Politik Viral
Berani atau Tidak? Pertanyaan Prabowo yang Mengubah Hidup Purbaya, Jawaban Menkeu Bikin Merinding
Purbaya Yudhi Sadewa cerita soal momen dirinya sebelum dilantik sebagai Menteri Keuangan, mengaku dapat tantangan dari Prabowo.
Editor: jonisetiawan
Ringkasan Berita:
TRIBUNTRENDS.COM - Belakangan ini media sosial ramai menyoroti elektabilitas Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, yang disebut-sebut melesat tajam hanya dalam waktu singkat.
Dalam berbagai unggahan dan diskusi publik, namanya muncul sebagai figur potensial dengan popularitas tinggi, meskipun faktanya ia baru dilantik sebagai Menteri Keuangan menggantikan Sri Mulyani pada 08 September 2025 lalu.
Menanggapi kabar viral soal elektabilitasnya, Purbaya menegaskan bahwa lonjakan popularitas tersebut sama sekali tidak memengaruhi jalannya tugas sebagai menteri.
Ia menekankan bahwa ambisinya bukan dunia politik, melainkan dedikasi penuh untuk mengelola keuangan negara dan memastikan program-program ekonomi berjalan sesuai target.
Lantas, bagaimana awal mula Purbaya bisa diangkat jadi Menteri Keuangan hingga elektabilitasnya melejit?
Baca juga: Satu Penyebab Parlemen Marah Gegara Ulah Purbaya, Menkeu Tegas Tak Peduli: Ada Beberapa Orang
Sehari sebelum resmi dilantik sebagai Menteri Keuangan, Purbaya mendapat panggilan mendadak dari Presiden Prabowo Subianto ke kediamannya di Hambalang, Kabupaten Bogor.
Momen ini menjadi titik awal perjalanan Purbaya menghadapi tugas besar yang menuntut keberanian dan ketegasan.
“Orang bilang, kamu berani ngambil langkah ini ya,” ujar Purbaya menirukan perkataan yang ia dengar sebelum bertemu Prabowo dikutip dari YouTube CNN Indonesia, Minggu, 2 November 2025.
Namun menurut Purbaya, keberaniannya itu bukan spontan; ia memang sudah berjanji kepada Prabowo untuk mengambil langkah signifikan saat dipanggil ke Hambalang.
Prabowo pun menegaskan, “Oke, kamu jadi nih ya, tapi jangan senang dulu, belum pasti,” kenang Purbaya menirukan ucapan sang Presiden.
Ujian Keberanian di Sepanjang Jalan Hambalang
Menurut Purbaya, momen menegangkan terjadi saat ia hendak pulang. Sepanjang jalan dari rumah Prabowo hingga pintu keluar, Presiden berulang kali menanyakan keberaniannya.
“Sepanjang jalan, dari habis salaman, pas saya mau keluar tuh, sekitar 20 meter.
Tanyanya gimana, berani? Saya jawab berani, Pak? Tanya lagi berani?
Jawab lagi berani, Pak. Terus sampai pintu. Cuma itu tanyanya, berani kamu? Berani, sampai keluar pintu,” kata Purbaya.
Janji itu pun menjadi pegangan Purbaya ketika akhirnya benar-benar menjabat Menteri Keuangan.
“Jadi emang saya harus berani. Kalau enggak berani ya mencederai janji saya ke presiden.
Jadi saya cuma itu disuruhnya, berani aja sudah, sama merah putih, selesai,” ujarnya tegas.
Baca juga: Pembelaan Purbaya saat Bobby Nasution Cs Protes Soal Dana Mengendap: Data Sudah Dicek Berkali-kali!
Prabowo Resah Saat Demo Rusuh
Purbaya juga mengungkap momen kritis sebelum ia menjabat, ketika Presiden Prabowo resah akibat demo besar yang berujung kerusuhan di berbagai kota pada akhir Agustus 2025.
Meskipun Purbaya belum menjadi Menkeu, ia memberi masukan bahwa kondisi tersebut berakar dari beberapa kebijakan ekonomi yang kurang tepat.
“Saya enggak tahu boleh buka ini apa enggak. Presiden resah pada waktu demo besar-besaran. Dia resah, hampir the last warning call hampir,” kata Purbaya.
Prabowo, menurut Purbaya, sangat concern terhadap situasi tersebut dan mulai mencurigai adanya pihak-pihak yang sengaja mengganggu jalannya pemerintahan.
“Pak Presiden itu orang pintar, Dia bilang begini, saya sudah curiga, ada yang mengganggu saya,” ujarnya.
Menata Kembali Ekonomi: Rp200 Triliun untuk Sistem
Untuk mengatasi kondisi kritis itu, Purbaya menjelaskan langkah yang ia ambil saat menjadi Menteri Keuangan: mengembalikan likuiditas ke sistem perbankan agar ekonomi tetap berjalan meski belanja pemerintah tersendat.
“Yang saya lakukan adalah, kalau gak bisa belanja gak apa-apa, saya balikin uangnya ke sistem Rp200 triliun, bisa lebih, ini baru percobaan.
Itu untuk memastikan bahwa walaupun kita enggak bisa belanja, tapi private sektor bisa memanfaatkan dana yang ada di sistem, perbankan yang saya tambah itu yang tadinya kering menjadi tidak kering,” kata Purbaya.
Baca juga: Nasib Pedagang Thrifting di Tengah Kebijakan Purbaya: Bagi Negara Ini Manfaat, Bagi Kami Derita
Ia menegaskan, tindakan ini bukan karena perbankan kekurangan dana.
“Bukan berarti Bank enggak punya uang.
Kalau tanya OJK, BI, orang keuangan semua, maka mereka bilang pasti ‘Perbankan ample liquidity,’” ujar Purbaya.
Artinya, sektor perbankan memiliki kas dan aset yang cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek, termasuk pembayaran nasabah dan penyaluran kredit.
Menjalankan Perintah Presiden
Menurut Purbaya, semua kebijakan yang diambilnya sebagai Menkeu adalah perintah Presiden Prabowo, bukan keputusan pribadi semata.
“Jadi keputusan presiden, bukan saya. Jadi saya hanya menjalankan perintah presiden, dengan ilmu yang saya punya,” jelasnya.
Purbaya menekankan bahwa langkah-langkah yang diambil, mulai dari pengawasan belanja pemerintah hingga penguatan likuiditas, adalah upaya untuk memperbaiki sistem ekonomi yang sempat tersendat akibat kebijakan yang tidak tepat.
***
(TribunTrends/Sebagian artikel diolah dari wartakota)
| Berani atau Tidak? Pertanyaan Prabowo yang Mengubah Hidup Purbaya, Jawaban Menkeu Bikin Merinding |
|
|---|
| Kabar Heboh! Purbaya Disebut Janjikan Semua Guru Honorer Jadi PNS 2026, Fakta atau Hoaks? |
|
|---|
| Perang Dingin Soal Impor Pakaian Bekas, Purbaya Curhat Ada Tekanan dari Anggota Parlemen |
|
|---|
| Pembelaan Purbaya saat Bobby Nasution Cs Protes Soal Dana Mengendap: Data Sudah Dicek Berkali-kali! |
|
|---|
| Satu Penyebab Parlemen Marah Gegara Ulah Purbaya, Menkeu Tegas Tak Peduli: Ada Beberapa Orang |
|
|---|