Program Makan Bergizi Gratis Tersandung Kasus Keracunan Massal, Evaluasi Total Jadi Tuntutan Utama
Lagi-lagi menelan korban terutama siswa sekolah, program makan bergizi gratis diminta untuk evaluasi yang sangat ketat, usulan bermunculan.
Editor: Sinta Darmastri
TRIBUNTRENDS.COM - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali menjadi sorotan tajam setelah serangkaian kasus keracunan massal yang menimpa sejumlah murid sekolah.
Tragedi berulang ini memicu reaksi keras dari berbagai pihak, mendesak pemerintah untuk segera melakukan evaluasi mendalam dan mengambil langkah penyelamatan nyata.
Inisiator sekaligus pendiri Majelis Adat Indonesia (MAI) dan Kepala Pasukuan, M. Rafik Datuk Rajo Kuaso, dengan tegas meminta pemerintah untuk bertindak cepat agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
“Penegakan hukum harus dilakukan secara tegas terhadap para oknum yang lalai hingga menyebabkan keracunan massal,” kata Datuk Rajo Kuaso pada Rabu (24/9/2025).
Menurutnya, pimpinan program harus ikut bertanggung jawab. Kepala MBG, Dadan Hindayana, perlu segera diperiksa terkait temuan kasus keracunan ini.
“Bahkan bila perlu dinonaktifkan sementara dari jabatannya agar proses penyelidikan berjalan transparan dan akuntabel,” ujarnya.
Lebih lanjut, Datuk Rajo Kuaso menyarankan agar dana program MBG dialihkan untuk sementara waktu. Ia mengusulkan dana tersebut dialokasikan sebagai bantuan bahan pangan bergizi langsung kepada orang tua murid.
Baca juga: Keracunan Massal 369 Siswa di Bandung Barat Masuk Status Kejadian Luar Biasa, Dapur MBG di Tutup
“Dengan begitu, keluarga dapat mengatur pola makan anak-anaknya secara lebih aman, terjaga kualitasnya, dan sesuai kebutuhan rumah tangga,” sambungnya, menawarkan solusi yang dianggapnya lebih aman dan terjamin.
Kasus siswa keracunan massal akibat mengonsumsi makanan dari program MBG memang telah terjadi berkali-kali belakangan ini.
Sebelumnya, berbagai pihak sudah berulang kali mengingatkan perlunya pengawasan ketat, penambahan tenaga pengolah makanan, hingga kontrol kualitas menyeluruh dalam pelaksanaan MBG.
Datuk Rajo Kuaso menekankan bahwa keselamatan generasi muda tidak boleh dikorbankan.
“Anak-anak adalah generasi penerus bangsa. Jangan biarkan mereka menjadi korban dari program yang niatnya mulia tapi pelaksanaannya amburadul,” tegasnya. “Pemerintah harus segera menghentikan program berisiko ini dan mengalihkan anggarannya ke mekanisme bantuan yang lebih sederhana, aman, dan bermanfaat langsung bagi rakyat,” tutupnya.
Baca juga: 352 Siswa di Bandung Keracunan Massal, Dapur MBG Dihentikan, 2 Kantong Muntahan Diperiksa Petugas
Kronologi Keracunan MBG di Jakarta Utara
Salah satu kasus terbaru terjadi di SMA Negeri 15 Jakarta yang berlokasi di Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Sedikitnya tiga pelajar harus dilarikan ke rumah sakit usai menyantap hidangan MBG pada Selasa (23/9/2025).
Jawaban Telak Kepala Sekolah Usai Dokter Tifa Curigai Ijazah Gibran, Isu Wapres Lulusan SD Terjawab |
![]() |
---|
MBG Seharusnya Bergizi, Malah Jadi Tragedi: Guru Ikut Terbaring Akibat Keracunan, Ironi Makan Gratis |
![]() |
---|
Warga Tlogowatu Harap Air Bersih Mengalir, Pemkab Klaten Lewat PDAM Tirta Merapi Siapkan Sambungan |
![]() |
---|
Kolaborasi Pemerintah, TNI, Polri, dan Masyarakat Jadi Kunci Keamanan Klaten |
![]() |
---|
RESMI! 18 Februari 2015 Awal Ramadhan 1447 H Versi Muhammadiyah, Lebaran 20 Maret, Cek SKB 3 Menteri |
![]() |
---|