Breaking News:

Berita Viral

China dan Jepang Memanas! Setengah Juta Tiket Turis Dibatalkan, Pelancong Boikot Negeri Sakura

Berawal dari komentar Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi mengenai Taiwan, hubungan China dan Jepang saat ini sedang memanas.

Penulis: Sinta Manila
Editor: Sinta Manila
Ricard Susilo Tribunnews
Pidato pertama PM Sanae Takaichi di sidang parlemen Jepang pada pukul 2 siang selama 30 menit Jumat ini (24/10/2025). Ketegangan diplomatik antara Beijing dan Tokyo meningkat setelah Takaichi menyebut kemungkinan Jepang melakukan intervensi militer jika terjadi serangan terhadap Taiwan. China, mengeklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya, mengecam keras pernyataan itu. 
Ringkasan Berita:
  • 491.000 Tiket turis China ke Jepang dibatalkan, angka ini setara dengan 32 persen dari total pesanan.
  • Hubungan China-Jepang kembali menegang seusai pidato Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi di parlemen pada 7 November 2025.
  • Takaichi menyebut kemungkinan Jepang melakukan intervensi militer jika terjadi serangan terhadap Taiwan. China, yang mengeklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya, mengecam keras pernyataan itu.

 

TRIBUNTRENDS.COM - Berawal dari komentar Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi mengenai Taiwan, hubungan China dan Jepang saat ini sedang memanas.

Warga China diperingatkan untuk tidak bepergian atau menempuh pendidikan di Negeri Sakura.

Imbas dari peringatan ini, terjadi gelombang besar pembatalan tiket perjalanan ke Jepang dari China pada Sabtu (15/11/2025).

Menilik data dari The Japan Times, terjadi 491.000 tiket yang dibatalkan, angka ini setara dengan 32 persen dari total pesanan.

Bahkan maskapai China langsung menawarkan refund penuh dan perubahan jadwal gratis untuk penerbangan ke Jepang.

Baca juga: Kondisi Dosen Untag Semarang Saat Ditemukan, Saksi Utama AKBP B, Keluarga Korban Merasa Janggal

Pidato pertama PM Sanae Takaichi di sidang parlemen Jepang pada pukul 2 siang selama 30 menit Jumat ini (24/10/2025).
Pidato pertama PM Sanae Takaichi di sidang parlemen Jepang pada pukul 2 siang selama 30 menit Jumat ini (24/10/2025). (Ricard Susilo Tribunnews)

Duduk perkara

Hubungan China-Jepang kembali menegang seusai pidato Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi di parlemen pada 7 November 2025 lalu.

Ketegangan diplomatik antara Beijing dan Tokyo meningkat setelah Takaichi menyebut kemungkinan Jepang melakukan intervensi militer jika terjadi serangan terhadap Taiwan.

China, yang mengeklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya, mengecam keras pernyataan itu.

“Keamanan Taiwan adalah keamanan kita juga. Rencana kontingensi Taiwan semakin serius dan kita harus menyiapkan yang terburuk,” kata Takaichi dikutip dari Kompas.id (17/11/2025).

Namun, komentar Takaichi tersebut memicu reaksi keras di China dan sebagian Jepang.

Sebab, sangat jarang pemimpin aktif Jepang yang berpendapat soal Taiwan secara terbuka.

Pidato Takaichi disebut bertentangan dengan prinsip ambiguitas strategis yang selama ini diterapkan Jepang terhadap Taiwan.

Selain itu, Kemarahan di China juga antara lain disebabkan karena mereka belum melupakan secara penuh kekejaman Jepang selama penjajahan di era Perang Dunia II.

Kecaman terhadap Takaichi juga datang dari petinggi Partai Komunis Jepang, yakni Ketua Partai Shii Kazuo dan Ketua Kebijakan Partai Taku Yamazoe.

PM Takaichi juga diminta untuk menarik pernyataannya sebagai bentuk wujud tanggung jawab dan untuk mencegah keadaan semakin memburuk.

Warga diminta waspada

Pemerintah Jepang meminta warganya di China untuk meningkatkan kewaspadaan dan menghindari kerumunan.

China merespons dengan mengatakan bahwa keselamatan warga asing tetap menjadi prioritas.

Sebagian artikel dikutip dari Kompas.co berjudul Mengapa Hubungan China-Jepang Kembali Memanas?

(TribunTrends.com)

 

Tags:
ChinaJepangSanae TakaichPerdana Menteri
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved