Apa Itu Jumenengan? Prosesi Adat di Keraton Solo, Sambut Raja Baru Pakubuwono XIV Hamangkunegoro!
Jumenengan adalah upacara penobatan raja atau peringatan kenaikan takhta raja, terutama di lingkungan keraton Jawa.
Ringkasan Berita:
- Jumenengan adalah upacara adat penobatan atau kenaikan takhta raja di keraton Jawa.
- Rangkaian prosesi Jumenengan umumnya dimulai dengan upacara pengukuhan tertutup di Dalem Ageng, dilanjutkan dengan perkenalan raja baru di Sitinggil melalui pembacaan sumpah dan Sabda Raja, dan diakhiri dengan Kirab Agung, arak-arakan raja keliling kota.
- Keraton Solo menggelar JumenenganPakubuwono XIV Hamangkunegoro, Sabtu (15/11/2025).
TRIBUNTRENDS.COM - Keraton Solo heboh menggelar acara adat Jumenengan Sri Susuhunan Kanjeng Sunan (SISKS) Pakubuwono (PB) XIV Hamangkunegoro, Sabtu (15/11/2025).
Dalam acara tersebut, KGPAA Hamangkunegoro dinobatkan sebagai raja baru Keraton Solo sepeninggal Pakubuwono XIII.
Lantas apa sebenarnya acara adat Jumenengan dan apa saja rangkaiannya?
Arti Jumenengan
Dikutip dari berbagai sumber, Jumenengan adalah upacara penobatan raja atau peringatan kenaikan takhta raja, terutama di lingkungan keraton Jawa.
Kata ini berasal dari bahasa Jawa, dengan "jumeneng" berarti "bertahta".
Biasanya, tradisi ini juga disebut Tingalan Dalem Jumenengan yang merupakan peringatan sakral untuk memperingati kenaikan takhta, seperti di Keraton Kasunanan Surakarta, Keraton Yogyakarta, Pura Mangkunegaran, dan Kadipaten Pakualaman.
Jumenengan memiliki makna Mengingat dan memperingati hari naik takhta seorang raja sebagai bentuk penghormatan, doa, dan simbol keberlanjutan kepemimpinan.
Tujuan dari Jumenengan sendiri adalah memperingati kenaikan takhta raja, memperkuat legitimasi kepemimpinan, menjaga kesinambungan budaya dan nilai-nilai keraton, dan menunjukkan rasa syukur dan kesetiaan rakyat.
Prosesi Jumenengan
Rangkaian prosesi Jumenengan atau penobatan raja baru biasanya meliputi upacara tertutup pengukuhan di Dalem Ageng.
Kemudian dilanjutkan dengan perkenalan kepada publik di Sitinggil, dan diakhiri dengan Kirab Agung atau arak-arakan keliling kota.
Rangkaian spesifik dapat berbeda antar-keraton, tetapi umumnya mencakup pengukuhan, pembacaan sumpah, dan seremoni sakral lainnya.
- Prosesi pengukuhan: Dimulai dari Ndalem Prabasuyasa menuju Kamandungan dan dilanjutkan ke Sitinggil.
- Upacara di Siti Hinggil: Raja baru akan jumeneng (bertakhta) di Bangsal Manguntur Tangkil, dilanjutkan dengan pembacaan sumpah raja dan Sabda Raja.
- Kirab Agung: Prosesi kirab mengarak raja baru menyusuri rute yang ditentukan, dari Kori Kamandungan hingga kembali ke keraton.
Baca juga: Profil Pakubuwono XIV Hamangkunegoro Penerus Pakubuwono XIII, Anak Bungsu dari Istri Ketiga
Jumenengan Keraton Solo
Keraton Solo menggelar Jumenengan, upacara penobatan raja yang baru, Sri Susuhunan Kanjeng Sunan (SISKS) Pakubuwono (PB) XIV Hamangkunegoro, Sabtu (15/11/2025).
Raja baru Keraton Solo ini diangkat setelah meninggalnya Pakubuwono XIII pada hari Minggu, 2 November 2025.
Jumenengan Hamangkunegoro tetap digelar ditengah konflik perebutan takhta dengan saudara tirinya, Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Hangabehi.
Setelah mengikuti upacara adat Jumenengan Dalem Nata Binayangkare di area dalam keraton yang hanya dihadiri keluarga kerajaan, PB XIV berjalan menuju Sitinggil, lokasi pidato perdananya sebagai raja.
Raja baru Keraton Solo itu mengenakan pakaian kebesaran bernama Ageman Taqwa, berupa beskap berwarna pink fuchsia dipadukan dengan batik bermotif parang Barong.
Sesampainya di Sitinggil, PB XIV Hamengkunegoro lenggah dampar (duduk di kursi kebesaran) di hadapan kerabat kerajaan serta tamu undangan.
Ia kemudian berpidato, menegaskan akan menjalankan kepemimpinan sebagai Sri Susuhunan berdasarkan syariat Islam dan paugeran Keraton Surakarta Hadiningrat dengan sebenar-benar dan sebaik-baiknya, secara adil seadil-adilnya.
Pidato yang digelar di Siti Hinggil tersebut dihadiri abdi dalem dan sentono dalem Keraton Kasunanan Solo.
Dalam bahasa Jawa, PB XIV Hamengkunegoro menyampaikan tiga poin penting sebagai sumpahnya selaku raja baru.
"Saya, menjabat sebagai Sri Susuhunan di Keraton Surakarta Hadiningrat dengan sebutan Sampean Dalem Ingkang Susuhunan Kanjeng Susuhunan Senopati ing Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panatagama kang Jumeneng Kaping 14.
Selanjutnya, saya bersumpah. Satu, akan menjalankan kepemimpinan sebagai Sri Susuhunan berdasarkan syariat Islam dan paugeran Keraton Surakarta Hadiningrat dengan sebenar-benar dan sebaik-baiknya, secara adil seadil-adilnya dan akan mengayomi siapa pun yang setia ke Keraton Surakarta Hadiningrat dan Rajanya.
Kedua, saya akan mendukung Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan lahir batin, dan berbakti kepada negara.
Ketiga, saya akan menjaga kelestarian budaya, tata cara upacara, dan seluruh warisan luhur raja-raja Mataram khususnya para raja di Keraton Surakarta Hadiningrat," ungkap PB XIV Hamangkunegoro dikutip dari TribunSolo.com, Sabtu (15/11/2025).
(TribunTrends.com/ Amr)
Sumber: TribunTrends.com
| Tunjangan Baru PNS Cair Bulan Depan: Semangat Kerja Aparatur Negara Melesat, Ini Rinciannya! |
|
|---|
| INNALILLAHI! Putra Ulama Besar Nahdlatul Ulama Sulawesi Meninggal, Duka Mendalam Nadliyin Makassar |
|
|---|
| Momen Alot Rebut Bilqis! Suku Anak Dalam Minta Ganti Rugi Rp 85 Juta, Temenggung Pakai Uang Pribadi |
|
|---|
| Cek Status Bansos 2025: Panduan Mudah Memastikan NIK KTP Anda Terdaftar! |
|
|---|
| Tedjowulan Ditolak Mentah-mentah! Adik PB XIII Benowo Patahkan Klaim Ad Interim Raja: Ora Urusan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/trends/foto/bank/originals/PAKUBUWONO-XIV-HAMANGKUNEGORO-Pakubuwono-XIV-Hamangkunegoro-raja-baru-Keraton-Solo.jpg)