Kematian Dosen Untag
Klarifikasi AKBP Basuki, Bantah Main Serong dengan Dwinanda Dosen Untag: Saya Sudah Tua
AKBP Basuki (56) akhirnya buka suara mengenai tewasnya Dwinanda Linchia Levi (DLL), 35 tahun dosen Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang,
Penulis: joisetiawan
Editor: jonisetiawan
Tak hanya itu, pihak keluarga juga mempertanyakan ketidakhadiran AKBP B saat proses autopsi berlangsung.
“Kalau namanya saudara harusnya hadir, tapi sampai sore dia tidak datang,” katanya.
Informasi Terlambat, Kondisi Jenazah Menambah Tanda Tanya
Keluarga juga menyoroti keterlambatan informasi mengenai kematian korban.
Korban ditemukan pada Senin pagi, namun keluarga baru menerima kabar pada Senin petang, rentang waktu yang dianggap tidak wajar.
Foto jenazah yang diterima keluarga turut memperkuat kecurigaan.
Wajah korban tampak sangat berbeda dari kondisi semasa hidupnya.
Baca juga: Dosen Untag Tewas Telanjang, Ternyata Satu KK dengan Polisi Penemu Jenazah, Keluarga Makin Curiga!
Selain darah yang keluar dari hidung dan mulut, keluarga juga melihat adanya bercak darah di area intim.
“Nah ini yang masih membuat keluarga korban merasa janggal atas kematian ini,” tutur Tiwi.
Saat ini keluarga masih menunggu keputusan bersama mengenai langkah hukum.
“Sebenarnya keluarga sudah menggebu-gebu, tapi nanti keluarga besar terutama kakak kandung korban yang menentukan,” katanya.
Pengakuan AKBP Basuki: “Saya Hanya Mendampingi, Tidak Ada Hubungan Apa-apa”
Di sisi lain, pernyataan dari AKBP Basuki (56) yang disebut sebagai saksi pertama memunculkan cerita versi berbeda.
Dalam keterangannya, Rabu (19/11/2025), Basuki menyebut bahwa ia mendampingi Levi karena kondisi korban menurun sejak Minggu (16/11/2025).
Ia mengaku bahwa Levi memiliki riwayat tekanan darah dan gula darah tinggi. Basuki mengatakan korban sempat muntah-muntah pada Minggu sore.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/trends/foto/bank/originals/AKBP-Basuki-56-beri-penjelasan-mengenai-Dwinanda-Linchia-Levi-dosen-untag.jpg)