelompok yang membutuhkan dukungan diberi penjelasan tambahan dan latihan bertahap. Ini membantu siswa belajar sesuai dengan level kemampuan mereka tanpa merasa tertinggal atau bosan.
3. Penggunaan media pembelajaran yang beragam: Dalam pelajaran sains, guru menggunakan kombinasi video, percobaan langsung, dan gambar visual untuk menjelaskan konsep perubahan wujud benda. Pendekatan ini mengakomodasi berbagai gaya belajar siswa (visual, auditori, kinestetik) dan meningkatkan pemahaman mereka secara menyeluruh.
Pengalaman yang bertentangan dengan pendekatan diferensiasi:
1. Pembelajaran satu arah dan seragam untuk semua siswa: Dalam beberapa sesi pembelajaran, guru hanya menggunakan metode ceramah dan lembar kerja yang sama untuk seluruh siswa, tanpa memperhatikan perbedaan kemampuan atau gaya belajar. Akibatnya, siswa yang lebih cepat memahami materi menjadi bosan, sementara siswa yang tertinggal merasa kesulitan mengejar.
2. Penilaian yang tidak fleksibel: Guru hanya menilai siswa melalui satu bentuk ujian tertulis standar tanpa memberi alternatif lain, seperti proyek, presentasi, atau tugas kreatif. Ini menghambat siswa yang sebenarnya memiliki kemampuan, tetapi kesulitan mengekspresikannya melalui ujian tertulis, sehingga hasil belajarnya tidak mencerminkan potensi sebenarnya.
Generasi Z dan Alpha Lebih Cenderung Mengalami Kesulitan dalam? Pretest Modul Pedagogik PPG Kemenag |
![]() |
---|
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Dirancang Untuk?Pretest Modul Pedagogik GKMI PPG Kemenag 2025 |
![]() |
---|
Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Bertujuan? Pretest Modul Pedagogik GKMI PPG Kemenag 2025 |
![]() |
---|
Tantangan Utama dari Penggunaan AI dalam Pendidikan Bagi Gen Z? Pretest Modul Pedagogik GKMI PPG |
![]() |
---|
Dalam Mindful Learning, Siswa Diajak Untuk? Pretest Modul Pedagogik PAI Topik 1 sd 8 PPG Kemenag |
![]() |
---|