Restoran Laris-larisnya, Jesselyn MasterChef 8 Pilih Tutup Bisnis: Dugaan Ada Pihak Kedua

Ia menegaskan bahwa Sanuk justru telah mencapai titik impas (BEP) hanya dalam beberapa bulan setelah dibuka, sebuah pencapaian yang jarang terjadi untuk bisnis kuliner baru.

“Membuka restoran itu lebih dari sekadar makanan. Ini juga tentang orang-orang di belakangnya,” ujarnya dalam video itu.

Ia kemudian menambahkan kalimat yang menyentuh hati banyak penggemarnya:

“Ketika bagian-bagian itu tidak lagi selaras, maka keberlanjutannya menjadi sulit dipertahankan.”

Ucapan itu memunculkan dugaan bahwa keputusan Jesselyn mungkin dipengaruhi oleh dinamika internal atau faktor manajerial yang tak selalu tampak di depan publik.

Meski berat, Jesselyn memilih untuk menutup babak itu dengan rasa syukur, bukan penyesalan. Ia mengakhiri perjalanan Sanuk dengan makan bersama seluruh tim, merayakan bukan kegagalan, tetapi dedikasi yang telah mereka berikan.

Dan meski pintu Sanuk kini tertutup, harapan tetap terbuka.

“Aku berjanji, suatu hari nanti Sanuk akan kembali menjadi milikku sepenuhnya,” katanya penuh keyakinan.

Dugaan bahwa Jesselyn harus berkompromi dengan orang lain di balik berdirinya bisnis ini menguat dari kalimat tersebut.

Hingga Jesselyn berjanji akan menjadikan restoran tersebut miliknya seorang suatu saat nanti.

Kisah ini menambah satu bab penting dalam perjalanan Jesselyn Lauwreen, perempuan kelahiran Medan, 1 Maret 2000, yang tumbuh di keluarga pemilik restoran legendaris Miramar.

Sejak kecil ia telah akrab dengan dunia dapur, dan semangatnya untuk terus berinovasi belum padam.

Kini, meski Sanuk telah berakhir, Jesselyn masih aktif mengelola beberapa bisnis kuliner lain seperti J’s Sandwiches, J’s Takeouts, dan Bakereen.

Jesselyn telah membuktikan bahwa kegagalan bukanlah titik akhir, melainkan awal dari perjalanan baru menuju kesuksesan yang lebih matang.

(TribunTrends.com)