Breaking News:

Berita Viral

Nasib Suku Anak Dalam Gegara Kasus Bilqis, Dipanggil Bupati Merangin, Dapat Peringatan Keras!

Bupati Merangin panggil Suku Anak Dalam gegara kasus Bilqis, dia memberikan pembinaan tentang tata cara adopsi anak yang sah.

Editor: jonisetiawan
Kolase TribunTrends/Istimewa
DRAMA PENCULIKAN BILQIS - Suku Anak Dalam dipanggil Bupati Merangin, mereka dapat pembinaan tentang tata cara adopsi anak yang sah gegara kasus Bilqis. 
Ringkasan Berita:
  • Bupati Merangin, M. Syukur, memanggil 15 Temenggung Suku Anak Dalam untuk memberikan pembinaan tentang tata cara adopsi anak
  • Bupati Syukur menegaskan tidak akan menoleransi tindakan yang menyimpang dari aturan
  • Selain aspek legal, Bupati juga menyoroti pentingnya keadilan dan kasih sayang terhadap anak adopsi

 

TRIBUNTRENDS.COM - Kasus penculikan bocah empat tahun asal Makassar, Bilqis Ramadhany, yang sempat ditemukan di wilayah Suku Anak Dalam (SAD), menyisakan keprihatinan mendalam bagi Pemerintah Kabupaten Merangin, Jambi.

Sebagai bentuk tanggung jawab moral sekaligus langkah pencegahan agar peristiwa serupa tidak terulang, Bupati Merangin, M. Syukur, mengumpulkan sekitar 15 Temenggung atau pimpinan kelompok SAD di pendopo rumah dinas bupati, Selasa (11/11/2025).

Baca juga: Bukan Penculik, Tapi Korban, Jeritan Suku Anak Dalam di Balik Kasus Bilqis: Kami Tak Tahu Apa-apa

Pertemuan Serius di Pendopo: Membuka Kesadaran Hukum

Dalam pertemuan yang berlangsung penuh kehangatan namun sarat pesan tegas itu, Bupati Syukur didampingi Pj Sekda Zulhifni memberikan pengarahan langsung kepada para Temenggung mengenai tata cara adopsi anak yang sah secara hukum.

Ia menegaskan, kasus Bilqis menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya memastikan kejelasan status hukum anak dalam setiap proses pengangkatan.

“Pastikan betul status hukum anak jelas. Anak harus belum memiliki keluarga tetap, dan proses adopsi wajib melalui keputusan pengadilan agar hak-haknya terlindungi,” ujar Bupati Syukur di hadapan para Temenggung.

DRAMA PENCULIKAN BILQIS - Bilqis yang berusia empat tahun menolak saat dijemput polisi, sempat mengira Suku Anak Dalam adalah keluarganya, namun kini Bilqis telah kembali ke pelukan orangtuanya.
DRAMA PENCULIKAN BILQIS - Bilqis yang berusia empat tahun menolak saat dijemput polisi, sempat mengira Suku Anak Dalam adalah keluarganya, namun kini Bilqis telah kembali ke pelukan orangtuanya. (Kolase TribunTrends/Polrestabes Makassar/Istimewa)

Adopsi Bukan Sekadar Niat Baik

Syukur mengingatkan, niat baik mengasuh anak harus tetap diiringi dengan kepatuhan terhadap hukum.

Ia tidak ingin, ketidaktahuan prosedur membuat masyarakat adat justru terjerat masalah pidana.

“Lihat betul identitas anak, mulai dari akta kelahiran, orang tua kandung, hingga dokumen pendukung lainnya.

Semuanya harus jelas dan sah. Ini penting supaya tidak ada pihak lain yang kemudian mengklaim hak atas anak tersebut,” tegasnya.

Bupati juga mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Pengangkatan Anak, yang mengatur bahwa setiap adopsi harus melalui keputusan pengadilan agar memiliki kekuatan hukum tetap.

Anak yang diadopsi pun harus berusia di bawah 18 tahun, belum menikah, dan tidak memiliki wali sah.

Perlakuan Adil untuk Anak Adopsi

Tidak hanya soal prosedur, Bupati juga menyinggung aspek kemanusiaan.

Ia menegaskan bahwa anak angkat harus diperlakukan sama seperti anak kandung, tanpa ada diskriminasi sedikit pun.

“Anak adopsi memiliki hak yang sama seperti anak kandung hak untuk disayangi, dididik, dan bahkan hak waris sesuai ketentuan hukum. Tidak boleh ada pembedaan,” tuturnya.

Baca juga: Suku Anak Dalam Dibohongi, Dimanfaatkan Penipu dengan Janji Palsu di Balik Penculikan Bilqis

Peringatan Tegas bagi Pelanggar

Dalam kesempatan itu, Bupati Syukur juga mengecam keras siapa pun yang menyimpang dari aturan, terutama mereka yang mencoba memanfaatkan situasi dengan praktik ilegal.

“Saya mengecam siapa pun yang bertindak di luar batas. Kasus Bilqis Ramadhany harus menjadi pelajaran berharga. Jangan sampai terulang lagi,” ujarnya tegas.

Pelajaran dari Kasus Bilqis

Kasus Bilqis yang sempat mengguncang publik nasional menjadi titik balik bagi upaya perlindungan anak di wilayah adat.

Anak tersebut ditemukan setelah aparat gabungan dari Polres Kerinci, Polda Jambi, dan Polrestabes Makassar mengungkap keberadaannya di kawasan SAD Kabupaten Merangin.

Peristiwa ini membuka kembali diskusi penting tentang kesadaran hukum di masyarakat adat, sekaligus menegaskan tanggung jawab pemerintah untuk mendidik dan melindungi komunitas rentan agar tidak dimanfaatkan pihak luar.

Langkah cepat Bupati Merangin memanggil para Temenggung menjadi sinyal kuat bahwa pemerintah daerah tak ingin tragedi serupa terulang dan bahwa setiap niat baik harus berjalan dalam koridor hukum, demi melindungi masa depan anak-anak bangsa.

***

(TribunTrends/Sebagian artikel diolah dari TribunJambi)

Tags:
Suku Anak DalamBilqisBupatiMerangin
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved