Breaking News:

Berita Viral

Kecaman Bertubi-tubi untuk Gus Elham, Sang Pendakwah Pilih Tutup Kolom Komentar, PBNU Elus Dada

PBNU mengecam keras tindakan Gus Elham, menilai perbuatannya tidak mencerminkan akhlakul karimah, sang pendakwah kini tutup kolom komentar Instagram

Penulis: joisetiawan
Editor: jonisetiawan
Kolase TribunTrends/Instagram Gus Elham
DRAMA GUS ELHAM - Gus Elham tutup kolom komentar usai banjir kritik, dia meminta maaf secara terbuka kepada masyarakat luas atas videonya cium anak kecil saat dakwah. 
Ringkasan Berita:
  • Video pendakwah muda asal Kediri, Gus Elham Yahya (24), yang mencium seorang anak perempuan di atas panggung dakwah, menuai kecaman
  • PBNU mengecam keras tindakan Gus Elham, menilai perbuatannya tidak mencerminkan akhlakul karimah
  • PBNU mengingatkan pentingnya menjaga marwah dakwah dan keamanan anak-anak

 

TRIBUNTRENDS.COM - Media sosial kembali diguncang oleh peristiwa yang menimbulkan perdebatan panas. Sejumlah video memperlihatkan seorang pendakwah muda asal Kediri, Gus Elham Yahya, mencium seorang anak perempuan dalam kegiatan dakwah di atas panggung.

Cuplikan tersebut, yang tersebar luas di berbagai platform seperti Instagram dan X (Twitter), memperlihatkan momen yang oleh banyak warganet dinilai melampaui batas kewajaran dan tidak pantas dilakukan oleh figur publik, terlebih seorang pendakwah.

Gerak tubuh dan gestur intim Gus Elham terhadap anak kecil itu memicu gelombang kemarahan publik.

Komentar-komentar keras bermunculan, menyoroti tindakan tersebut sebagai bentuk perilaku tak pantas dalam konteks dakwah yang seharusnya mengajarkan nilai moral dan kesantunan.

Baca juga: Sosok Pendakwah Muda Gus Elham Yahya, Dikecam Publik Karna Cium Anak Kecil, Kini Beri Klarifikasi 

Reaksi Cepat: Kolom Komentar Ditutup

Seiring meningkatnya tekanan publik, akun Instagram resmi Gus Elham Yahya mengambil langkah drastis.

Kolom komentar diunggahan-unggahan terbarunya ditutup sepenuhnya, sebuah tindakan yang dipandang sebagai usaha untuk meredam badai kritik dan melindungi reputasi.

Bagi sebagian pihak, langkah ini dianggap sebagai strategi untuk menjaga citra dan kestabilan emosi publik, di tengah arus opini negatif yang begitu deras.

Namun bagi sebagian lainnya, penutupan komentar justru dianggap sebagai bentuk penghindaran tanggung jawab moral dari seorang tokoh agama yang mestinya bersikap terbuka terhadap kritik dan introspeksi.

DRAMA GUS ELHAM - Gus Elham tampil menyampaikan klarifikasi dan permintaan maaf secara terbuka kepada masyarakat luas atas videonya yang viral.
DRAMA GUS ELHAM - Gus Elham tampil menyampaikan klarifikasi dan permintaan maaf secara terbuka kepada masyarakat luas atas videonya yang viral. (Kolase TribunTrends/Tiktok Gus Elham)

Kecaman dari PBNU: Tindakan Tak Mencerminkan Akhlakul Karimah

Gelombang reaksi tak berhenti di media sosial. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) secara resmi menyampaikan keprihatinan mendalam atas perilaku Gus Elham Yahya Luqman.

Ketua PBNU, Alissa Wahid, menegaskan bahwa tindakan yang dilakukan oleh sang pendakwah tidak mencerminkan akhlakul karimah dan bertentangan dengan prinsip dakwah Islam rahmatan lil ‘alamin.

“Itu menodai nilai-nilai dakwah sendiri yang seharusnya memberikan teladan melalui sikap dan lakunya kepada umat,” tegas Alissa kepada awak media di Jakarta, Rabu, 12 November 2025.

Alissa menjelaskan bahwa segala bentuk perilaku yang merendahkan martabat manusia, terlebih anak-anak, merupakan pelanggaran serius terhadap nilai kemanusiaan dan ajaran Islam.

Baca juga: Video Lama Membawa Petaka: Gus Elham Minta Maaf Cium Anak Kecil saat Dakwah, Janji Muhasabah Diri

Prinsip Dakwah: Menjaga Marwah dan Kemanusiaan

PBNU menegaskan kembali bahwa Nahdlatul Ulama memegang teguh prinsip Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyyah, yang berlandaskan keseimbangan antara ajaran syariah dan nilai kemanusiaan.

Oleh sebab itu, segala praktik dakwah yang mencederai maqashid syariah terutama perlindungan terhadap kehormatan manusia (hifdz al-‘irdh) tidak bisa ditoleransi dalam bentuk apa pun.

“Prinsip maqashid syariah inilah yang harus dipegang dan menjadi pertimbangan utama para pendakwah,” ujar Alissa.

PBNU juga menekankan bahwa penghormatan terhadap para kiai, nyai, dan pendakwah bukanlah tanpa syarat. Penghormatan tersebut muncul karena keulamaan, kebijaksanaan, dan peran mereka sebagai pengasuh umat.

“Sebab sejatinya kiai-nyai, pendakwah secara umum juga merupakan guru yang sudah sepantasnya digugu dan ditiru,” lanjutnya.

Komitmen PBNU: Membentuk Ruang Aman dan Bermartabat

Dalam menghadapi maraknya kasus serupa, PBNU telah membentuk Satuan Tugas Penanggulangan Kekerasan di Pesantren (SAKA), sebuah tim khusus yang bertugas menangani dan mencegah praktik kekerasan, pelecehan, maupun penyimpangan di lingkungan pesantren dan lembaga dakwah.

“Pembentukan SAKA merupakan wujud nyata komitmen PBNU dalam menjaga marwah pesantren serta memastikan lingkungan dakwah dan pendidikan Islam tetap berlandaskan kasih sayang, akhlak mulia, dan perlindungan terhadap kemanusiaan,” kata Alissa.

PBNU menegaskan kembali bahwa tidak ada ruang bagi kekerasan, pelecehan, dan penyalahgunaan otoritas dalam dakwah Islam.

“Dakwah harus menumbuhkan kemuliaan, bukan menistakan martabat manusia,” tutupnya tegas.

Gelombang Reaksi Publik: Dari Kecaman hingga Pembelaan

Viralnya video tersebut juga memunculkan gerakan kampanye sosial di berbagai platform digital. Kolase foto Gus Elham tengah mencium anak-anak perempuan tersebar luas dengan berbagai narasi, sebagian besar mengecam dan menyebut tindakan itu sebagai perilaku menjijikkan dan tidak pantas bagi seorang tokoh agama.

Namun, ada pula segelintir warganet yang berusaha membela, menyebut tindakan itu sebagai bentuk ekspresi kasih sayang seorang pendakwah kepada anak-anak.

Meski demikian, mayoritas publik sepakat bahwa dalam konteks panggung dakwah dan sorotan publik, setiap tindakan memiliki konsekuensi moral dan sosial yang tidak bisa disepelekan.

***

(TribunTrends/Jonisetiawan)

Tags:
Gus ElhamInstagramPBNUAlissa Wahid
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved