Breaking News:

5 Fakta Bahlil Lahadalia Dorong Campuran Etanol 10 Persen di BBM, Prabowo Setuju, Kapan Diterapkan?

Berikut ini 5 fakta wacana kebijakan campuran etanol 10 persen pada BBM, Bahlil Lahadalia sebut Presiden Prabowo Subianto sudah setuju.

Penulis: Amir M
Editor: Amir M
Tribunnews.com/ Taufik Ismail
ETANOL 10 PERSEN - Menteri ESDM Bahlil Lahadalia di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat, (13/12/2024). 5 fakta pemerintah mewacanakan kebijakan campuran etanol 10 persen dalam BBM. 

"Nah, ini untuk anak-anak gen Z ini kan mau yang bersih-bersih.

Jadi kita kasih untuk yang bersih," tambahnya.

Baca juga: Adu Data Dua Menteri! Purbaya vs Bahlil Soal Harga Asli Gas 3 Kg: Salah Hitung Bisa Nambah Duit!

WACANA  - Foto Ilustrasi SPBU Pertamina.
ETANOL 10 PERSEN - Foto Ilustrasi SPBU Pertamina. 5 fakta pemerintah mewacanakan kebijakan campuran etanol 10 persen dalam BBM. (Dok Pertamina)
2-3 tahun persiapan

Butuh waktu untuk pengembangan E5menjadi E10.

Setidaknya diperlukan 2–3 tahun untuk menyiapkan penerapan campuran etanol 10 persen agar siap diimplementasikan.

"E10 masih dalam pembahasan, kita menguji coba dulu.

Sudah dinyatakan clear, bagus, baru kita jalankan.

Butuh 2-3 tahun terhitung dari sekarang. Jadi kita harus hitung baik-baik dulu," ungkap Bahlil.

Diterapkan di Amerika Serikat dan Eropa

Penggunaan etanol dalam BBM sudah menjadi standar di banyak negara, seperti Amerika Serikat, Brasil, Uni Eropa, hingga beberapa negara di Asia.

Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun, mengatakan bahwa penggunaan etanol dalam BBM merupakan best practice yang telah diterapkan secara internasional.

"Brasil menjadi pelopor penggunaan etanol berbasis tebu, dengan implementasi skala nasional hingga mencapai campuran E27 (27 persen etanol) pada bensin, sehingga membuat Brasil dikenal sebagai salah satu negara dengan kendaraan berbahan bakar etanol terbesar di dunia, dan masyarakatnya sudah terbiasa mengisi BBM dengan etanol sejak puluhan tahun lalu," kata Robert dikutip dari KOMPAS.com, Rabu (8/10/2025).

Roberth mengatakan, campuran E10 kini telah menjadi standar di banyak negara Eropa, seperti Prancis, Jerman, dan Inggris, sebagai standar untuk mengurangi polusi udara.

Tak hanya itu, negara-negara Asia pun mulai bergerak ke arah yang sama.

"Asia pun mulai mengadopsi kebijakan serupa, dengan India mendorong program etanol blending hingga 20 persen (E20) pada 2030 sebagai bagian dari roadmap menuju transportasi rendah karbon serta mendukung petani tebu," ujar Roberth.

“Penggunaan etanol dalam BBM bukan hal baru, melainkan praktik yang sudah mapan secara global.

Halaman 2 dari 3
Tags:
Bahlil LahadaliaetanolBBMPrabowo
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved